Mohon tunggu...
wiezkf
wiezkf Mohon Tunggu... Human Resources - Open Observer

Pengamat bebas dengan imajinasi liar, penulis lepas yang tangannya sering nyasar ke keyboard, data analyst yang suka ngulik angka sampai mau minta cuti, dan reviewer jurnal bereputasi yang hobi debat sama teori!. Cukup dengan laptop, kopi, dan rasa ingin tahu, analisis data serta ulasan jurnal jadi petualangan epik penuh plot twist, di mana statistik sering menyerah bilang, “Skip, aku nyerah!” 😂☕

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Hollywood, Tuhan, dan Bencana: Sebuah Perspektif "Multidisiplin"

18 Januari 2025   06:00 Diperbarui: 18 Januari 2025   06:00 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan si Jago Merah di kawasan Pacific Palisades, Los Angeles (nbcnews.com/Ethan Swope)

Kebijakan internasional Amerika Serikat sering kali dikritik karena dampaknya yang luas terhadap dunia, termasuk di Timur Tengah. Peran AS dalam mendukung Israel dalam konflik di Gaza sering kali dianggap tidak adil oleh komunitas internasional. Terkait bencana kebakaran, hubungan ini bisa dianalisis melalui teori geopolitik, di mana sumber daya dialihkan untuk tujuan ekspansi global, sementara tantangan domestik seperti perubahan iklim diabaikan. Fenomena ini memperkuat pandangan bahwa dominasi politik AS kerap menciptakan ketidakseimbangan baik di dalam negeri maupun di dunia internasional.

Perspektif Kejadian dalam Islam

Dalam Islam, kejadian seperti bencana sering dianggap sebagai peringatan dari Tuhan untuk mengingatkan manusia akan ketergantungan mereka pada-Nya. Al-Qur'an menekankan bahwa ujian berupa bencana merupakan cara Allah mengingatkan manusia untuk bertobat dan kembali kepada jalan-Nya. Sebagai contoh, Surah Al-Ankabut: 40 menjelaskan bahwa "kehancuran suatu kaum dapat terjadi akibat dosa-dosa mereka". Dalam konteks ini, kebakaran di Los Angeles, California, bisa dilihat sebagai simbol peringatan, terutama dalam masyarakat yang mulai menjauh dari nilai-nilai spiritual dan religius.

Seorang petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan si Jago Merah di kawasan Pacific Palisades, Los Angeles (nbcnews.com/Ethan Swope)
Seorang petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan si Jago Merah di kawasan Pacific Palisades, Los Angeles (nbcnews.com/Ethan Swope)

"Lalu bagaimana Islam memandang hubungan antara bencana alam dan dosa manusia?" Dalam Islam, bencana alam dipandang sebagai salah satu bentuk ujian atau peringatan dari Allah SWT kepada manusia. Al-Qur'an menyebutkan bahwa kehancuran suatu kaum sering kali disebabkan oleh dosa-dosa mereka, seperti tercermin dalam Surah Al-Ankabut: 40. Bencana juga dipahami sebagai cara Allah mengingatkan manusia untuk bertobat, meningkatkan kesadaran spiritual, dan memperbaiki perilaku. Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah SWT, termasuk bencana, yang bisa menjadi pengingat akan ketergantungan manusia kepada-Nya. Selain itu, bencana juga menjadi ujian kesabaran dan iman bagi orang-orang beriman, sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah: 155-156.

Kesimpulan

Mengacu dari berbagai perspektif, kejadian seperti kebakaran di Los Angeles, California AS mencerminkan interaksi kompleks antara faktor-faktor filosofis, budaya, politik, ilmiah, dan religius. Kritik terhadap ateisme Barat, dampak kolonisasi budaya oleh Hollywood, dan relevansi hukum-hukum fisika dalam menjelaskan bencana menunjukkan adanya kebutuhan untuk merenungkan kembali hubungan manusia dengan nilai-nilai spiritual. Perspektif Islam memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana manusia dapat mengambil hikmah dari kejadian ini, sebagai pengingat untuk kembali kepada moralitas dan etika yang lebih tinggi dan beradab.

Referensi:

  • Barrow, J. D., & Tipler, F. J. (1986). The anthropic cosmological principle. Oxford University Press.
  • Nietzsche, F. (1882). The gay science (W. Kaufmann, Trans.). Vintage Books.
  • Said, E. W. (1978). Orientalism. Pantheon Books.
  • Al Qur'an. Surah Al-Ankabut: 40.
  • Al Qur'an. Surah Al-Baqarah: 155-156.
  • Appadurai, A. (1996). Modernity at large: Cultural dimensions of globalization. University of Minnesota Press.
  • Castells, M. (2009). The rise of the network society. Wiley-Blackwell.
  • Giddens, A. (1991). Modernity and self-identity: Self and society in the late modern age. Polity Press.
  • Huntington, S. P. (1996). The clash of civilizations and the remaking of world order. Simon & Schuster.
  • Jenkins, H. (2006). Convergence culture: Where old and new media collide. New York University Press.
  • Scholte, J. A. (2005). Globalization: A critical introduction. Palgrave Macmillan.
  • Sassen, S. (1998). Globalization and its discontents. New Press

~ The season of "All in Baitul Maqdis" 2025 ~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun