Mohon tunggu...
wiezkf
wiezkf Mohon Tunggu... Human Resources - Open Observer

Pengamat bebas dengan imajinasi liar, penulis lepas yang tangannya sering nyasar ke keyboard, data analyst yang suka ngulik angka sampai mau minta cuti, dan reviewer jurnal bereputasi yang hobi debat sama teori!. Cukup dengan laptop, kopi, dan rasa ingin tahu, analisis data serta ulasan jurnal jadi petualangan epik penuh plot twist, di mana statistik sering menyerah bilang, “Skip, aku nyerah!” 😂☕

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Apokaliptik dan Bencana Kebakaran: Sorotan Tragedi Los Angeles, CA.

13 Januari 2025   02:24 Diperbarui: 13 Januari 2025   02:24 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Helikopter menjatuhkan air di sekitar pemukiman terancam kebakaran di Pacific Palisades, CA, 7/Jan/25. (AFP via Getty Images/David Swanson)

1. Faktor Penyebab Kebakaran

Kebakaran hutan di Los Angeles, California - AS merupakan fenomena yang semakin sering terjadi, dipengaruhi oleh faktor-faktor kompleks yang mencakup kebiasaan masyarakat, kondisi lingkungan, dinamika politik internasional, serta interpretasi apokaliptik oleh para ahli dan tokoh agama. Kejadian ini tidak hanya merusak ekosistem dan ekonomi, tetapi juga memunculkan pertanyaan tentang penyebab dan solusi yang mungkin ada untuk mengurangi dampaknya.

a. Kebiasaan Masyarakat dan Faktor Lingkungan

Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kebakaran hutan adalah kebiasaan masyarakat. Pembangunan perumahan yang semakin dekat dengan area hutan dan penggunaan api terbuka merupakan salah satu penyebab yang memperburuk risiko kebakaran. Selain itu, faktor lingkungan, terutama perubahan iklim, memperburuk kondisi ini. Perubahan iklim menyebabkan suhu yang lebih tinggi, memperpanjang musim panas, dan mengurangi kelembaban tanah, menciptakan kondisi yang lebih mudah terbakar. Berdasarkan laporan dari California Climate Assessment, kebakaran hutan di California telah meningkat lima kali lipat sejak 1970-an. Aktivitas manusia, seperti pembakaran sampah atau pemeliharaan kabel listrik yang rusak, berkontribusi pada 84% kebakaran di wilayah ini (CalFire, 2022). Model prediktif menunjukkan bahwa jika suhu global terus meningkat sebesar 2C, area yang terbakar setiap tahun di California bisa meningkat hingga 77% pada akhir abad ini (Westerling, 2018).

b. Faktor Politik Internasional

Selain faktor domestik, kebakaran hutan di California juga dipengaruhi oleh dinamika politik internasional, khususnya kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Dukungan besar AS terhadap Israel, seperti yang terlihat dalam konflik Israel-Palestina, telah mengalihkan sejumlah sumber daya yang seharusnya digunakan untuk mitigasi kebakaran hutan ke sektor militer. Pada tahun 2023, AS mengalokasikan $17,9 miliar untuk bantuan militer kepada Israel, yang lebih dari tiga kali lipat anggaran untuk Badan Manajemen Darurat Federal (Federal Emergency Management Agency, FEMA) pada tahun yang sama (United States Support for Israel in the Israel--Hamas War). Alokasi anggaran yang besar untuk sektor militer ini memperburuk keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk penanggulangan bencana alam di dalam negeri.

c. Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Frekuensi Kebakaran Hutan

Perubahan iklim mempengaruhi frekuensi dan intensitas kebakaran hutan di California melalui beberapa mekanisme. Suhu yang lebih tinggi menyebabkan penguapan yang lebih besar, sehingga vegetasi menjadi kering dan mudah terbakar. Pola cuaca yang tidak menentu dan curah hujan yang semakin tidak terprediksi juga memperburuk situasi, sementara badai petir kering, yang semakin umum akibat perubahan iklim, menjadi pemicu alami kebakaran. Laporan dari California Climate Assessment menunjukkan bahwa kebakaran hutan kini berlangsung lebih lama setiap tahunnya, memperpanjang periode kebakaran puncak yang sebelumnya hanya berlangsung beberapa minggu menjadi berbulan-bulan (CalFire, 2022).

Api melalap persimpangan Temescal Canyon & Pacific Coast Highway, Palisades, California, 7/Jan/25. (AFP via Getty Images/Robyn Beck)
Api melalap persimpangan Temescal Canyon & Pacific Coast Highway, Palisades, California, 7/Jan/25. (AFP via Getty Images/Robyn Beck)

2. Alokasi Anggaran

a. Dampak Alokasi Anggaran Militer terhadap Penanganan Bencana Alam

Pembagian anggaran yang besar untuk sektor militer berdampak langsung pada kemampuan AS untuk menangani bencana alam, termasuk kebakaran hutan. Pada tahun 2023, anggaran militer AS mencapai sekitar $877 miliar, sedangkan anggaran untuk penanggulangan bencana alam jauh lebih kecil. Hal ini mengarah pada keterbatasan dana yang tersedia untuk program mitigasi kebakaran hutan, respons darurat, dan pemulihan pasca-bencana. Menurut laporan Congressional Budget Office (2021), hanya sebagian kecil anggaran federal yang dialokasikan untuk Federal Emergency Management Agency, FEMA dan program mitigasi risiko lingkungan, yang sering kali kekurangan dana saat bencana besar terjadi.

b. Kerugian Ekonomi dari Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan yang melanda Los Angeles pada Januari 2025 diperkirakan akan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Menurut AccuWeather, kerugian ini bisa mencapai antara $52 hingga $57 miliar, sementara JPMorgan Chase & Co salah satu Bank terbesar dan terkemuka di dunia, yang menyediakan berbagai layanan keuangan, termasuk perbankan investasi, manajemen aset, dan layanan perbankan komersial. JPMorgan memperkirakan klaim asuransi terkait kebakaran hutan ini melebihi $20 miliar, menjadikannya yang terbesar dalam sejarah AS (Kompas, 2025; Planet Berita, 2025). Kerugian ini mencakup kerusakan properti, biaya pemadaman, evakuasi, serta dampak ekonomi jangka panjang yang membebani anggaran negara bagian dan federal.

3. Pandangan Agama dan Persepsi Masyarakat dalam Bingkai Apokaliptik

Dalam banyak tradisi agama, bencana alam sering dipandang sebagai bentuk peringatan atau ujian dari Tuhan. Dalam tradisi Abrahamik (Islam, Kristen, dan Yudaisme), bencana alam kadang-kadang dilihat sebagai tanda akhir zaman atau pengingat bagi umat manusia untuk kembali pada moralitas dan ketaatan. Sebaliknya, dalam tradisi Hindu dan Buddha, karma dianggap memainkan peran penting dalam bencana alam, dengan tindakan manusia terhadap alam diyakini mempengaruhi keseimbangan ekologis. Pandangan agama ini dapat memotivasi perubahan perilaku individu dan kolektif dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Sebagian ahli dan tokoh agama sering menafsirkan peningkatan bencana alam, termasuk kebakaran hutan, dalam konteks apokaliptik, yang dilihat sebagai tanda-tanda akhir zaman. Dalam perspektif ini, kebakaran hutan di Los Angeles menjadi simbol peringatan bagi umat manusia untuk memperbaiki perilaku terhadap lingkungan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan. Meskipun pandangan ini dapat memperkuat ketakutan dan kecemasan, ia juga bisa mendorong tindakan kolektif untuk perubahan kebijakan lingkungan.

Asap kebakaran dekat Pacific Palisades, Los Angeles, California, saat badai angin, 7/Jan/25. (REUTERS/Daniel Cole)
Asap kebakaran dekat Pacific Palisades, Los Angeles, California, saat badai angin, 7/Jan/25. (REUTERS/Daniel Cole)

4. Ringkasan

Kebakaran hutan yang terjadi di Los Angeles merupakan hasil dari interaksi kompleks antara kebiasaan masyarakat, faktor lingkungan, dinamika politik internasional, dan interpretasi apokaliptik oleh ahli dan tokoh agama. Sebagai respons terhadap ancaman ini, diperlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan kebijakan mitigasi perubahan iklim, pembagian anggaran yang lebih adil untuk penanggulangan bencana, serta kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan untuk mengurangi risiko kebakaran hutan di masa depan.

Bibliography

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun