Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Penulis - Padang Pariaman Bicara

Lakuang maninjau kalam manyigi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Lubuak Pua dan Mimba Delapan VII Koto

16 Januari 2025   08:50 Diperbarui: 16 Januari 2025   08:50 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Walinagari Balah Aie Jonifriadi. (foto dokpri)

Jonifriadi yang juga Ketua Forum Walinagari Kabupaten Padang Pariaman ini menjelaskan, bahwa Tuanku Bagindo adalah Khalifah pertama di Lubuak Pua.

Sepulang dia mengaji, Tuanku Bagindo belum lagi menetap di kampung. Dia lama "merasul" di Pincuran Sonsang. Ke Lubuak Pua, Tuanku Bagindo dijemput oleh masyarakat.

Beliau sezaman dengan Syekh Muhammad Yatim, Syekh Tuanku Sidi Talue, Tuanku Shaliah. "Tuanku Bagindo yunior Syekh Muhammad Yatim, tapi senior oleh Tuanku Shaliah. Makanya, ketika Tuanku Shaliah ingin mandi, dia pastikan betul, Tuanku Bagindo, Tuanku Sidi Talue sedang tidak mandi di bagian bawah," katanya.

Sebab, Tuanku Bagindo dan Tuanku Sidi Talue adalah senior Tuanku Shaliah. Mereka sama-sama menjadikan Sungai Batang Mangoi sebagai tempat untuk mandi. Tuanku Shaliah tinggal di bagian teratas, sementara Tuanku Bagindo dan Tuanku Sidi Talue di bagian bawah sungai besar itu.

Tuanku Sidi Talue dan Keputusan Kaji

Menurut Jonifriadi, Balah Aie punya banyak ulama hebat dulunya. Salah satunya Tuanku Sidi Talue ini. Orang menyebutnya di Sampan, tapi itu sebenarnya di Toboh Mandailing.

Bersama Tuanku Sidi Talue inilah dulunya terkenal majlis ilmu, forum muzakarah yang menghadirkan para alim dan ulama dari berbagai pelosok.

Tempat keputusan kaji bagi sebagian ulama yang sibuk dengan dunia keilmuan. Tersebut Syekh Muda Wali. Seorang ulama Aceh, menantu oleh Syekh Muhammad Djamil Jaho yang pernah memutuskan kajinya bersama Tuanku Sidi Talue ini.

Makanya, sebagian besar masyarakat Balah Aie yang melakukan ziarah ke Aceh, pasti memasukan Labuhan Haji, pesantren dan makamnya Syekh Muda Wali sebagai tempat yang dikunjungi.

Meskipun Syekh Muda Wali terkenal dengan Naqsabandiyah jalur tariqatnya, tidak Syattariyah seperti di Padang Pariaman, tetap saja beliau jadi satu tempat ziarah oleh masyarakat nagari ini.

Menurut ceritanya, Syekh Muda Wali ini setiap mendatangi ulama dan perguruan di Padang Pariaman ini, selalu membawa seekor ayam. Gunanya, ayam itu disembelih manakala kaji yang didiskusikan itu tuntas. Dan itu pernah terjadi ketika dia bersua dengan Tuanku Sidi Talue ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun