Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Penulis - Padang Pariaman Bicara

Lakuang maninjau kalam manyigi

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Hindari Zoning Out dengan Membaca Buku Best Seller

7 November 2024   08:07 Diperbarui: 7 November 2024   08:09 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku dinamika pemikiran dan gerakan mahasiswa yang ditulis Armaidi Tanjung. (foto dokpri)

Buku adalah jendela ilmu. Buku juga disebut sebagai guru yang tak pernah marah. Membaca buku adalah kesukaan saya sejak lama.

Tak sekedar hobi baca, tapi juga suka dan sering beli buku. Apalagi, buku dikasih, tak pernah saya tolak. Hanya saja, ketika digitalisasi mulai merambah kehidupan, membaca buku agak menurun.

Tapi, saat bepergian ke luar daerah, satu atau buku masih saya bawa untuk baca di dalam perjalanan. Buku bacaan saya banyak yang ringan-ringan saja. 

Artinya, buku yang enak dan seru untuk dibaca. Salah satunya novel. Novel termasuk buku yang saya sukai. Apalagi novel sejarah, wah ini sampai hafal alur ceritanya usai membaca.

Ada buku yang agak berat, itu biasanya tak paham ketika membaca pertama alias zoning out, biasanya buku itu tergeletak saja di rak buku.

Sebab, diulang beberapa kali, tak pernah ketemu. Dibaca terus, tapi ingatan kita ke yang lain. Kadang kalau tak ketuju itu, mata cepat ngantuk saat membuka lebaran buku itu.

Makanya, menghindari zoning out, saya lebih banyak beli buku yang ringan-ringan saja. Buku biografi misalnya.

Kemudian buku yang tak begitu panjang-panjang catatan kakinya. Sebab, catatan kaki yang panjang, ini akan mengalihkan ingatan kita dari alur cerita pertama kita dalam buku.

Saya ingin, kalau pun panjang catatan kaki, itu dibuat di bagian khusus di halaman akhir buku.

Sebaai wartawan, hobi baca buku saya menjadi kebutuhan. Dari berbagai buku yang saya adopsi, terasa sekali memperkaya keilmuan tulis menulis saya.

Makanya, ketika diajak ke mall oleh kawan-kawan, pertama saja cari itu tokoh buku dan Gramedia. Ketemu, untuk sementara, saya berpisah dengan kawan.

Kawan mencari tujuannya, saya lebih asik di Gramedia, mencari buku baru. Beruntung saya kalau kawan itu lama di mall, saya pun lebih leluasa di Gramedia.

Tak heran, buku terbitan Gramedia, Buku Kompas, dan kelompoknya, lebih banyak saya miliki ketimbang buku terbitan lain.

Cerita feature, laporan jurnalistik, adalah buku yang paling saya gemari. Apalagi bukunya sudah masuk best seller, ini sebentar saja, saya sudah bisa "mengkhatamnya".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun