Zainuddin mau akan berencana melanjutkan pendidikannya ke Padang. Perguruan Ma'had Al-Madani Padang, tiba-tiba dia dipanggil oleh Syekh Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah, Syaikhul Ma'had Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan.
Dipanggil dan disuruh mengajar di Lubuak Pua. "Di situ tempat yang rancak. Tempat orang keramat, terkenal dengan Tuanku Bagindo Lubuak Pua," kata Buya ke Zainuddin.
Bagi Zainuddin, Lubuak Pua sudah tidak asing. Dia bersama sejumlah kawannya sering ke Nagari Balah Aie Utara ini.
"Ambo acap juga berulang ke Lubuak Pua. Kadang kerja di sawah dan ladang, kadang kerja bangunan, karena guru tuo Ahmad Yusuf sedang membangun huller di Lubuak Pua ini," kenang Zainuddin.
Tentu sebelum Zainuddin dipanggil oleh Buya, Ahmad Yusuf lebih duluan berunding dan sekalian minta restu untuk bisanya Zainuddin tinggal dan mengajar di Surau Pekuburan Lubuak Pua itu.
Langsung pula main cepat. Sesuai permintaan dengan orang yang diminta, Buya pun langsung mengantar Zainuddin ke Lubuak Pua.
Di Lubuk Pandan, Ahmad Yusuf memang seorang guru tuo, santri senior, tapi di kampung dia sudah jadi ulama panutan.
Semasa jadi guru tuo itu, dia sering bolak balik Lubuk Pandan ke kampung, mengisi wirid pengajian di sejumlah surau, memimpin banyak jemaah di sekitar VII Koto Sungai Sariak.
Tiap pekan. Bahkan, sebagian wirid jemaah Tuanku Bandaro Limpato, itu dijalankan oleh Ahmad Yusuf ini.
Dengan sendirinya, Ahmad Yusuf telah membangun jaringan yang kuat dengan berbagai lapisan masyarakat. Lewat jaringan yang luas itu pula, usaha dan bisnisnya lancar dan punya networking yang kuat.
Usaha meningkat, wirid pengajian untuk kaum muda dan yang tua-tua pun kian lancar, dan terus berkesinambungan.