Armaidi dan buku, tampak sudah semakin sulit untuk dipisahkan. Boleh dibilang, Sekretaris DPD SatuPena Sumatera Barat ini telah sampai pada puncak karir wartawan dan penulis.
Ya, sebagai wartawan, Armaidi telah menjalani semua job yang ada di dunia wartawan. Puncak tertingginya, pemimpin redaksi, dan Armaidi telah melewati itu.
Sebagai penulis, tak terhitung banyaknya buku dari berbagai disiplin keilmuan yang ditulis Bendahara PWI Pariaman ini. Dan buku "Dinamika Pemikiran dan Gerakan Mahasiswa Sumatera Barat Era 1990 an" ini, adalah buku kumpulan tulisan dia sendiri dan berita atau artikel tentang gerakan yang dilakukannya semasa mahasiswa.
Tulisan dia dan tentang pergerakannya di zaman mahasiswa. Tentu tulisan itu berserak di berbagai media cetak dulunya, dan kini di satukan dalam sebuah buku, laksana bunga rampai.
Saya belum baca benar semua isinya. Tapi, inti dan poin yang hendak disampaikan oleh Armaidi dalam buku ini, adalah anjuran untuk menulis kepada kedua putra dan putrinya.
Karena buku ini sebagai hadiah ulang kedua anaknya. Sebagian besar adalah kumpulan opini yang ditulis Armaidi di berbagai media cetak. Dan sebagian kecil berita tentang pergerakan dia bersama mahasiswa.
Setidaknya, buku ini agenda lama yang penting. Kehadirannya saat ini masih sangat relevan. Di tengah digitalisasi yang menghantam dinamika kehidupan, rasanya kehadiran tulisan Sekretaris Forum Kabupaten Sehat Padang Pariaman ini dengan corak motivasi dan edukasi, akan menjadi jawaban dalam memilih dan memilah sebuah pemberitaan hoax.
Saya kenal dan mengenal Armaidi agak terkudian dari Dr. Hendra Naldi, penulis pengantar buku ini. Saya kenal Armaidi setelah dia selesai dari mahasiswa.
SKM Padang Pos, sebuah surat kabar mingguan wadah tempat saya saling kenal dengan aktivis NU Sumatera Barat yang lahir 1 Mei 1969 di Sungai Pasak, Pariaman ini.
Ya, tahun 2000. Pertemanan berlanjut dalam satu media hingga tahun 2005. Dari Padang Pos, Semangat Demokrasi, Media Nusantara, Media Sumbar.