Tiga buku itu sudah saya baca, dan sudah tamat saking enaknya dibaca. Berjudul; "The Power of Dream, Kekuatan Impian, Enlightenment Mencapai Pencerahan Diri, dan Aplikasi Reiki dalam Mencapai Tingkat Master".
Buku itu saya dapatkan dari panitia ulang tahun Pak Tjiptadinata Effendi dan Uni Roselina Effendi ke-80, Ahad 17 September 2023 di Restoran Bernama, Padang.
Dari dua kali pertemuan itu, dan banyak membaca buku dan karya tulis Pak Tjipta, saya terasa sudah berguru pada tokoh yang tepat. Tulisan Pak Tjipta yang selalu mengedukasi, memberikan semangat, serta pentingnya hidup berbagi, adalah cerminan ketulusan seorang Pak Tjipta.
Dia senang dan suka menebar kebaikan. Kepada saya, selalu dia bicara logat Minang. Karena tahu mungkin orang sekampung.
Tentu dalam dunia maya bicara dengan bahasa keseharian kita, adalah lambang nasionalisme yang mantap.
Menjunjung tinggi kearifan lokal, meski Pak Tjipta dan keluarga sudah lama tinggal di luar negeri, tak membuat dia terbawa arus globalisasi yang kencang.
Bagi Pak Tjipta, apapun bisa jadi cerita. Kegiatan apa saja yang dilakukannya, bisa dikemas jadi bahan edukasi dan motivasi. Saya selalu menyimak itu dari Pak Tjipta.
60 tahun pernikahan Pak Tjipta dan Uni Roselina, adalah lambang keabadian. Menjalani hidup dan kehidupan yang penuh dengan gelombang pasang, suka dan duka yang datang silih berganti.
Saya ingin keabadian Pak Tjipta dan Uni Roselina kembali pakai baju pengantin seperti tahun lalu, di Istano Basa Pagaruyung. Dimana tahun kemarin itu, saya dikirimkan foto Pak Tjipta dan Uni Roselina yang sedang pakai baju pengantin, lalu saya ulas jadi tulisan.
Tapi, Pak Tjipta telah memberikan contoh dalam banyak hal. Contoh kehidupan yang abadi lewat ilmu pengetahuan yang diberikan kepada banyak orang.
Ilmu literasi yang sesungguhnya. Bahwa apapun patut ditulis dan patut diabadikan hasil karya tulis itu lewat buku.