Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Penulis - Padang Pariaman Bicara

Lakuang maninjau kalam manyigi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Tuanku Diyakini Diangkut Syekh Burhanuddin dari Aceh ke Minangkabau

10 Mei 2024   22:21 Diperbarui: 10 Mei 2024   22:23 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duski Samad Tuanku Mudo dan Jalalen Tuanku Sidi diskusi panjang soal keunikan gelar tuanku. (foto dokpri)

Saking populernya tuanku ini, kadang gelar itu mampu mengalahkan namanya sendiri. Nama yang diangkut sejak lahir, yang dilekatkan oleh kedua orangtuanya.

Contoh, Tuanku Bagindo di Lubuak Pua. Tak banyak yang tahu nama lengkap ulama yang masyhur dari 1876-1955 ini.

Lama bermukim dan mengajar sekaligus niniak mamak di Lubuak Pua, dia populer dengan sebutan Tuanku Bagindo Lubuak Pua.

Begitu pula Tuanku Shaliah Sungai Sariak. Tak banyak orang tahu namanya. Ulama yang paling populer sampai saat ini.

Terkenal dengan "keramat", karena banyak kegiatannya yang mencengangkan dulunya. 

Kamis, 9 Mei 2024 di sebuah kedai di Balai Baru, Kabupaten Padang Pariaman kami terlibat dalam diskusi panjang soal tuanku ini.

Ya, membicarakan diri sendiri. Mulai dari keunikan tuanku yang dianggap Prof Duski Samad Tuanku Mudo, karena dia sering membandingkannya dengan gelar serupa tapi tak sama di luar sana.

Hingga kritikan terhadap tingkah laku tuanku yang kadang-kadang dianggap melampaui, dan sangat tidak wajar, tapi itu ada dan dilakukan oleh mereka yang tergolong tuanku ini.

Oleh Buya Jalalen Tuanku Sidi ini menjadi sesuatu yang harus diberikan jalan keluarnya. Penting sekali klasifikasi, kompetensi yang menuntut tuanku itu tak bisa disembarangan.

Pimpinan dan Guru Besar Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Islamiyah Buluah Kasok ini punya pengalaman tersendiri, terutama soal tuanku yang belakangan dianggap belum semestinya diangkat, tapi sudah diberi gelar tuanku.

"Laksana ayam berkokok di luar sakok. Ada beberapa santri yang sudah jadi tuanku, pindah ke Buluah Kasok, diuji membaca kitab ini dan itu tak pandai," cerita Buya Jalalen Tuanku Sidi ke Prof Duski Samad Tuanku Mudo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun