Itu suara sunyi yang terdengar dari bisik-bisik jemaah masjid yang menerima nasi bungkus setelah Shalat Jumat di tiga masjid itu.
Bagi pria kelahiran Pakandangan 1969 ini, menyampaikan terima kasih seperti itu, amat penting sekali artinya. Bahkan segala-galanya.
Dan gerakan sosial kemasyarakatan itu juga menjadi tradisi tersendiri oleh Syauqi di kampung halaman, terutama dalam dua tahun terakhir.
Dalam masa mencari suara selama proses Pemilu, Syauqi juga banyak melakukan gerakan sosial kemasyarakatan.
Makanya, gerakannya lebih pada kelompok-kelompok masyarakat. Hampir semua kelompok masyarakat Padang Pariaman, tersentuh oleh program Syauqi selama pencalonan kemarin.
Pemberdayaan kelompok masyarakat yang dilakukan Syauqi, ternyata belum bisa mengantarkan dia ke DPRD Sumbar.Â
Syauqi kecewa, sedih, menyesal ikut mencaleg? Tidak. Selasa 5 Maret 2024 kami bersua dan berdiskusi panjang dengan dia di sebuah kafe di Bandung, Jawa Barat.
Semangatnya masih tinggi. Keasyikannya berdiskusi soal politik keumatan masih seperti saat dia sebelum ikut Pemilu.
Menurut analisa para politisi di Padang Pariaman, Syauqi sangat luar biasa. Sebagai orang rantau, pertama mencaleg di kampung, dapat dukungan lebih dari 5.000 suara, sangat mengejutkan sekali.
Program dia menjadikan Padang Pariaman sebagai pusat durian musangking, terasa sekali memberikan sesuatu dalam kebangkitan ekonomi masyarakat.
Tentu, program itu belum terasa saat ini. 15 ribu bibit durian musangking yang dibagikannya, butuh waktu panjang untuk menikmatinya.