Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Penulis - Padang Pariaman Bicara

Lakuang maninjau kalam manyigi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dilewakan Jadi Tuanku, Santri Madrasatul 'Ulum Diminta untuk Tidak Meninggalkan Surau

25 Februari 2024   20:48 Diperbarui: 25 Februari 2024   21:12 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesan moral itu disampaikan secara jelas dan terang oleh Pimpinan Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pua, Nagari Balah Aie Utara, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman, Ahad 25 Februari 2024.

Ya pesan moral saat prosesi wisuda santri tingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Wisuda dikemas dalam bentuk doa dan perayaan sekaligus penyerahan ijazah.

"Aku berikan ijazah ini kepada engkau sebagaimana aku menerima ijazah dari guru dulunya," ucap pengasuh Madrasatul 'Ulum Lubuk Pua Buya H. Zainuddin Tuanku Bagindo Basa.

Ucapan itu disampaikan dalam bahasa Arab, dan diterima serta dijawab oleh santri satu persatu yang sedang wisuda dengan bahasa Arab pula.

Empat santri berhasil menamatkan kaji. Istilah di pesantren itu tamat kelas tujuh atau tamat marapulai kaji.

Kata sepakat antara keluarga santri dengan pesantren yang berdiri sejak 1991 ini, keempat santri itu diberikan gelar tuanku.

Mereka adalah Rahmat Zarkasi dengan gelar Tuanku Alim, Beni Hendra diberi gelar Tuanku Imam, Ilham mendapat gelar Tuanku Mudo Basa, dan Rahmat Hidayat mendapatkan gelar Tuanku Malin Basa.

Sementara, 10 orang santri lainnya pada waktu bersamaan juga wisuda. Mereka wisuda tamat tafsir alias tuntas tingkat Tsanawiyah.

Pimpinan Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pua Buya H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi berpesan, agar santri yang sudah bergelar tuanku tidak meninggalkan surau.

"Kita dari surau, setiba di kampung harus tinggal dan menghidupkan surau. Orangtuanya harus kuat mengajak ke surau," ujar Buya Ahmad Yusuf.

Ketika orang lain masih menyapa dengan menyebut nama, Buya Ahmad Yusuf menekankan pada santri itu untuk terus menyahuti.

"Jangan sombong, dan jangan mentang-mentang. Harus tuntaskan pengabdian dua tahun mendatang di pondok ini," pesan Buya Ahmad Yusuf.

Kepada orangtua dan keluarga santri tersebut, Buya Ahmad Yusuf menekankan pentingnya kerjasama yang baik dalam merawat gelar tersebut.

Rajin bertanya dan mengaji, karena tantangan semakin berat di tengah masyarakat.

"Di pundak kita tersemat nama baik dan kebesaran Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pua ini," sebutnya.

Prosesi melekatkan gelar itu langsung dihadiri keluarga besar santri terkait, tokoh masyarakat Balah Aie, niniak mamak nagari, Walinagari Balah Aie Utara Afrizal.

Hadir juga Ketua DPC PKB Padang Pariaman yang juga Ketua Komisi II DPRD daerah itu, Tuanku Afredison.

Seperti disebutkan panitia acara, Afrizal Arif Tuanku Mudo, tahun kemarin ada masuk Pokir Tuanku Afredison sebesar Rp 50 juta yang sudah dilekatkan untuk renovasi Surau Pekuburan, sebagai basis utama tempat mengaji santri Madrasatul 'Ulum Lubuk Pua.

Tuanku Afredison juga keluarga besar Madrasatul 'Ulum. Dia terpilih kembali sebagai anggota DPRD Padang Pariaman dalam pencoblosan Rabu lalu.

Sejumlah alumni Madrasatul 'Ulum Lubuk Pua juga ikut meramaikan kegiatan. Doa bersama langsung dipimpin oleh pimpinan Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan Buya Marulis Tuanku Mudo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun