Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Penulis - Padang Pariaman Bicara

Lakuang maninjau kalam manyigi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Catatan Ziarah ke Syekh Abdurrauf as-Singkili, Kebersamaan Itu Jangan Cepat Berlalu

11 Januari 2024   23:43 Diperbarui: 11 Januari 2024   23:50 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wirid pengajian usai Magrib Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah ketika di Kuala, Banda Aceh. (foto dokpri)

Kebersamaan. Ini komitmen tak tertulis sepertinya dari kalangan tuanku dalam mengurus perjalanan ziarah jemaah Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah Padang Pariaman.

Ya, perjalanan ziarah dari 8-15 Januari 2024 yang dimulai di Surau Pekuburan, makam Tuanku Bagindo Lubuak Pua, Syekh Burhanuddin Ulakan, Syekh Mahmud Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Lalu ke Aceh Singkil dan Syekh Abdurrauf as-Singkili yang masyhur dengan Syiah Kuala di Gampong Deyah Raya, Banda Aceh.

Adalah Amrizal Tuanku Sutan, Buya Bustanul Arifin Khatib Bandaro, Buyung Elok Tuanku Kuniang, Nursyamsu alias Bujang, dan Tuanku Damanhuri.

Terutama kebersamaan dalam melakukan ritual ziarah dan ibadah. Shalat berjemaah tiap waktu dengan gantian imam, pemimpin wirid setelah shalat, lalu gantian pula pemimpin doa bersama usai shalat.

Pun ketika melakukan jamak qasar shalat, juga dilakukan secara bersama. Maklum, sama-sama tuanku yang tentu punya pengalaman dan keilmuan tersendiri dalam soal ini.

Begitu juga ketika mengaji, wirid dan tahlil di makam keramat yang dikunjungi, juga bergantian yang mengurah tahlil tersebut.

Para tuanku yang memimpin Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah ini berbeda tempat mengajinya, tentu tak sama pula cara mereka dalam memasyarakatkan tradisi keagamaan itu.

Amrizal Tuanku Sutan adalah ulama tua belum muda terlampau. Kelahiran 1974 di Bisati Sungai Sariak. Dia pernah mengaji di Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan.

Bersama Tuanku Afredison, Amrizal ini ikut pindah dan belajar dengan Afredison di Tandikek. Sampai saat ini, Amrizal masih aktif di Tandikek ini.

Amrizal juga aktif khuruj bersama jemaah tabligh. Soal jadi imam shalat, Amrizal ini terkenal suaranya rancak, makraj hurufnya bersih, sehingga disukai banyak jemaah.

Buya Bustanul Arifin Khatib Bandaro adalah alumni Ampalu Tinggi dan Batang Kabung Padang. Bustanul Arifin juga seorang Khatib Nagari Sungai Durian.

Pernah jadi wartawan, Bustanul Arifin lebih sering ke Mekkah dan Madinah. Membimbing jemaah umrah dari berbagai daerah lewat Malika Wisata Utama.

Kini, Bustanul Arifin tercatat sebagai Caleg DPRD Padang Pariaman dari PKB di Dapil IV, yang meliputi Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Patamuan, Padang Sago, V Koto Kampung Dalam dan V Koto Timur.

Soal ziarah dan umrah, Bustanul Arifin yang caleg nomor urut empat ini memang familiar, sehingga untuk ziarah jemaah Bujang tahun ini, Bustanul Arifin dilibatkan.

Di nagarinya, Sungai Durian, di samping jadi Khatib, Bustanul Arifin juga tokoh masyarakat, pernah jadi anggota Bamus nagari.

Kepada semua jemaah, Bustanul Arifin diminta doa restu, sekaligus ikut namanya dimasukkan dalam orang yang ditahlilkan, agar niat dan tujuannya jadi wakil rakyat tercapai dengan baik.

Nursyamsu yang akrab disapa Bujang, adalah Ketua rombongan. Jemaah yang ikut ziarah kali ini, berasal dari Balah Aie, Sungai Sariak, dan nagari sekitar VII Koto Sungai Sariak.

Bujang termasuk tokoh yang sering dilibatkan dalam soal ziarah Khalifah Tuanku Bagindo Lubuak Pua ini.

Dia merasa senang, jemaah yang ikut kali ini bisa terhimpun dalam organisasi Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah Padang Pariaman.

Sementara, Buyung Elok Tuanku Kuniang adalah ulama Ulakan, aktif dengan jemaah di komplek makam Syekh Burhanuddin.

Terutama jemaah yang sembahyang empat puluh di surau Bisati Sungai Sariak yang ada di Ulakan. Tuanku Kuniang Elok ini adalah ulama yang pernah mengaji di Surau Lubuk Tajun Pakandangan dulunya.

Dia merasa terbantu dalam kebersamaan ini. Jemaah bisa dipandu secara baik, kapan mestinya menjamak dan mengqashar shalat, dan kapan waktunya harus zikir di komplek makam. 

Dan Tuanku Kuniang Elok minta kebersamaan ini juga diwujudkan dalam "ziarah Walisongo" besok ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun