Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Penulis - Padang Pariaman Bicara

Lakuang maninjau kalam manyigi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Menapaktilasi Shatariyah Syekh Abdurrauf as-Singkili dari Kampong Kilangan Aceh Singkil

10 Januari 2024   08:10 Diperbarui: 10 Januari 2024   08:11 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama di Kampong Kilangan Aceh Singkil. (foto dokpri)

Ziarah adalah ibadah sunat. Di Padang Pariaman, lazim masyarakat melakukan rangkaian ziarah pada momen puasa menjelang.

Di samping "Basafa" yang menjadi puncak ziarah ke Ulakan, makan Syekh Burhanuddin, menjelang puasa masuk juga menjadi rutinitas tersendiri oleh para ulama, tuanku, labai bersama jemaahnya.

Syekh Burhanuddin Ulakan terkenal ulama pembawa peradaban Islam lewat Shatariyah, setelah mengaji dengan Syekh Abdurrauf as-Singkili.

Dengan menziarahi dua tempat bersejarah di Aceh ini, jemaah bisa kembali menapaktilasi Shatariyah itu sendiri.

Shatariyah yang dari Syekh Abdurrauf as-Singkili ini besar dan mendominasi di kalangan masyarakat dan jemaah di Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Syekh Abdurrauf as-Singkili adalah ulama Aceh yang tidak hanya dikenal masyarakat Aceh atau Nusantara pada umunya, tapi juga di dunia internasional. 

Nama lengkapnya adalah Aminudin Abdurrauf bin Ali al-Jawi Tsumal Fansuri as-Singkili. Ia dilahirkan di Singkil Aceh pada tahun 1024 H atau 1615 M. Syekh Abdurrauf as-Singkil dikenal juga dengan gelar Teungku Syekh Kuala.

Sebagai ulama besar di Aceh, pada abad ke 17, terkenal dan fenomenal fatwanya, yakni tentang bolehnya wanita jadi pemimpin.

Artinya, keadilan dan kesetaraan gender, sudah lama adanya, dan dipahami oleh Syekh Abdurrauf as-Singkili sebagai persamaan hak dan kewajiban dalam urusan dunia.

Makanya, tersebut di Aceh ini tokoh pahlawan nasional dari daerah ini dari kalangan perempuan hebat dan tangguh.

Hebat agama dan syariatnya, lincah dan piawai dalam memimpin pergerakan. Salah satunya, Cut Nyak Dien. Perempuan hebat, ikut berjuang bersama suaminya, sehingga ia diberi gelar pahlawan nasional oleh negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun