Mohon tunggu...
Tuanku Muksalmina
Tuanku Muksalmina Mohon Tunggu... Sales - Pebisnis

Penikmat Kopi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Huruf Lampau Aceh Senasib dengan Turki

18 Februari 2023   15:28 Diperbarui: 18 Februari 2023   15:36 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa Aceh dalam aksara Arab Jawi hampir tak pernah ditemukan penggunaannya kini. Kecuali dalam arsip sejarah dan kitab-kitab panduan belajar agama Islam yang tersebar di pelbagai dayah (pesantren) di Aceh. Itu pun bahasa Melayu. Yang berbahasa Aceh telah tersimpan "rapi" dalam lemari-lemari sejarah.

Bahasa Melayu pada masa itu memang merupakan alat komunikasi dalam membangun relasi di beberapa wilayah Asia Tenggara. Khususnya antar-sesama umat Islam. Ulama Aceh yang berdakwah ke beberapa wilayah yang kini dinamakan ASEAN, juga menggunakan bahasa tersebut. Termasuk dalam hal menulis kitab-kitab yang masih digunakan sampai sekarang.

Akan tetapi walau bahasanya Melayu, aksara yang digunakan berakar dari abjad Arab Jawi yang telah lama digunakan di Aceh. Peran ulama-ulama ini pula yang memperkenalkan penggunaan aksara Arab Jawi di pelbagai wilayah di Asia Tenggara yang dihuni umat Islam. 

Wakil gubernur Aceh, Nova Iriansyah, dalam pembukaan rapat kerja Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) 2017, juga ikut menyampaikan hal serupa. Bahwa Aceh lah melalui ulama-ulama yang berdakwah, memperkenalkan penggunaan aksara Arab Jawi (goaceh.co, 23/8/2017).

Selain itu, ada sekira 1.600an naskah kuno yang tertulis dalam aksara Arab Jawi, yang tersimpan dalam Museum Aceh. ada yang berisi tentang ilmu tauhid, adat-adat Aceh, serta hukum. Menjadikan fakta bahwa pada masa itu, hanya aksara Arab Jawi yang digunakan dalam dunia literasi Aceh. (merdeka.com, 20/4/2015).

Senasib dengan Turki, penggunaan aksara Arab di Aceh dalam penulisan hanya tinggal kenangan. Masyarakat di kedua wilayah ini masih eksis dalam merawat bahasanya dalam penuturan lisan. Namun telah lama melupakan dalam hal penulisan. Keduanya telah menggunakan aksara Latin. Hanya dokumen-dokumen sejarah yang bisa mengingatkan bahwa aksara masa lalu Aceh dan Turki berbeda dengan sekarang.

Semoga peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) di tanggal 8 September menyegarkan kembali memori kita, bahwa Aceh dan Turki pernah berjaya dengan aksaranya tersendiri.

=======

Artikel ini pertama kali tayang di media online lokal acehtrend.com pada 11 September 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun