Mohon tunggu...
Nyonya Besar
Nyonya Besar Mohon Tunggu... Lainnya - Akun Verified

Sering marah, tapi gak suka marah, hobinya masak, padahal gak bisa juga, senang kalau menang di debat kusir, sering juga mikir yang gak penting-penting, trus marah-marah, gak bisa berhenti makan (saya hanyalah wanita biasa), bahagia saat nonton drama korea sambil nangis sesegukan, tidak punya bakat olahraga tapi kecanduan badminton dan voli. Pengennya suka nulis, tapi malas baca, malas tidur, lebih malas lagi kalau bangun, lemah hati tapi bohong demi imej.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hanya Masalah Waktu

9 Mei 2021   15:27 Diperbarui: 9 Mei 2021   15:30 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Neuron adalah sel saraf, sel yang melakukan komunikasi dengan sel lain melalui aliran listrik dan kimia. Neuron adalah pembawa berita ke seluruh sistem saraf. Semua yang kita rasakan, pikir, dan lakukan hanya bisa terjadi karena kerja neuron. Dahulu, para ahli mempercayai bahwa neuron diproduksi dalam jumlah dan waktu yang terbatas saja. Produksinya berhenti saat kelahiran. Tapi penelitian telah membuktikan bahwa otak mampu memproduksi neuron hingga usia 90 tahun.

Setelah neuron yang baru lahir, ia tidak serta merta mampu berfungsi selayaknya. Ia harus bermigrasi ke "rumahnya" terlebih dahulu kemudian tumbuh disana dan baru kemudian mampu berfungsi seperti neuron lainnya. Proses migrasinya dengan cara mengikuti jalur yang sudah disediakan atau mengikuti petunjuk kimia yang akan akan mengarahkan jalannya. Migrasi ini bisa berlangsung beberapa bulan hingga beberapa tahun. Dalam perjalanannya, tidak banyak neuron yang berhasil hidup. Bila mereka mampu mencapai "rumah" pun, beberapa akan mati sebelum dewasa. Sebagian lagi malahan tiba di "rumah" yang salah. Akibatnya adalah gangguan fungsi (contohnya kejang epilepsi, disleksia) Setelah mencapai "rumahnyar, sel akan tumbuh dan berkembang, berfungsi selayaknya dan seterusnya, mengikuti siklus hidup normal sel neuron.

Siklus hidup normal suatu sel selalu berakhir dengan kematian. Perubahan pada siklus hidup ini dapat mengakibatkan kelainan. Walau ada kematian yang disebabkan oleh faktor-faktor eksternal, sebenarnya kematian sel sebagian besar sudah terprogram. Kematian terprogram ini -disebut apotosis- seringkali memberikan keuntungan bagi organismenya. Jari-jari manusia terbentuk karena adanya apoptosis yang berlangsung di dalam rahim. Tanpa apoptosis mungkin jari-jari manusia memiliki selaput di antaranya atau bahkan berbentuk pentungan. Apoptosis juga lah yang mengontrol keseimbangan jumlah sel sehingga mencegah pertumbuhan sel kanker.

Semua sel seharusnya menjadi dewasa dan bekerja dan kemudian menua. Sel akan akhirnya berhenti membelah diri (reproduksi). Dalam rangka mempertahankan kehidupannya, sel memiliki kemampuan kanibal yang disebut autofagi. Ia akan makan dirinya sendiri sebagai sumber energinya. Kemampuan ini sebenarnya digunakan untuk program diet penurunan berat badan. Di sisi lain, ada kematian akibat faktor eksternal yang dikenal dengan sebutan nekrosis. Biasa terjadi bila sel terpapar trauma, infeksi atau toksin. Cepat lambatnya nekrosis bukan hanya tergantung pada berat atau ringannya sumber cedera, tapi juga pada lamanya paparan. Waktu berperan penting disini. Kematian sel neuron menimbulkan gejala suatu penyakit.

Selama hidupnya, neuron juga bisa sakit bila tidak mendapatkan sumber energi yang cukup. Sel yang sakit adalah sel yang mengalami cedera dan setiap cedera akan mengakibatkan peradangan (istilahnya: inflamasi). Gejala yang timbul adalah bengkak, gangguan fungsi, nyeri, kemerahan, dan panas. Aturan hidup ini berlaku untuk semua sel dan jaringan (jaringan adalah kumpulan sel yang bekerja bersama). Cedera bisa berasal dari mana saja dan "pekerjaan" berulang-ulang terus menerus yang berlebihan bisa menjadi sumber cedera bagi sel dan jaringan. Misalnya, kasus yang paling umum, pada pergelangan tangan atau jari-jari tangan terjadi "repetitive stress" yang mengakibatkan cedera pada jaringan sendi, otot, ligamennya. Gejala yang dirasakan adalah kaku dan nyeri pada sendi, tergantung beratnya inflamasi (tendonitis = radang tendon. Keluhan-keluhan ini hanya ditemukan pada dewasa hingga usia lanjut karena repetitive stress tidak diderita oleh anak-anak (enaknya jadi anak-anak ya!) Inflamasi yang tidak teratasi akan mengancam keberlangsungan hidup sel. Untungnya, seringkali istirahat saja cukup untuk memulihkan kesehatan sel. Pada kasus tendonitis tadi, tangan dan jari perlu istirahat dari pekerjaan sehari-harinya. Bonus kompres air dingin biasanya dapat mempercepat pemulihan. Mudah kan?

Bicara pada level yang lebih luas, semua sel di tubuh ini sebetulnya memerlukan istirahat. Kekurangan istirahat dapat meningkatkan resiko gangguan sistem di tubuh. Tindakan istirahat ini nampak kecil namun sungguh berarti. Kita semua perlu tidur sejenak. Kini kita mengerti bahwa kematian sel adalah bagian dari proses normal. "Pekerjaan" juga bagian dari fungsi normal setiap sel. Kita paham bahwa sel juga perlu "tidur".

Walau Tidak Selamanya

Belajar dari siklus hidup sel hari ini, Di kehidupan seringkali lingkungan dan pekerjaan kita menuntut sikap yang profesional, kita harus menekan semua emosi, menahan semua tekanan, dan menampilkan hanya yang terbaik sehingga lupa menghargai diri sendiri. Kita lupa untuk bahagia. Kita lupa bahwa bahagia dapat menjadi "kompres dingin" - walau tidak selamanya. Bahagia menghindarkan kita dari ketidakseimbangan. Bahagia menghindarkan kita dari cedera. Bahagia menghindarkan kita dari kematian dipercepat. Bahagia menjadikan hidup kita hidup. Bahagialah, hingga kematian terprogram teraktivasi. Bahagialah karena sekarang saatnya. Bahagialah karena semua ini hanya masalah waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun