[caption id="attachment_119847" align="aligncenter" width="788" caption="UjangSolikhin di hamparan penjemuran briket sampah organik"][/caption] Ujang Solikhin,perintis lingkungan, penerima penghargaan Kaltaparu dan telah bertemu langsung dengan pucuk pimpinan Negeri ini, kini hidupnya merana. Betapa tidak ? Usai menerima Kalpataru Juni 2010, sejak November lalu 2010,atau enam bulan setelah menerima Kalpataru, Jenderal Briket Sampah itu, sudah tidak menerima gaji dari kantornya.Berbeda nasib dengan Briptu Norman Kamaru, Polisi yang pandai meniru bernyanyi dan menari ala Syarulkhan . Serda Ujang yang berprestasi menjawab persoalan lingkungan serta persoalan Energi ramah lingkungan ini, harus hidup bersahaja, menghadapi masalah ekonomi. Akibat sesuatu hal ketidak tahanan, ia meninggalkan tugas dikesatuannya, hal itu bukanlah tanpa sebab?Kekuasaan tentu memerlukan " kesahayaan ". Ketika beban terpikul di luar batas pengabdian, tuntutan penghambaan yang berlebihan telah menyinggung dan melukai hatinya.Padahal ia tidak berbantah dalam tugas, baginya tugas adalah"Kehormatan" dan harga diri, karenanya Ia taat menjalaninya dengan tanggung jawab. Ujang Solikhin yang hanya lulusan STM itu, berkat prestasinya mengolah sampah organik,ia berbagi pengetahuan dengan menjadi nara sumber.ujang melakukan pelatihan briket di berbagai daerah,mulai dari Bali, Riau, hingga Serambi Mekah, Aceh Darusalam.Berbekal Ilmu seadanya ia mampu, mendesain dan membuat sendiri mesin cetak briket sampah. Produk briketnya terkenal , pada tahun 2000. Beberapa perusahaan melirik kemampuannya hingga perusahaan teh di Cianjur, Jawa barat, mengaplikasi briket sampah untuk pembakaran tungku-tungku pengolah teh.Kemudian perusahaan kayu lapis di Banjar Jawa Barat ikut memproduksi sendiri briket temuannya,sebagai bahan energi panas oven pengering kayu. Kreatifitasnya tidak hanya briket, sebelumnya Ujang merancang teknologi sederhana memanfaatkan teknologi kutub magnet, sebagai sumber energi listrik ramah lingkungan.Kini, Ujang Solikhin berencana mengumpulkan tenaga untuk menyelesaikan program lamanya yang masih tertunda, yaitu membuat Pusat Listrik Tenaga Grafitasi(PLTG).Itulah Ujang Solikhin meski bukan Insinyur, kemampuan dan kreatifitas teknisnya bisa diandalkan.Kreativitas dan Sepak terjang Ujang Solikhin tentunya bernilai tambah,bermanfaat bagi masyarakat sekeliling terutama yang bermukim dipedesaan. Sosok Jenderal briket sampah, Ujang Solikhin adalah sosok manusia langka di Republik ini.Pengabdiannya mengurangi persoalan sampah patut dihargai.Ia juga memberikan solusi dalam kebutuhan BBM serta mencegah penjarahan hutan. Sudah bukan rahasia lagi, masyarakat di desa hutan masih banyak menggunakan kayu, sebagai bahan bakar.Kitapun sudah sangat pandai memperkirakan dampaknya apabila hutan kita rusak bukan ?.Menurut Ujang ,Anugrah Kekayaan Alam Raya Negeri bukanlah tempat bermanja untuk dikeruk tanpa bijak. Sementara di beberapa kota besar di Indonesia pemecahan masalah sampah bukanlah persoalan sepele.Adapun pemakaian Gas Elpiji di desa, kadang kurang pasokan hingga langka dipasaran, dan hukum ekonomipun berlaku tentu relatif mahal harganya. Masa tidak berdinas,untuk menghidupi diri dan keluarganya,kini ia memelihara lele dumbo dan bercocok tanam, tumbuhan sayuran pare di halaman rumahnya di Jawa Tengah.Ujang Solikhin yang dahulu gagah dengan Uniformnya kini berganti baju layaknya seorang petani.Meski sudah kembali ke masyarakat, Ujang masih tetap semangat. Ujang sebagaimana tentara lain didunia, sekali tentara tetap tentara," A SOLDIER NEVER DIES".Di pihak lain, tetangga sahabat handai taulan, justru menyambut baik kehadiran Ujang.Mereka senang Ujang telah pulang kampung, karena mereka bisa menyerap dan mendapat ilmu dari "Sang Jenderal Briket".Di kampungnya itu, Ujang membentuk UKM bernama Hijau Bumiku.Bersama-sama teman-teman masa kecilnya, Ia bertekad untuk membangun desa dan mengangkat taraf kehidupan mereka yang lebih baik. Demikianlah kisah sosok "Jenderal Briket Sampah", ditengah krisis ketauladanan di Negeri Tercinta ini.Meski ia juga bukan manusia yang sempurna,ternyata masih ada anak bangsa berperilaku mulia sesuai kata dan perbuatan.Ujang Solikhin sosok bersahaja ini walaupun dengan keterbatasan pengetahuan telah sedikit banyak telah mengurangi dampak pemanasan global. Obsesi Ujang tentunya masih banyak yang belum terwujud, dukungan semua pihak tentu sangat membantu dalam merealisasikan gagasan cemerlangnya. Tulisan Toto.w/Trijauhari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H