Mohon tunggu...
Toto Wibowo
Toto Wibowo Mohon Tunggu... profesional -

pencinta aksara .

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

JENDERAL BRIKET SAMPAH(bag.2)

17 Juli 2011   12:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:36 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_119847" align="aligncenter" width="788" caption="UjangSolikhin di hamparan penjemuran briket sampah organik"][/caption] Ujang Solikhin,perintis lingkungan, penerima penghargaan Kaltaparu dan telah  bertemu langsung dengan pucuk pimpinan Negeri ini,  kini hidupnya merana. Betapa tidak ? Usai menerima Kalpataru  Juni 2010, sejak November lalu 2010,atau enam bulan setelah menerima Kalpataru, Jenderal Briket Sampah itu, sudah tidak menerima gaji dari kantornya.Berbeda nasib dengan Briptu Norman Kamaru, Polisi yang pandai meniru bernyanyi dan menari ala Syarulkhan . Serda Ujang yang berprestasi menjawab persoalan lingkungan serta persoalan Energi ramah lingkungan ini, harus hidup bersahaja, menghadapi masalah ekonomi. Akibat sesuatu hal ketidak tahanan,  ia meninggalkan tugas dikesatuannya, hal itu bukanlah tanpa sebab?Kekuasaan tentu memerlukan " kesahayaan ". Ketika beban terpikul di luar batas  pengabdian, tuntutan penghambaan yang berlebihan telah  menyinggung dan  melukai hatinya.Padahal ia tidak berbantah dalam tugas, baginya tugas adalah"Kehormatan" dan harga diri, karenanya Ia taat menjalaninya dengan tanggung jawab. Ujang Solikhin yang hanya lulusan STM itu, berkat prestasinya mengolah sampah organik,ia berbagi pengetahuan  dengan menjadi nara sumber.ujang melakukan pelatihan briket di berbagai daerah,mulai dari Bali, Riau, hingga Serambi Mekah,  Aceh Darusalam.Berbekal Ilmu seadanya ia mampu, mendesain  dan membuat sendiri mesin cetak briket sampah. Produk briketnya terkenal , pada tahun 2000. Beberapa perusahaan melirik kemampuannya hingga perusahaan teh di Cianjur, Jawa barat, mengaplikasi  briket sampah  untuk pembakaran tungku-tungku pengolah teh.Kemudian perusahaan kayu lapis di Banjar Jawa Barat ikut memproduksi sendiri briket temuannya,sebagai bahan energi panas oven pengering kayu. Kreatifitasnya tidak  hanya briket, sebelumnya Ujang merancang teknologi sederhana memanfaatkan teknologi kutub magnet, sebagai sumber energi listrik ramah lingkungan.Kini, Ujang Solikhin  berencana  mengumpulkan tenaga untuk menyelesaikan program lamanya yang masih tertunda, yaitu membuat Pusat Listrik Tenaga Grafitasi(PLTG).Itulah Ujang Solikhin meski bukan Insinyur, kemampuan dan kreatifitas teknisnya  bisa diandalkan.Kreativitas dan Sepak terjang Ujang Solikhin tentunya bernilai tambah,bermanfaat bagi masyarakat sekeliling terutama yang bermukim dipedesaan. Sosok Jenderal briket sampah, Ujang Solikhin adalah sosok manusia langka di Republik ini.Pengabdiannya mengurangi persoalan sampah patut dihargai.Ia juga memberikan solusi dalam kebutuhan BBM serta mencegah  penjarahan  hutan. Sudah bukan rahasia lagi, masyarakat di desa hutan  masih banyak menggunakan kayu, sebagai bahan bakar.Kitapun sudah sangat pandai memperkirakan dampaknya apabila hutan kita rusak bukan ?.Menurut Ujang ,Anugrah Kekayaan Alam Raya Negeri bukanlah tempat bermanja untuk dikeruk tanpa bijak. Sementara di beberapa kota besar di Indonesia pemecahan masalah sampah bukanlah persoalan sepele.Adapun pemakaian Gas Elpiji di desa, kadang kurang pasokan hingga langka dipasaran, dan hukum ekonomipun berlaku tentu relatif mahal harganya. Masa tidak berdinas,untuk menghidupi diri dan keluarganya,kini  ia memelihara lele dumbo dan bercocok tanam, tumbuhan sayuran pare di halaman rumahnya di Jawa Tengah.Ujang Solikhin yang dahulu gagah dengan Uniformnya  kini berganti baju layaknya seorang petani.Meski sudah kembali ke masyarakat, Ujang masih tetap semangat. Ujang  sebagaimana tentara lain didunia, sekali tentara tetap tentara," A SOLDIER NEVER DIES".Di pihak lain, tetangga sahabat handai taulan, justru menyambut baik kehadiran Ujang.Mereka senang Ujang telah pulang kampung, karena mereka bisa menyerap dan mendapat ilmu dari "Sang Jenderal Briket".Di kampungnya itu, Ujang membentuk UKM bernama Hijau Bumiku.Bersama-sama  teman-teman masa kecilnya, Ia bertekad untuk membangun desa  dan mengangkat taraf  kehidupan mereka yang lebih baik. Demikianlah kisah sosok "Jenderal Briket Sampah", ditengah krisis ketauladanan di Negeri Tercinta ini.Meski ia juga bukan manusia yang sempurna,ternyata masih ada anak bangsa berperilaku mulia sesuai kata dan perbuatan.Ujang Solikhin  sosok bersahaja ini walaupun dengan keterbatasan pengetahuan telah  sedikit banyak telah  mengurangi dampak  pemanasan global. Obsesi Ujang tentunya masih banyak yang belum terwujud, dukungan semua pihak tentu sangat membantu dalam merealisasikan gagasan cemerlangnya. Tulisan Toto.w/Trijauhari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun