1. Berbaik hati pada diri sendiri (Self-Compassion)
Daripada terus mengkritik kelemahan dan kekurangan diri sendiri, cobalah berbicara kepada diri Anda layaknya pada seorang sahabat. Akui upaya yang sudah Anda lakukan, hargai proses yang dijalani, terima segala kekurangan dan maafkan kesalahan yang sudah terjadi. Mulailah untuk menerima diri kita apa adanya.
2. Hindari membandingkan diri dengan orang lain terutama di media sosial
Apa yang Anda lihat di media sosial adalah versi terbaik dari kehidupan orang lain yang tidak selalu mencerminkan kenyataan. Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan memperburuk keadaan. Fokuslah pada perkembangan diri dan pencapaian Anda sendiri. Pilih dan sesuaikan konten yang memberikan inspirasi dan motivasi secara bijak.
3. Mindfulness dan meditasi
Latihan mindfulness seperti meditasi terbukti efektif dalam mengurangi pikiran negatif berulang (ruminasi) tanpa perlu terhanyut didalamnya. Praktik ini dapat membantu otak untuk menangkap momen positif di tengah kesibukan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa meditasi secara rutin dapat mengurangi aktivitas amigdala, yaitu bagian otak yang bertanggung jawab atas respons stres.
4. Reframe pikiran negatif dan bersyukur
Reframing adalah teknik mengubah cara pandang kita terhadap situasi tertentu. Misalnya, daripada berpikir, "Saya belum cukup baik", coba untuk mengubahnya menjadi, "Saya sedang dalam perjalanan menjadi versi terbaik diri saya”. Iringi dengan rutin menulis tiga hal yang Anda syukuri setiap hari. Kebiasaan ini dapat membantu melatih otak lebih fokus pada aspek positif dalam hidup.
Kesimpulan
Perasaan "tidak cukup" adalah bagian alami dari kehidupan. Meski demikian, bukan berarti kita harus terus menerus terjebak di dalamnya. Dengan memahami penyebab dan melatih kebiasaan positif, kita dapat lebih menghargai diri sendiri untuk terhindar dari pikiran negatif.
Ingat, 'cukup' bukanlah standar yang ditetapkan orang lain, tetapi definisi yang Anda buat sendiri. Jadi, daripada terus mencari kekurangan dan mengejar kesempurnaan, fokuslah pada apa yang sudah Anda miliki dan syukuri setiap momen kecil dalam hidup ini.
Referensi
Norris, C. J. (2019). The negativity bias, revisited: Evidence from neuroscience measures and an individual differences approach. Social Neuroscience, 16(1), 68–82.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H