Serambi penuh reruntuhan lara yang terberai
Serambi terlumasi cairan merah menakutkan
Serambi riuh suara histeris yang mengiris
Serambi tak lagi berbicara dalam sehari
gelagat pun beruang jelaga
dalam klasa, dalam goresan tinta darah
Ingat!
sebilah pedangmu
menebas persatu ucapku
tak puas itu, lagi menebas ruang hatiku
tak juga itu, kau racik bara dalam selimut saudara
: tumpah darah
Sebilah pedang
untuk pengabdian
nafsu di pembaringan
a
n
a
r cahaya pada diri
Indralaya, 24 Desember 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H