Mohon tunggu...
TST
TST Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Trajedi Kanjuruhan: Siapa yang Bersalah?

27 Februari 2023   08:09 Diperbarui: 27 Februari 2023   08:30 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cukup beberapa orang menangani masalah tersebut tanpa harus menyerang polisi atau diserang polisi. Orang-orang yang mengatur pertandingan juga kewalahan dalam menangani evakuasi pemain dan suporter dengan aman. 

Pintu 12 dan 13 dikunci sehingga suporter tidak dapat keluar dari pintu tersebut sehingga setelah polisi menembakkan gas air mata, banyak orang meninggal akibat kekurangan oksigen atau diinjak di pintu-pintu tersebut. 

Menurut saya, hal ini merupakan kelalaian dari pihak yang mengatur pertandingan karena tidak mengantisipasi aliran keluar yang tinggi sehingga pintu tersebut dibiarkan terkunci.

Kejadian tersebut terjadi akibat kombinasi dari polisi yang tidak memikirkan konsekuensi dari perilakunya, pihak penyelenggara pertandingan yang tidak mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap kerusuhan para suporter dan menjual tiket yang berlebihan, serta para suporter yang mengambil aksi-aksi yang menyebabkan kerusuhan yang lebih parah. Kejadian diawali dengan segelintir suporter yang bergerak menuju pemain dengan damai yang diserang oleh polisi. 

Penyerangan ini disambut dengan protes dari suporter lainnya yang kemudian meningkat menjadi kerusuhan dengan pembakaran, pelemparan benda, dan kerusakan properti lainnya. Untuk menekan kerusuhan ini, polisi menembakkan gas air mata. Suporter kemudian berusaha kabur namun tidak dapat kabur karena pintu yang terkunci, kepanikan, dan efek dari gas air mata. 

Suporter lainnya kabur ke arah ruang ganti pemain sehingga pemain harus diamankan dari suporter dan dievakuasi dengan aman oleh TNI. Respons para petugas dan pemain Arema untuk mengamankan suporter yang berada di lapangan merupakan usaha yang baik. 

Pemerintahan kota Malang yang membayar biaya pengobatan orang-orang yang cedera dan santunan untuk keluarga dari korban yang meninggal juga merupakan sebuah langkah yang baik untuk menunjukkan simpati untuk korban-korban di kejadian ini.

Bagaimana Menanggulangi?

Pengamanan para pemain dan suporter oleh polisi, TNI, dan petugas media merupakan sebuah bagian yang kritis dari usaha penanganan kejadian ini. Tanpa adanya sistem yang dapat mengamankan para pemain dan membawa korban ke rumah sakit untuk pengobatan, mungkin jumlah orang yang meninggal lebih tinggi. Karena beberapa rumah sakit yang penuh dengan korban, banyak korban harus dibawa ke rumah sakit yang lebih jauh sehingga tingkat fatalitas yang terjadi dalam transportasi meningkat.

Menurut saya, solusi yang dapat diambil adalah untuk menetapkan beberapa standar untuk perilaku para petugas dalam pertandingan permainan olahraga. Pertama, para penyelenggara pertandingan tidak boleh menjual jumlah tiket yang melebihi batas tertentu yang lebih kecil daripada kapasitas stadion. 

Kedua, polisi tidak boleh menembakkan gas air mata atau menggunakan langkah-langkah pengendalian kerumunan yang mungkin berakibat fatal. Ketiga, suporter hanya boleh bertemu dengan pemain dalam acara yang dapat lebih mudah dikendalikan oleh polisi. Keempat, para penyelenggara pertandingan tidak boleh mengunci pintu-pintu keluar stadion. 

Kelima, posko P3K dan ambulans harus siap untuk menanggapi kecelakaan. Keenam, polisi harus menetralisasi kerumunan dari provokatornya tanpa kekerasan sehingga kerusuhan dapat dihindari. Ketujuh, polisi harus berada di dekat pemain sehingga jika suporter berusaha menyerang pemain, polisi dapat mengamankan pemain tersebut namun polisi hanya dapat menyerang suporter setelah suporter jelas-jelas akan menyerang pemain. Kedelapan, peraturan FIFA harus diikuti sebagai standar untuk pertandingan dan stadion yang aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun