Mohon tunggu...
Syaeful Umam
Syaeful Umam Mohon Tunggu... -

mencoba belajar mencari seberkas kehidupan yang baik,berusaha untuk terus berkarya walau hanya kata yang ku ungkap dan alunan jiwa yang ku bagi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nurdinrese Vs AS Romlah

7 Maret 2011   02:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:00 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi asyik-asyiknya nurdin mengembala kambing-kambingnya di rerumputan di pinggir kali,tiba-tiba datang mpok romlah yang sedang mencari anaknya yang belum pulang-pulang padahal hari sudah sore,terjadilah obrolan sengit antara nurdin dan mpok roomlah

mpok Romlah : “Din..din…loe liat anak gw gak”

Nurdinrese : “Mana saya tau mpok,kalo kambing saya tau mpok,tuh lagi pada makanin rumput”

mpok Romlah : “dasar loe din,orang gw ngomong serius,eh malah di jawab seenaknya”

Nurdinrese : “ealah empok,githu ajah marah”

mpok Romlah : “ya,bukannya marah,tapi lagi serius neh nyari anak gw,gw liat lo asyik amat ngejagain kambing-kambingnya,emangnya lagi pada bertelor ya din?”

Nurdinrese : “Mpok ini gimana sih,kambing mana ada yang bertelor, yang ada tuh kalo bunting tuh di bawa ke harapan kita jakarta,trusdi Caesar!!!kambing ya gak bertelor,tapi beranak mpok di kandang kambing lah”

mpok Romlah : “tuh kan lo juga marah,keselkan?,jangan kebanyakan marah tar cepet tua lho”

Nurdinrese : “ah mpok ini,biarin ajah”

mpok Romlah : “din gw mau nanya ne?boleh gak”

Nurdinrese : “Ya boleh ajah,asal jangan nanya kambingnya bunting sama siapa?”

mpok Romlah : “Ya namanya kambing pasti ya hamilnya sama kambing,kambing betina ya di hamilin kambing jantan,masa iya di hamilin sama kamu,din,atau jangan-jangan iya din?”

Nurdinrese : “tuh kan,yang bener lah mpok,enak ajah,gw gini-gini masih banyak yang naksir, mpok”

mpok Romlah : “ha..ha…haa…tuh kan marah lagi..gitu ajah marah”

“din gw mau Tanya,lo kan dari dulu bawa- bawa kambing,pulang pergi,digiring,di komando,nurut-nurut ajah,padahal lo jendral bukan tapi bisa giring anak buah banyak banget”

Nurdinrese : “ya iyah lah mpok,siapa dulu..nnuuurrdinnnn”

mpok Romlah : “preeeettttt lah”

“Din gw mau nanya neh,tiap hari kambingnya di makanin apaan?”

Nurdinrese : “Yang kambing mana neh?kambing item apa kambing putih?”

mpok Romlah : “Emang kalo yang item makannya apa?”

Nurdinrese : “Kalo yang item makannya rumput basah”

mpok Romlah : “Kalo yang putih din?”

Nurdinrese : “Ya sama makannya rumput bsah juga”

mpok Romlah : “Trus kambing kambing ini kuat jalan berapa Kilo meter din?”

Nurdinrese : “Yang mana?yang item apa yang putih?”

mpok Romlah : “Kalo yang item din?”

Nurdinrese : “Yang item kuat jalan 4 kilo meter,beda sama mpok baru 2 kilo saja sudah ngos-ngosan”

mpok Romlah : “Ahhh, lo din,Nah kalo yang putih”

Nurdinrese : “Yang putih juga sama 4 kilo meter”

“Jadi sama-sama 4 kilo meter,kambing yang item maupun yang putih ya din”

Nurdinrese : “Ya iya mpok”

mpok Romlah : “Nah kalo sehari di kasih makan berapa kali din kambingnya?”

Nurdinrese : “Yang mana mpok,yang item apa yang putih?”

mpok Romlah : “Emangnya beda din yang item sama yang putih?”

Nurdinrese : “Ya iya”

mpok Romlah : “Ya udah sekarang coba yang putih?”

Nurdinrese : “Tiga kali mpok,pagi siang sore”

mpok Romlah : “Nah kalo yang item din?”

Nurdinrese : “Yang item juga sama,tiga kali,pagi siang sore.”

mpok Romlah : “din,sebenarnya gw marah juga percuma,mau jengkel tak ada guna,mau dongkol ga ada manfaatnya,Cuma gw heran ajah sama lo,kenapa lo dari tadi selalu mbedain antara kambing item sama yang putih padahal jawabannya sama ?”

Nurdinrese : “Jadi begini mpok,kalo yang item itu punya saya,yang item itu punya saya mpok”

mpok Romlah : “Nah jadi kalo yang item punya kamu trus kalo yang putih punya siapa dong?”

Nurdinrese : “Kalo yang putih juga punya saya mpok” dengan innocent nya

“nnUuurrddddddiiiinnnn…nnurrrddiiiiiinnn dasar stressssssss looo”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun