Mohon tunggu...
Syaeful Umam
Syaeful Umam Mohon Tunggu... -

mencoba belajar mencari seberkas kehidupan yang baik,berusaha untuk terus berkarya walau hanya kata yang ku ungkap dan alunan jiwa yang ku bagi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

antara cinta dan nafsu

11 Desember 2010   06:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:50 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


cinta memang tidak mengenal ruang dan waktu,bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, tapi adakalanya cinta membutakan mata hati, tertutupi oleh nafsu yang merasuki jiwa.

senja itu sepasang sejoli sedang memadu kasih di bibir pantai yang sejuk, menikmati udara pantai yang segar di sertai dengan kemesraan yang begitu intim, membuat kedua sepasang kekasih itu menikmati keindahan dunia. mereka asyik bercengkrama dalam memadu kasih,kemudian dilanjutkan menuju mobil yang mereka bawa,dan terjadilah yang namanya persekongkolan setan laknat.mereka tidak memperhitungkan sebab akibat. celakanya sang wanita mudah terayu oleh bujukan yang memaksa.

setiap kali melihat data prosentasi kevirginitasan anak sekolah baik dari SMP maupun SMA yang di publish oleh media cetak atau media  elektronik membuat tercengang mendengarnya, begitu besar,walaupun saya tak hapal benar berapa prosentasinya tapi selalu saja bernilai lebih dari 50%. sangat fantastis memang karena pengaruh arus globalisasi, sehingga anak muda jaman sekarang lebih bangga bila pacaran sudah bisa melakukan hubungan intim. ketika cinta sudah berubah menjadi nafsu memang susah untuk mengontrolnya lagi.

siapa yang salah bila seorang anak sma mengandung bayi yang tak tahu siapa bapaknya. miris memang jika keperawanan begitu mudah tergadai oleh perasaan cinta. trus apa yang salah dengan pendidikan yang ada di sekolah,di rumah, apakah hanya meresapi pendidikan intelektual yang teresap sedangkan pendidikan moral hanya sebagai selingan yang hilang begitu di luar.

dan seringkali para lelaki susah untuk di lacak keperjakaannya, padahal wanita juga ingin mendapatkan laki-laki yang belum menjamah wanita lain. tidak adil memang,tapi kenyataannya banyak orang yang tidak tahu mengetes keperjakaan seorang laki-laki. jadi buat laki-laki sangat menguntungkan…hehehehe.

mungkin kita sebagai seorang anak muda paling tidak menjaga kesucian diri kita sendiri dari hal-hal yang berbau pergaulan bebas, tidak terjebak oleh pemuasan nafsu sesaat. yang paling penting adalah kita selalu mendekatkan diri kita kepada Tuhan,sehingga kita akan takut apabila kita melakukan apa yang Tuhan larang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun