Mohon tunggu...
Az
Az Mohon Tunggu... Konsultan - Asli Pemalang

Pemalang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tren Foya-Foya Dalam Kehidupan Remaja Milenial

27 Desember 2021   22:23 Diperbarui: 27 Desember 2021   22:30 4486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Anis Syifaul Janah

Foya-foya merupakan gaya hidup manusia yang sudah ada sejak zaman Nabi Musa As, Dikisahkan seorang hamba bernama Qarun yang diberi rezeki oleh Allah secara belimpah. Namun kemudian hal itu menjadikannya binasa dan tenggelam bersama hartanya karena sikap sombong dan suka bermegah-megahan. Kisah Qarun ini kemudian diabadikan oleh Allah Swt dalam Qs. Al-Qashash ayat 79-82 sekaligus sebagai pelajaran hidup umat manusia agar tidak sibuk dengan kemegahan dunia. Seperti kata Allah Swt dalam Qs. At-Takatsur bahwasanya hidup bermegah-megahan akan membuat manusia lalai sampai ke dalam kubur. Sikap yang demikian akan membawa manusia ke dalam neraka Jahim, dan kelak manusia akan ditanya tentang kenikmatan itu.

Foya-foya biasanya identik dengan gaya hidup hedonis. Dimana hedonis sebenarnya mampu merapuhkan mental manusia, membuat manusia mudah menyerah, senantiasa menggunakan jalan pintas dan enggan bekerja keras. Hedonis sendiri merupakan gaya hidup yang selalu mengutamakan kesenangan. Bentuk-bentuk hedonis antara lain menghambur-hamburkan uang, suka hura-hura, hidup glamor, dan bermewah-mewahan mulai dari pakaian atau barang-barang branded, makan makanan cepat saji atau nongkrong di tempat yang dianggap berkelas seperti mall, cafe, restoran dan lain sebagainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Hedonis yaitu sebuah pandangan hidup yang dianggap bahwasanya  kenikmatan dan kesenangan merupakan tujuan utama dalam kehidupan manusia.

          Arus globalisasi juga ikut berperan dengan membawa nilai-nilai modern masuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia terutama di kalangan remaja. Salah satunya gaya hidup kebarat-baratann yaitu gaya hidup hedonis. Kemajuan teknologi membuat para remaja lebih mudah dalam mendapatkan informasi apapun, dimanapun dan kapanpun. Fasilitas yang diberikan oleh teknologi menyebabkan budaya bergeser. Modernisasi juga menawarkan gaya hidup dengan tingkatan-tingkatan kelas sosial, disini akan terlihat jelas menampakkan masyarakat dari kelas atas, menengah atau bahkan kelas bawah. Dengan adanya kelas-kelas sosial ini, masyarakat khususnya para remaja akan antusias menunjukkan dirinya berasal dari kelas atas sehingga mereka larut di dalam kehidupan hedonis.

    Trend hidup foya-foya ini kemudian dijadikan tauladan dalam pergaulan remaja, antusias terhadap hal-hal baru yang menjadi daya tarik di kalangan remaja dalam mengikuti trend. Mereka akan dianggap remaja gaul apabila telah mengikuti standar trend yang sedang ramai dibicarakan. Trend fashion merupakan salah satu life styleyang digandrungi para remaja, trend fashion sendiri merupakan fashion yang cenderung digemari, digunakan, dipilih dan akan sering terlihat di masyarakat, yang kemudian dapat memberikan rasa nyaman dan menimbulkan perasaan lebih baik di waktu tertentu. Melalui trend fashion individu bisa menunjukkan kelas sosialnya. Trend fashion ini menyebabkan sikap konsumtif dimana mengharuskan individu membeli pakaian bermerk.

          Gaya hidup konsumtif juga termasuk dalam kehidupan remaja yang foya-foya. Perilaku konsumtif bisa disebut perilaku abnormal atau menyimpang karena di dalamnya terdapat sifat pemborosan dan kepuasan. Kepuasan yang tertunda harus segera dipenuhi sehingga membuat seseorang bisa melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Tayangan televisi yang selalu menayangkan segala sesuatu yang sedang ramai, baik fashion, makanan, produk kecantikan dan sebagainya akan sangat berpengaruh dalam meningkatkan perilaku konsumtif di masyarakat. Mereka dengan mudah mengikuti apa yang sedang menjadi trend dalam dunia.

          Gaya hidup remaja yang baru yaitu nongkrong di coffee shopyang dianggap sebagai bentuk eksistensi diri. Mereka menghabiskan waktunya disana dengan berbagai aktivitas seperti sekedar berbincang-bincang dengan teman, mengerjakan tugas, atau sekedar berfoto untuk kebutuhan sosial media mereka. Fasilitas yang ditawarkan oleh coffee shop di era modern ini mampu menarik perhatian kalangan remaja, mulai dari penyajian kopi yang berbeda dan lebih kekinian, tempat yang instagramable, dan sebagainya. Dengan mengunjungi coffee shop maka akan menunjukkan kelas sosialnya dibanding mengujungi kedai kopi.

          Bentuk gaya hidup foya-foya yang lainnya yaitu trend perayaan tahun baru, biasanya para remaja akan menggunakan moment pergantian tahun ini dengan tradisi makan-makan, minum-minuman keras, hura-hura di pusat kota, mengganti knalpot motor dengan suara bising dan aktivitas lainnya. Nilai yang dimunculkan dalam kegiatan perayaan tahun baru ini mayoritas adalah nilai yang bersifat negatif. Sedangkan dalam islam sendiri tidak dianjurkan untuk mengikuti kegiata ini karena dianggap lebih mengarah kepada kerugian sebagaimana firman Allah Swt dalam Qs. Al-Ashr ayat 2-3.

          Gaya hidup foya-foya merupakan budaya yang tentunya sangat bertentangan dengan ajaran islam. Bentuk-bentuk gaya hidup diatas adalah gaya hidup boros dan menghambur-hamburkan uang. Padahal Allah Swt telah menjelaskan dalam beberapa ayat di dalam Al-Qur'an. Salah satu ayatnya yaitu dalam Qs. Al-Isra' ayat 27 :

"Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan dann syaitan itu sangat ingkar kepada Tuhannya."

          Penafsiran pada ayat tersebut menurut Tafsir Al-Muyassar dari Kementrian Agama Saudi Arabia yaitu Sesungguhnya orang yang melakukan pemborosan serta membelanjakan harta dalam kemaksiat kepada Allah, maka mereka meyerupai setan dalam hal-hal keburukan, kemaksiatan dan kerusakan. Dan setan kufurnya sangat banyak dan pengingkarannya terhadap nikmat Tuhannya sangat keras.

          Kemudian dalam Tafsir Jalalain karya Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi pada kalimat "Sesugguhnya orang-orang pemboros itu adalah saudara-saudara setan maksudnya berjalan di jalan setan," kemudian dalam kalimat dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya" maksudnya setan sangat ingkar kepada nikmat-nikmat yang Allah Swt berikan, orang-orang pemboros adalah saudara setan.

          M. Quraish Shihab dalam karyanya Tafsir Al-Mishbah menafsirkan ayat ini yaitu orang-orang yang menghambur-hamburkan hartanya dengan boros adalah saudara setan. Mereka diperdaya setan kemudian tergoda sehingga menyebabkan mereka terjerumus di dalam kerusakan dan membelanjakan hartanya dengan tidak benar. Kufur terhadap nikmat Allah adalah kebiasaan setan. Saudara-saudara setan akan sama dengan sifat setan.

           Adapun menurut Tafsir Ringkas Kemenag RI Allah kemudian mencela perilaku berbelanja dengan boros. Dalam tafsir ini menyatakan bahwa orang-orang pemboros adalah saudaranya setan, setan mendrong mereka untuk membelanjakan harta secara boros. Sifat boros adalah sifat setan dan setan sangat ingkar atas nikmat Tuhannya.

          Sedangkan Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili dalam karyanya yaitu Tafsir al-Wajiz menafsirkan ayat ini bahwasanya orang-orang pemboros adalah pasangan setan. Maksud "pasangan" adalah saudara setan. Oleh karenanya perilaku boros termasuk godaan setan dan setan sangat kufur kepada nikmat-nikmat Tuhannya.

DAFTAR PUSTAKA

Citra Dewi Suryani, D. N. (2021). Studi Fenomenologi pada Gaya Hidup Baru Anak Muda Sebagai Pengunjung Coffee Shop di Kota Salatiga. PRecious: Public Relations Jurnal Vol. 1 No.1 .

Dwitasari, S. (n.d.). Trend Perayaan Tahun Baru di Kota Pontianak Perspektif Kegelisahan Seorang Remaja Muslimah. 109-122.

Fitriyah, N. (2013). Iklan Televisi dan Perilaku Konsumtif Anak-Anak (Studi Kasus pada Siswa SDN 13 Serang). Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL Vol. 2 No. 2 , 110-118.

https://tafsirq.com/17-al-isra/ayat-27

https://tafsirweb.com/4631-surat-al-isra-ayat-27.html

Pratiwi, H. (2018). SKRIPSI Gaya Hedonisme Anak Remaja di Cafe. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Rahayu, S. (2021). SKRIPSI Pengaruh Trend Fashion dan Pergaulan terhadap Gaya Hidup Konsumtif pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi . UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun