Mohon tunggu...
tsar nabilakanesar
tsar nabilakanesar Mohon Tunggu... lainnya -

muda beda dan sedikit narsis, menyukai dunia jurnalis dan photography.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Krisis Keteladanan Guru

19 November 2013   13:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:57 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Setiap guru punya daya membangun  sekaligus daya merusak di sekolah mereka masing-masing . Kembangkan  daya membangun yang disebut dengan kreativitas, dan inovasi. Kendalikan lah daya merusak bernama AIDS : Arogan,Iri,Dengki dan Serakah"(ANONIM). Seiring bertambahnya waktu dan berkembangnya jaman yang sangat pesat tak banyak guru yang memiliki kemampuan yang cukup untuk menjadi model bagi siswanya bahkan untuk guru lainnya di sekolah dalam menulis.  dari ribuan guru yang tersebar di nusatara ini  untuk membaca  tak sampai 0,5 %  tetraloginya Pramoedya Ananta Toer. Hanya beberapa persen saja  guru yang menyegarkan dirinya untuk membaca. Zaman berubah guru berubah otomatis siswa pun berubah dan berkembang entah itu dari cara siswa bersikap, dan perubahan pemikiran . Untuk saat ini yang menjadi tantangan besar untuk para guru yakni menghadapi siswanya yang mengalami perubahan dari zaman kontemporer menuju zaman digital, zaman dimana siswa siswa disebut dengan alay alias anak layangan, yang merupakan sebuah generasi bermental seedboat yang gemar berlari kencang di atas permukaan arus dangkal. Disini lah mental dan keteladan guru di uji, menghadipi perubahan zaman serta perbukan pola berfikir murinya,  segala informasi guru yang tidak berfaedah bagi pengolahan hidup siswanya pasti dilepas sensor otak memeori mereka. Pada masa lalu apabila siswa tidur, ribut, gaduh dan asyik mengobrol saat kegiatan belajar mengajar berlangsung bisa di atasi dengan mekanisme penegakan harga diri, menegur , marah dan mendisiplinkan siswa, berbeda dengan jaman sekarang siswa ribut bahkkan mengobrol asyik ketika prosesbelajar mengajar apabila guru marah sedikit atau menggebrag meja siswa bisa langsung meng kick balik guru tersebut dengan "gurunya galak" yang paling di takutkan di jaman sekarang apabila guru dalam menegur siswa tidak bisa mengendalikan emosinya bisa bisa siswa melaporkan guru tersebut ke ranah hukum.Mekanisme penegakan martabat guru sekarang sudah tidak mapanlagi buat mendisiplinkan siswa, persoalannya relevansi pengajaran bukan otoritas guru yang longsor kehilangan wibawa Disini lah diperlukannya keteledanan guru dalam membimbing siswanya dengan telaten dan di imbangi dengan moral dan ilmu yang sepadan. guru yang pintar tidak cukup mengkritik siswanya, tetapi harus dibarengi dengan memberikan masukan serta  ikut berperan dalam mendidiknya, kembangkan daya membangun yang disebut kreativitas dan inovasi, serta kendalikan daya merusak yang bernama AIDS : Arogan,Iri,Dengki dan Serakah, jadikan semua kritikan yang masuk sebagai pemicu.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun