Belakangan ini tengah ramai kasus seorang pendakwah yang bernama Maulana Habiburrahman atau yang lebih di kenal Gus Miftah dengan seorang bapak penjual es teh. Saat itu Gus Miftah melontarkan perkataan yang kurang etis kepada bapak penjual es teh tersebut. Dalam video yang tengah viral di media sosial, Gus Miftah mengatakan kepada bapak penjual es teh tersebut "Es teh kamu masih banyak nggak? Masih? Ya udah dijual lah, g*bl*k," ucapnya kala itu.
Kata "g*bl*k" pada kalimat yang ia lontarkan dinilai tidak pantas di ucapkan kepada bapak penjual es teh. Hal tersebut, memicu banyak pandangan negatif dari publik di berbagai media sosial. Menurut publik, perkataan yang di lontarkan oleh Gus Miftah tidak sepantasnya diucapkan kepada bapak penjual es teh yang saat itu sedang mencari nafkah. Publik berpendapat bahwa perkataan yang Gus Miftah lontarkan kala itu itu tidak sejalan dengan profesinya dimana beliau mengakui dirinya sebagai seorang pendakwah.
Perspektif Digital Skill
Digital skill tidak hanya berkaitan dengan mekanisme penggunaan teknologi digital, tetapi juga berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memahami suatu informasi yang beredar di media sosial secara kritis. Tanpa adanya pemahaman digital skill, masyarakat bisa dengan mudah terjebak informasi-informasi atau berita-berita yang belum tentu kebenaranya. Dilihat dari kasus Gus Miftah dan bapak penjual es teh maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat harus lebih berhati-hati dalam mencari informasi seputar permasalahan yang sedang viral di media sosial. Hal ini karena dari hadirnya kasus tersebut banyak sekali informasi-informasi yang kurang relevan sehingga menimbulkan perbedaan pendapat di media sosial.
Salah satu pemicu timbulnya perbedaan pendapat sekaligus informasi-informasi yang kurang relevan tersebut adalah karena munculnya video klarifikasi yang dibuat oleh salah satu pendakwah yang juga ikut hadir dalam kajian malam itu bersama dengan Gus Miftah. Dalam video klarifikasinya pendakwah tersebut mengungkapkan bahwa perkataan yang dilontarkan Gus Miftah kala itu merupakan ciri khasnya dalam berdakwah. Dalam video tersebut ia menambahkan "pada akhirnya Gus Miftah pasti akan tetap memborong minuman bapak penjual es teh itu." Publik beranggapan bahwa video tersebut sengaja dibuat untuk membela Gus Miftah. Publik dibuat lebih geram saat mengetahui fakta yang sebenarnya dari bapak penjual es teh bahwa es tehnya tidak habis diborong oleh Gus Miftah. "Udah ngehina-hina, kirain mah diborong taunya enggak." Ungkap kegeraman salah satu warganet di media sosial.
Perspektif Digital Etik
Digital etik merupakan perilaku yang harus ditekankan dalam bermedia sosial. Hal tersebut bukan hanya diperuntukkan bagi si penyebar informasi melainkan juga bagi para pembaca yang membaca informasi tersebut. Dalam kasus diatas bisa kita lihat bahwa sangat penting bagi kita menjaga etika khususnya saat berada di ruang digital. Pada kasus tersebut Gus Miftah jelas menunjukkan perilaku yang kurang baik untuk diperlihatkan di khalayak ramai, terlebih lagi beliau adalah seorang publik figure dimana etika dalam berbicara sangat dituntut baik di ruang publik maupun digital.
Namun, di sisi lain masyarakat juga harus menerapkan etika dalam memberikan komentar terkait kasus diatas. Meski timbul perbedaan pendapat di kalangan publik, kita tidak boleh untuk menghina atau memojokkan seseorang yang berbeda pendapat dengan kita menggunakan kata-kata yang kasar. Hal ini karena belum tentu pendapat kita terkait informasi tersebut benar begitupun sebaliknya. Kita tidak boleh menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya dan jangan membuat opini yang menggiring banyak pendapat publik jika kita belum benar-benar memahami konteks dari informasi tersebut.
Perspektif Digital Kultur
Digital kultur merupakan suatu fenomena yang melibatkan perilaku serta nilai-nilai yang terbentuk melalui penggunaan teknologi digital. Dalam konteks ini, media sosial menjadi arena untuk berekspresi dan berkomunikasi antar satu sama lain. Kasus diatas menunjukkan bahwa sangat memungkinkan bagi masyarakat untuk saling berinteraksi di ruang publik terkait hal-hal yang sedang tren atau viral pada masa kini. Tersebarnya berita diatas di kalangan publik telah membuktikan dinamika viralitas dalam digital kultur.
Dengan munculnya berita diatas di berbagai platform digital, publik jadi lebih bebas dalam memberikan pandangan terkait kalimat yang ditunjukkan Gus Miftah kepada bapak penjual es teh melalui representatif video yang tersebar di ruang digital. Perbedaan pendapat yang muncul di ruang digital terkait kasus diatas sangat erat kaitannya  norma-norma khususnya norma agama dan sosial. Perbedaan pendapat di ruang digital dapat menciptakanmenciptakan ketegangan serta perdebatan dalam masyarakat yang tidak berkesudahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H