Mohon tunggu...
Tsaniyatun Fuana
Tsaniyatun Fuana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

You can do it

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Banyaknya Anak yang Putus Sekolah di Indonesia

27 Oktober 2022   15:54 Diperbarui: 27 Oktober 2022   18:12 3276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumlah anak dan remaja yang putus sekolah masih tinggi di Indonesia. Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), ada sekitar 38 ribu siswa SD,15 ribu siswa SMP, dan pada jenjang SMA sekitar 22 ribu siswa yang putus sekolah hingga akhir tahun 2021.

Pendidikan merupakan kebutuhan yang paling penting di dalam kehidupan karena keahlian dan bakat dapat terbentuk melalui pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah upaya menuntun kekuatan kodrat diri supaya mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup. Menurut Ahmad D. Rimba, pendidikan ialah bimbingan yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didiknya secara sadar untuk membentuk kepribadian utama secara jasmani dan rohani.

Apa penyebab anak putus sekolah?

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan anak putus sekolah, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut kamus ilmiah, faktor adalah suatu hal yang dapat dijadikan alat untuk memengaruhi dan menentukan berlakunya suatu peristiwa.

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri, seperti senang bermain, rendahnya minat untuk bersekolah, dan sifat yang malas menyebabkan adanya anak yang putus sekolah. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri sendiri, seperti kondisi ekonomi keluarga yang kurang, hubungan keluarga yang kurang harmonis, tingkat pendidikan orang tua yang rendah, dan juga kondisi lingkungan pergaulan yang kurang tepat dapat menyebabkan anak putus sekolah.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, terdapat faktor yang menyebabkan anak putus sekolah. Beliau menyatakan bahwa sejumlah faktor melatarbelakangi mengapa seorang siswa tinggal kelas hingga putus sekolah, yaitu beberapa sekolah menggunakan sistem tidak naik kelas sehingga hal ini dapat memunculkan rasa malu pada siswa yang tidak naik kelas serta siswa yang lemah daya tariknya terhadap belajar kemungkinan prestasi belajarnya akan kurang dibandingkan anak yang mempunyai semangat belajar yang tinggi. Hal ini sangat mungkin menjadi salah satu faktor mengapa anak memutuskan untuk tidak bersekolah.

Bagaimana supaya jumlah anak yang putus sekolah berkurang?

a. Komunikasi antara orang tua dan anak

Hal ini tentu diperlukan karena komunikasi antara orang tua dan anaknya bisa menjadi sarana untuk mencegah terjadinya keinginan untuk putus sekolah. Anta (2019) menjelaskan komunikasi merupakan proses penyampaian yang dilakukan seseorang dalam memberikan pesan secara verbal maupun nonverbal kepada objek sasaran yang dituju. Dengan dilakukannya komunikasi antara orang tua dan anak, diharapkan akan ada perubahan pada sang anak.

b. Memberikan motivasi dan dukungan

Selain berkomunikasi, ada baiknya mencoba untuk memberikan motivasi dan memberikan dukungan supaya ia yakin bersekolah akan memberikan manfaat baik di masa sekarang dan masa mendatang.

c. Meningkatkan budaya membaca buku

Hal ini dapat membantu anak terhindar dari rasa malas belajar karena dengan membaca dapat memperluas wawasan, anak menjadi lebih sering berpikir, dan meningkatkan rasa ingin tahu.

d. Adanya beasiswa di sekolah

Beasiswa merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah anak yang putus sekolah karena kondisi ekonomi keluarga. Dengan adanya beasiswa, mereka dapat melanjutkan atau mulai bersekolah dan meraih cita-cita mereka.

Dengan dilakukannya beberapa solusi tersebut dimulai dari keluarga, diharapkan jumlah angka anak yang putus sekolah dapat berkurang.

Referensi

Sandhopa, Lennanda. 2019. Analisis Penyebab Anak Putus Sekolah di Desa Bandung Jaya Kecamatan Kebawetan Kabupaten Kepahiang. Skripsi. Bengkulu: Institut Agama Islam Negeri Bengkulu.

Rajasa, Sutan. 2002. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Karya Utama.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

https://pgsd.upy.ac.id/index.php/jadwal/profil-lulusan/2-uncategorised/12-pendidikan

https://ejournal.stitmuhbangil.ac.id/index.php/jie/article/view/169/96

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun