Mohon tunggu...
Tsaniya Silmi
Tsaniya Silmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Merupakan mahasiswi yang menempuh pendidikan Biologi di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyebab Kecanduan Pedas dan Dampaknya

1 Januari 2024   01:20 Diperbarui: 1 Januari 2024   01:24 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pepperscale.com

Kalian pernah gak sih makan makanan yang pedas? 

Rasa pedas yang diterima bikin keringat bercucuran dan ketagihan. Namun, pedas bukanlah rasa yang diterima oleh indera perasa lidah. Lidah dapat merasakan berbagai macam rasa seperti rasa manis, pahit, asam, dan asin. Lalu, apa yang dirasakan ketika kita mengonsumsi makanan pedas?

Diketahui bahwa pedas bukan merupakan rasa, melainkan sensasi rasa sakit yang disebabkan oleh capsaicin. Senyawa capsaicin (8-methyl-N-vanillyl-6-nonenamide) yang terdapat pada cabai memberikan reseptor rasa sakit seperti terbakar yang ada pada papila lidah. Capsaicin diterima oleh sensor panas tinggi (TRPV1) dengan memberikan sinyal ke otak sebagai rasa sakit atau panas yang berlebih, semakin pedas dan panas membuat rasa sakit semakin kuat. Rasa sakit ini menyebabkan pelepasan endorfin dan dopamin dalam otak, yang memberikan sensasi kenikmatan. Hormon endorfin berfungsi untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri, kemudian rangsangan pada pelepasan hormon dopamin sebagai pemicu rasa bahagia sehingga kita merasa nikmat dan puas. Akhirnya sebagian orang ketagihan dengan makanan pedas.

Reaksi yang diterima seperti berkeringat, wajah memerah, mata berair, juga sakit kepala dapat dirasakan ketika mengonsumsi makanan pedas yang berlebihan. Seseorang yang memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan pedas dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan seperti dispepsia, yaitu kondisi medis dengan gejala nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau ulu hati. Ditandai dengan gejala kronis gastrointestinal bagian atas termasuk nyeri dan rasa terbakar di epigastrium, rasa cepat kenyang, kembung dan mual.

            Meskipun begitu, zat capsaicin memiliki manfaat pada tubuh kita, seperti mengurangi resiko kanker. Oleh karena itu, jagalah kebiasaan makan kita secara teratur, mengonsumsi makanan pedas tentu boleh, namun perlu diperhatikan dengan batasan tertentu.

Referensi :

Saviraa, N, I, I., Kurniawana, A., Wardaningsiha, F, K., & Fikri, K. (2023). Hubungan Pola Konsumsi Makanan pedas dengan Peningkatan Resiko Dispepsia pada Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Jember.  Jambura Edu Biosfer Journal, 5 (2 ),48-55.

Setiawan, F., Nurdianto, A, R., Nurdianto, R, F., Tena, H, A, B., Sunariani, J & Sholihin, R, M. (2021). Peran Kapsaisin pada Penghambatan terjadinya kanker. MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan, 10 (2), 51-64.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun