Mohon tunggu...
KKN 221 UMD UNEJ
KKN 221 UMD UNEJ Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

KKN 221 UMD UNEJ merupakan kelompok KKN yang bertempatan pada Desa Ketah, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Pantai Dubibir: Keajaiban Alam dan Kearifan Lokal dibalik Nama yang Bermakna

6 September 2024   00:50 Diperbarui: 6 September 2024   01:08 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Dubibir siang hari/dokpri

Indonesia adalah negara kepulauan yang terkenal dengan kekayaan alamnya, termasuk pantai-pantai  indah serta beragam.  Jumlahnya lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di seluruh nusantara, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai surga bagi para pecinta pantai. Setiap pantai di Indonesia memiliki karakteristik unik yang mencerminkan keindahan alam dan budaya lokal. Keanekaragaman pantai di Indonesia mencerminkan kekayaan alam dan budaya yang dimiliki oleh negeri ini. Dari barat hingga timur, setiap pantai menawarkan pesona yang berbeda, menjadikan Indonesia sebagai destinasi utama bagi wisatawan yang mencari keindahan alam dan petualangan di tepi laut. 

           Pantai adalah salah satu elemen alam yang paling menakjubkan dan memikat di Bumi. Terletak di perbatasan antara daratan dan lautan. Pantai memiliki keindahan yang unik dan menawarkan beragam ekosistem serta kehidupan yang kaya. Dari pasir putih lembut hingga tebing berbatu yang dramatis, pantai menyajikan pemandangan yang spektakuler serta berfungsi sebagai habitat bagi banyak spesies flora dan fauna. Selain itu, pantai juga memainkan peran penting dalam kehidupan manusia, menyediakan tempat rekreasi, sumber ekonomi, dan tempat perlindungan bagi berbagai spesies laut. Salah satu pantai yang memiliki keunikan yaitu Pantai Dubibir.

           Pantai Dubibir terletak di Desa Ketah, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Nama "Dubibir" berasal dari bahasa Madura, "du'" berarti dua dan "bibir" berarti mulut atau tepi. Nama ini mencerminkan keunikan pantai tersebut, memiliki dua bibir pantai yang dipisahkan oleh pepohonan mangrove, menciptakan pemandangan berbeda dari pantai pada umumnya. Pantai Dubibir pertama kali dirintis oleh Pak Alan, seorang penduduk setempat yang sering berwisata ke berbagai pantai di Indonesia, termasuk di Malang dan Banyuwangi. 

Saat melihat potensi keindahan di daerahnya sendiri, Pak Alan merasa terdorong untuk mengembangkan Pantai Dubibir sebagai objek wisata. Ketika pertama kali menginjakkan kaki di pantai tersebut, Pak Alan terpukau oleh keindahan alamnya yang belum tersentuh. Saat berjalan dari arah timur ke barat dengan mengikuti ombak yang sedang pasang, ia menyadari adanya dua bibir pantai yang memisahkan air laut. Hal ini menjadikannya sebuah inspirasi untuk menamai pantai tersebut "Dubibir". 

           Meskipun pada awalnya masyarakat setempat meragukan potensi pantai ini sebagai destinasi wisata, Pak Alan tetap bertekad untuk mengembangkannya. Ia menggunakan teknologi sederhana seperti handphone dan media sosial, khususnya Facebook. Kegiatan tersebut digunakan untuk mempromosikan keindahan Pantai Dubibir kepada masyarakat luas, terutama kepada komunitas fotografer. Upaya ini lambat laun membuahkan hasil, hingga akhirnya Bupati Situbondo pada tahun 2017 mengunjungi pantai ini dan memberikan perhatian lebih pada pengembangannya.

           Pak Alan tidak hanya mempromosikan pantai tersebut saja, tetapi juga berperan aktif dalam membiayai berbagai kebutuhan untuk membentuk Pantai Dubibir sebagai destinasi wisata, seperti makanan dan minuman untuk para pekerja yang membantu proses pengembangan. Dengan bantuan dari pemerintah desa dan BUMDES dalam pemenuhan infrastruktur di Pantai Dubibir sehingga membuatnya terus berkembang, termasuk pembangunan "jembatan cinta" yang menjadi salah satu daya tarik utama. 

           Namun, kesuksesan Pantai Dubibir juga menghadirkan tantangan tersendiri, seperti adanya persaingan terkait kepemilikan dan pengelolaan pantai, terutama ketika pantai ini mulai ramai pengunjung dan menghasilkan pendapatan yang signifikan. Sayangnya, pandemi COVID-19 yang melanda pada tahun 2020 mengakibatkan penurunan drastis dalam jumlah pengunjung, yang juga mempengaruhi perkembangan infrastruktur pantai.

Pantai Dubibir siang hari/dokpri
Pantai Dubibir siang hari/dokpri

           Di tengah segala tantangan, keindahan Pantai Dubibir tetap menjadi daya tarik utama. Pasirnya yang murni, terbawa oleh ombak ke tepi pantai, diyakini oleh masyarakat Bondowoso memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh. Selain itu, keunikan pantai ini terlihat jelas saat air surut ketika dua bibir pantai dapat dilihat dengan jelas, dipisahkan oleh tumpukan pasir yang menjadi perantaranya.

           Pantai Dubibir kini menjadi salah satu destinasi wisata tersembunyi di Situbondo yang menawarkan keindahan alam yang asri dan suasana yang tenang, meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi dalam pengelolaannya. Pak Alan bersama dengan masyarakat Desa Ketah, terus berusaha untuk menjaga dan mengembangkan Pantai Dubibir sebagai warisan alam yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun