Mohon tunggu...
Jauf Tsaniyah
Jauf Tsaniyah Mohon Tunggu... Lainnya - Some one

Be brave but don't be stupid

Selanjutnya

Tutup

Money

Peran Mahasiswa Mengatasi Pengaguran Melalui Studi dan Koordinasi Dalam Mewujudka Perekonomian Ekonomi Indonesi

16 Desember 2021   23:42 Diperbarui: 16 Desember 2021   23:53 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Didunia Indonesi termasuk negara dengan kapasitas penduduk terbesar ke-empat sedunia. Sayangnya jumlah penduduk tersebut tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang ada. Kondisi ini menyebabkan banyak orang Indonesia masuk dalam kategori kelas pekerja yang membutuhkan pekerjaan. Dalam buku Nazrudin Malik Dinamika Pasar Tenaga Kerja Indonesia (2016), kecenderungan masalah ketenagakerjaan di Indonesia umumnya dikaitkan dengan terbatasnya daya serap perekonomian dibandingkan dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pengangguran di Indonesia pada Agustus 2018 sebanyak 7 juta orang atau sekitar 5,34%. Tingkat pengangguran tertinggi berasal dari daerah perkotaan yang mencapai 6,45% penduduk. Di sisi lain, tingkat pengangguran di perdesaan 4,04%. Sebagai intelektual muda peran mahasiswa sangat berpengaruh dalam berpikir kritis dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi negara. Dalam masalah pengangguran mahasiswa dapat berperan dengan belajar dan koordinasi pada pihak-pihak terkait serta mahasiswa dapat berkontribusi secara langsung dalam mengatasi masalah pengagguran ini. Tentu saja, mahasiswa tidak bisa bergerak sendiri, mahasiswa harus bekerja sama dengan pemerintah atau pihak lainyang berhubungan dengan lapangan pekerjaan dan bagaimana cara membuka lapangan pekerjaan atau berwirausaha. Hal ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,  yaitu pada SDGs ke 8 untuk menawarkan pekerjaan yang layak bagi masyarakat suatu negara dan juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebagai mahasiswa yang berkarakter bagi Indonesi dan dunia. Degan demikian mahasiswa iut serta dalam mwujudkan tujuan pembangunan dunia.

Secara umum, kecenderungan masalah ketenagakerjaan di Indonesia terkait dengan daya serap perekonomian yang masih terbatas dibandingkan daya serap angkatan kerja yang dipastikan akan terus meningkat. Hal ini dikarenakan kurangnya lapangan pekrjaan dan pembangunan yang masih belum optimal. Minimnya kesempatan kerja dan lapangan pekerjaan menjadikan masyarakat Indonesia malas untuk mencari pekerjaan dan takut untuk mengembangkan sebuah usaha. Ada juga masyarakat Indonesia yang masih tetap bekerja meskipun upah masih jauh dari standar upah minimum regional yang ditetapkan pemerintah di seluruh wilayah Indonesia. Karyawan bekerja paruh waktu atau karyawan bekerja minimal 35 jam seminggu. Akibatnya, jumlah pengangguran meningkat dan pendapatan pekerja berada di bawah upah minimum. Dalam buku Nazrudin Malik Dinamika Pasar Tenaga Kerja Indonesia (2016), kecenderungan masalah ketenagakerjaan di Indonesia umumnya dikaitkan dengan terbatasnya daya serap perekonomian dibandingkan dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja. Seperti diketahui, ada semacam paradoks dalam efisiensi perekonomian Indonesia yakni kinerja ekonomi yang tinggi tidak sejalan dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat yang memadai. Oleh karena itu, prospek perekonomian Indonesia harus memasukkan agenda penting, yaitu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, masalahnya mungkin ideologis, mengingat banyak cara berpikir tentang bisnis yang tidak lagi menyisakan ruang untuk masalah sosial.

Badan Pusat Statistik (BPS) mempublikasikan angka pengangguran di Indonesia pada Agustus 2018 sebanyak 7 juta orang atau sekitar 5,34%. Tingkat pengangguran tertinggi berasal dari daerah perkotaan mencapai 6,45%. Di bidang pendidikan, angka pengangguran tertinggi terus datang dari pendidikan menengah. Data BPS menunjukkan bahwa tingkat pengangguran tertinggi berasal dari mereka yang berpendidikan kejuruan (SMK) dan pendidikan menengah (SMA). Pada Agustus 2018, pengangguran dengan tingkat pendidikan vokasi mencapai 11,24 n SMA mencapai 7,95%. Sementara itu, pendidikan lulusan dan lulusan perguruan tinggi masing-masing mencapai antara 6,02% hingga 5,89%. Menanggapi perubahan yang cepat di dunia kerja, termasuk perubahan ketenagakerjaan, Indonesia telah menetapkan tiga prioritas ketenagakerjaan untuk mencapai pekerjaan yang layak di negara ini yakni Indonesia meluncurkan Program Pekerjaan Layak Nasional (DWCP) untuk Indonesia 2020-2025 yang disebut Jakarta pada bulan September. 30, 2020. DWCP ini mempertimbangkan dan memperkuat prioritas nasional dan tujuan pembangunan global, seperti Making Indonesia 4.0, peta jalan kebijakan pengembangan profesional di Indonesia. 2017-2025 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). Selain pemerintah, mahasiswa sebagai intelektual muda ditantang untuk berpikir kritis dan berkontribusi positif bagi terwujudnya SGDs di Indonesia. Mahasiswa berperan sebagai agen perubahan yang menentukan arah perubahan di Indonesia. Mahasiswa juga dapat menggunakan pemikiran kreatifnya untuk berkontribusi dalam upaya mengatasi permasalahan dan mengembangkan perekonomian Indonesia agar sejajar dengan negara maju lainnya. Oleh karena itu, mahasiswa dapat berperan penting dalam mengatasi permasalahan negara ini, termasuk mengatasi masalah pengangguran yang telah menjadi momok bagi Indonesia. Dalam perananya, mahasiswa dapat belajar dan berkoordinasi yang dapat dilakukan dengan berbagai hal. Pertama, melakukan studi di komunitas tentang sebaran tingkat pendidikan pelamar kerja, melalui hubungan informasi dengan asosiasi lulusan, perusahaan dan instansi pemerintah yang dapat menyebarluaskan informasi dengan ikatan alumni, perusahaan, instansi pemerintahan dapat menyebarkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan para pencari kerja. Dengan hal ini akan menguntungkan kedua belahpihak karena nantinya akan memberikan informasi yang dibutuhkan pencari kerja dan lowongan pekerjaan menawarkan banyak pilihan untuk tenaga kerja yang mereka butuhkan. Kedua, dapat dilakukan dengan memberikan edukasi berupa berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada masyarakat mengenai peluang bisnis yang ada dan juga dapat melibatkan dunia perbankan atau pemerintah. Dalam sharing session, ada baiknya memberikan informasi tentang sumber dana yang dibutuhkan dan apa yang harus dilakukan warga untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk memulai usaha, mengingat masih banyak masyarakat Indonesia yang membutuhkan informasi yang belum mereka pahami, termasuk bagaimana mendapatkan dana dalam memulai sebuah usaha. Dengan cara ini diharapkan masyarakat dapat membuka usaha-usaha baru sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru guna mengurangi masalah pengangguran yang ada di Indonesia saat ini. Hal ketiga yang dapat dilakukan mahasiswa adalah memberikan pengembangan profesional dengan melakukan pelatihan-pelatihan atau mengembangkan softkill kepada masyarakat. Program pelatihan ini diperlukan bagi orang-orang yang ingin mengembangkan keterampilan atau hobi mereka. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat dapat menciptakan peluang untuk menghasilkan tenaga kerja yang memadai baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat memahami bahwa dengan adanya peran mahasiswa ide dan gagasan yang diberikan akan mendorong perubahan pembangunan Indonesia menjadi lebih baik lagi. Mahasiswa dapat melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah pengangguran yang terjadi di Indonesia melalui study yang diartikan sebagai mahasiswa memberikan pendidikan, informasi dan pelatihan kepada masyarakat. Dengan tersedianya study, masyarakat dapat memperoleh berbagai kesempatan pendidikan, informasi, dan pelatihan tentang kesempatan kerja. Sehingga masyarakat dapat mencari lowongan pekerjaan atau bahkan memulai usaha sendiri. Selain itu, mahasiswa dapat mengkoordinir kelayakan idenya dalam bentuk kerjasama dengan ikatan alumni, dunia usaha dan pemerintah dalam menyalurkan ide-ide kreatif. Hal ini akan mengoptimalkan peran mahasiswa dalam Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam pembangunan ekonomi, yang nantinya akan menyelaraskan Indonesia dengan negara-negara industry dan maju di dunia. Selain itu, mahasiswa akan menjadi lebih berkarakter dalam ketertarikan kehidupan berbangsa dan bernegara serta memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi negara Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun