Ketika ijazah telah digenggam, banyak dari kita berpikir bahwa masa belajar telah berakhir dan dunia kerja adalah tujuan berikutnya. Namun, perlu dipahami dan disadari bahwa dunia kerja modern tidak hanya menuntut ijazah sebagai syarat utama, melainkan kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi. Ini menimbulkan pertanyaan: Apakah belajar masih relevan setelah kita resmi menyelesaikan pendidikan formal? Di tengah tuntutan dunia kerja yang semakin cepat berubah, Apakah kemampuan yang dimiliki masih dapat menjadi fondasi karir? Jawabannya mungkin akan memengaruhi pentingnya pendidikan berkelanjutan bagi seseorang.
Di era teknologi digital yang berkembang pesat, keterampilan dan pengetahuan yang relevan lima atau sepuluh tahun lalu bisa saja menjadi usang. Lifelong learning, atau konsep pembelajaran sepanjang hayat, kini menjadi bagian integral dari keberhasilan di dunia kerja. Belajar tidak lagi terbatas pada ruang kelas atau selama masa kuliah, tetapi menjadi kebutuhan yang harus terus dipenuhi selama karier seseorang berlangsung.
Di sinilah muncul tantangan baru: bagaimana menemukan keseimbangan antara tuntutan untuk terus belajar dan menjaga work-life balance? Dengan jadwal kerja yang padat, banyak pekerja merasa kesulitan untuk terus menambah keterampilan baru tanpa mengorbankan waktu pribadi mereka. Di sisi lain, terus-menerus mengabaikan kebutuhan untuk belajar bisa membuat seseorang tertinggal dalam persaingan profesional.
Dalam konteks ini, kita harus memahami peran penting dari pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Pendidikan adalah ruang luas yang dapat terjadi dimana dan kapan saja. Secara formal, norformal, bahkan informal. Oleh karenanya, sesungguhnya setiap saat selalu terjadi pendidikan dalam kehidupan kita. Pengajaran mengacu pada transfer pengetahuan, baik di dalam lingkungan akademik maupun di luar itu, di mana seorang mentor atau instruktur membimbing kita memahami konsep-konsep baru. Di sisi lain, pelatihan lebih berfokus pada keterampilan praktis yang langsung dapat diterapkan di dunia kerja. Ketiga elemen ini saling berkaitan dengan terangkum bahwa pendidikan mewadahi pengajaran dan pelatihan. Ketiganya berjalan beriringan untuk memastikan bahwa seseorang tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga mampu menerapkan keterampilan dalam konteks nyata.
Misalnya, seorang lulusan teknik yang telah menyelesaikan studinya mungkin merasa bahwa ijazahnya sudah cukup untuk memulai karier. Namun, ketika ia memasuki dunia kerja, ia segera menyadari bahwa teknologi yang dipelajari di bangku kuliah sudah tidak relevan dengan apa yang digunakan di industri saat ini. Di sinilah pentingnya pelatihan—baik melalui workshop, seminar, atau kursus singkat—untuk terus memperbarui keterampilan teknis agar tetap sesuai dengan kebutuhan pasar.
Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan agar dapat menjadi individu yang berkembang tetapi tetap memiliki kehidupan yang seimbang.
1. Memahami work-life balance masing-masing
Sadari bahwa keberagaman dalam kehidupan bukan sekadar perbedaan nama, asal daerah, atau fokus bidang keilmuan. Sejatinya, keinginan dan kebutuhan setiap individu pun beragam. Termasuk, dalam mendefinisikan work-life balance. Bisa jadi, pembagian 50-50 antara pekerjaan dan kehidupan pribadi hanya berlaku pada beberapa pihak tertentu saja. Oleh karena itu, pahami apa yang membuatmu nyaman dan kapan lepas dari tekanan.
2. Membuat target jangka panjang
Perbedaan kebutuhan work-life balance bisa dipengaruhi oleh tujuan seseorang. Dengan demikian, aturlah target jangka panjang dan buat turunan kegiatan yang dapat mendukung tercapainya target tersebut. Dengan begitu, kamu tidak akan merasa tertekan ketika suatu hal yang mungkin tampak lebih berat dari orang lain menimpamu.
3. Memanfaatkan pengalaman dan fasilitas sekitar
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, pendidikan dapat terjadi dimana saja dan ada istilah bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Terbukalah untuk terus belajar dari lingkungan sekitar. Tidak jarang, untuk dapat lebih profesional kita bisa learning by doing.
Lebih dari itu, banyak perusahaan modern kini juga mendorong karyawan untuk mengikuti pelatihan berkelanjutan sebagai bagian dari pengembangan profesional. Ini tidak hanya membantu meningkatkan keterampilan kerja, tetapi juga menjadi cara untuk mempertahankan keseimbangan kerja dan kehidupan. Dengan adanya pelatihan yang fleksibel, seperti kursus online atau sesi pelatihan yang bisa dilakukan dalam waktu singkat, karyawan dapat terus belajar tanpa harus mengorbankan waktu bersama keluarga atau kegiatan pribadi.