1Tsania Sakinatun Nisa, 2Muhammad Nofan Zulfahmi
Guru adalah pendidik profesional yang memiliki tanggung jawab utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, serta menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Guru adalah orang yang digugu dan ditiru, serta bertanggung jawab untuk mengembangkan seluruh potensi emosional, kognitif, dan psikomotorik siswa. Menjadi seorang guru tidaklah mudah. Khususnya guru sekolah dasar, dimana guru harus mahir dalam semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar (Rahmadhon et al., 2021). Era global yang serba digital ini, menggunakan media sosial dengan bijak telah menjadi keterampilan penting bagi para guru. Media sosial tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi, tetapi juga sebagai platform pendidikan yang efektif. Guru dapat menggunakan media sosial untuk berbagi materi pembelajaran, mengoreksi kesalahan informasi, dan membangun komunitas pembelajaran interaktif. Oleh karena itu, kemampuan mengelola media sosial secara bijak sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran dan pengembangan profesional guru di era global ini.
Memasuki abad 21 pendidik harus memiliki kompetensi yang tinggi untuk menghadapi kemajuan teknologi, termasuk kemampuan untuk berkomunikasi dan beradaptasi mengikuti tantangan zaman (Pontjowulon, 2023). Tantangan dalam dunia pendidikan abad 21 ini adalah guru harus mengubah cara berpikir siswa dari memanfaatkan menjadi menciptakan. Untuk menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21, sangat diperlukan kematangan kompetensi guru. Kemampuan digital tidak hanya melibatkan keterampilan guru dalam menggunakan teknologi tetapi sekaligus menggarisbawahi peran guru sebagai fasilitator yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan memupuk pertumbuhan pribadi mereka  (Sitompul, 2022).
Penggunaan media sosial yang semakin meningkat memberikan kesempatan bagi pendidik untuk memanfaatkan paltform tersebut sebagai sarana pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan media sosial untuk menyajikan pembelajaran yang menarik dan relevan, sesuai dengan minat siswa. Dengan menggunakan media sosial sebagai media pembelajaran, diharapkan siswa memperoleh keterampilan berbahasa dan kesantunan yang baik serta mampu menggunakan media sosial secara bijak (Ulfah, 2020). Hal ini sesuai dengan teori konstruktivisme yang memungkinakan siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya sendiri, mengeksplorasi makna dari apa yang telah dipelajarinya, dan menggunakan kerangka berpikir yang telah dimilikinya untuk menyelesaikan konsep dan ide baru (Suparlan, 2019). Beragam platform media sosial yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran diantara lain Youtube, Tiktok, Instagram, Whatsapp, dan Telegram.
Berikut adalah cara guru bijak menggunakan medsos YouTube, TikTok, WhatsApp, Instagram, dan Telegram dalam kegiatan pembelajaran.
1. YouTube
YouTube dapat digunakan oleh guru sebagai media pembelajaran, baik untuk mencari video edukatif, mempublikasikan karya siswa, maupun sebagai sarana pembelajaran jarak jauh melalui live streaming. Pembelajaran berbasis proyek memungkinkan guru memanfaatkan YouTube sebagai media untuk mempublikasikan karya siswa. Ini berfungsi sebagai wadah untuk merangsang imajinasi siswa dan memberikan apresiasi pada karya yang telah mereka ciptakan. Dengan adanya publikasi di YouTube, mendorong siswa untuk menciptakan karya terbaik yang mampu mereka hasilkan. Namun bila digunakan sebagai sarana pembelajaran jarak jauh melalui live streaming, interaksi antara guru dan siswa dapat dilakukan melalui kolom komentar yang ada. Siswa dapat menggunakan kolom komentar ini untuk mengajukan pertanyaan kepada guru.
2. Tiktok
Tiktok adalah platform media sosial yang khusu mengutamakan konten video musik. Pengguna dapat membuat dan membagikan video musik melalui platform ini. TikTok memiliki daya tarik unik yang dapat memotivasi siswa dalam belajar mempermudah pemahaman materi yang disampaikan, mesikpun dalam durasi yang singkat, materi dapat disampaikan degan jelas dan efektif. Durasi yang singkat ini membuat siswa tidak merasa bosan dengan materi video yang disajikan, sehingga meraka lebih terdorong untuk memperhatikan secara menyeluruh. TikTok dianggap sebagai platform yang baik untuk digunakan sebagai sarana pembelajaran karena alasan berikut: TikTok dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa. Selain itu, platform ini juga mampu menarik perhatian siswa dengan berbagai fitur yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Dan yang terakhir, Tiktok sejalan dengan kemajuan dunia pendidikan yang mendekati era digital. Dalam proses pembelajaran, TikTok dapat digunakan sebagai sarana pengumpulan tugas siswa.
3. Intagram
Pemanfaatan Instagram dalam proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, antara lain: Membuat postingan yang relevan dengan materi pelajaran, dengan tambahan gambar yang menarik perhatian, unggah video pembelajaran yang mendorong siswa untuk menonton dan memberikan masukan, menggunakan Instagram sebagai sarana untuk menilai hasil pembelajaran, serta menggunakan platform ini untuk membagikan link website yang berkaitan dengan penyelesaian tugas yang telah diberikan.