Mohon tunggu...
Tsania FitrialinPutri
Tsania FitrialinPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Prodi Ilmu Komunikasi 21107030124

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Tukang Becak Bernama Bapak Kus: Keistimewaan Tersembunyi dibalik Kehidupannya

8 April 2022   23:23 Diperbarui: 8 April 2022   23:53 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi: Foto Bapak Kus beserta becak birunya (07/04/2022)

Kisah perjuangan dalam menjalani hidup dari tukang becak Yogyakarta, Jawa Tengah bernama Bapak Kus.

Berikut ini kisah lengkap tentang bapak Kus seorang pembecak Yogyakarta

Sosoknya biasa saja, penampilan apa adanya dan sikap yang polos serta keluguannya menunjukkan bahwa dia memang berasal dari desa yang tak mengenal status pendidikan atau terasing dari istilah tingkat sosial. Namun hal itu tidak menafikan keistimewaan yang tersembunyi di balik kehidupnya dari sifat luhur yang patut menjadi teladan dan sebuah pelajaran yang tinggi. Bapak Kus adalah seorang perantau dari Lampung. Beliau menuju perjalanan menuju ke kota Yogyakarta sudah 20 tahun lamanya. Diusianya yang tidak muda lagi, bapak Kus tetap semangat mengais rejeki dari pagi sampai sore, Berawal dari seringnya saya melihat bapak Kus yang membawa becaknya dengan raut wajah semangat demi pundi-pundi rupiah, saya tertarik untuk meliputnya.

Lihat saja ketika kita mengelilingi Yogyakarta, pasti banyak sekali para tukang becak yang menganggur dipinggir jalan, entah itu becak onthel ataupun becak mesin. Sebagian dari para tukang becak melakukan demo kecil dipinggir jalan yang membuat para pengendara merasa iba dengan mereka, sehingga saling berbagi rezeki. Apalagi sekarang bulan Ramadhan banyak sekali orang baik yang membagi bagi makanan gratis untuk mereka para tukang becak. Sering kali saya menemui para tukang becak yang hanya mangkal di pinggir jalan yaitu di jalan Batikan, Umbulharjo. Ada beberapa tukang becak berjejer di jalan Batikan sampe larut malam.

Malam hari tanggal 7 April 2022 saya menemui bapak Kus yang terlihat sedang membenarkan becaknya setelah pulang bekerja. Pagi membawa raut wajah penuh semangat,sedangkan malam  hari membawa raut wajah yang telihat cape, sungguh perjuangan yang sangat menginspirasi banyak orang. Ketika saya tanya Apakah dengan menjadi tukang becak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari bapak? "Bisa, yang penting itu kalau bekerja itu ditaati, diyakini, jangan lupa dengan Allah dan selalu disyukuri berapapun hasilnya" jawab beliau.

"Saya saja cuma tamatan SD mau cari kerja susah dan jadi tukang becak adalah pilihan terakhir" jawab pak Kus, ketika saya tanya mengapa bapak memilih menjadi tukang becak?

Selama 20 tahun berprofesi sebagai tukang becak adalah komitmen dari bapak Kus, dan tinggal sendiri disebuah kontrakan sederhana, beliau hidup mandiri makan sendiri, tidur sendiri dan bekerja sendiri. Terkait penghasilan perharinya beliau sebutkan tidak menentu selama bulan Ramadhan ini, tapi hal itu tak membuat patah arang untuk menjaring rejeki untuk keluarganya. Tetapi beliau juga tidak kaget dengan hal itu karena itu menjadi kebiasaan setiap tahunnya. "kalau bulan Ramadhan penghasilan paling mendapat 20 perhari karena sepinya penumpang apalagi ditambah sekarang musim virus Covid-19" ungkap Bapak Kus. "Tinggal yang menjalani dan bagaimana mengelola keuangan, yang penting bisa buat makan itu sudah bersyukur." Imbuhnya. Becak yang dikendarainya ternyata bukan milik sendiri, tetapi beliau nyewa dalam sebuah penyewaan becak di wilayah Umbulharjo. Setiap harinya becak itu dititipkan dengan membayar lima ribu rupiah.

Malioboro adalah tempatnya mencari pundi pundi rupiah, beliau mangkal dengan becak birunya dengan harapan banyak penumpang yang bisa beliau antarkan sehingga mendapatkan uang. Dengan adanya para wisatawan yang ingin mengelilingi kota Yogyakarta beliau dapat mengantarkannya kemanapun penumpang inginkan. "jika orang Yogyakarta asli sudah tidak ada yang mau menaiki becak seperti ini, jadi ya gimana pun saya mencari orang luar Yogyakarta agar pekerjaan saya ini bisa jalan terus" ujar Bapak Kus.  

Bensin, ganti oli, service mesin adalah tanggungan yang Bapak Kus jalani setiap bulannya walaupun penghasilan tidak menentu. Belum lagi bensin di Indonesia lagi naik harga, mengharuskan Bapak Kus berfikir gimana cara agar terus jalan. Tarif becak motor ternyata sama saja seperti tarif becak onthel, bedanya hanya tergantung jarak yang penumpang inginkan.

Musim liburan adalah moment yang ditunggu tunggu oleh banyak orang seperti halnya Bapak Kus. Beliau mengatakan senang kalo liburan karena ada banyak penumpang dimana para wisatawan berlibur ke Yogyakarta.

Dokumen Pribadi : Foto Selfi dengan Bapak Kus (07/04/2022)
Dokumen Pribadi : Foto Selfi dengan Bapak Kus (07/04/2022)

Berjuang di tengah kemajuan teknologi yang berkembang pesat. Banyak penumpang yang mulai beralih dari kebiasaan lama mengikuti perkembangan zaman dan arus globalisasi. Penumpang lebih memilih cara instan dibandingkan cara tradisional, karna dinilai lebih cepat dan efektif. Perkembangan teknologi dapat membawa ke arah positif maupun negatif tinggal bagaimana kita harus menyikapinya. Dampak negative adanya perkembangan teknologi yang pesat itu bagi pak Kus menurutnya sangat berpengaruh, "tetapi kan rezeki sudah ada yang atur kita sebagai makhlukNya harus yakin dan percaya" ungkap beliau. Dan sekarang dengan adanya Ojek online yang hanya memesan lewat Media sosial, beda dengan becak yang penumpang harus keluar mencari tukang becak dulu. 

Membuat para penumpang memilih ojek online yang lebih praktis dan efektif. Tetapi jika ditanya kenapa tidak ingin pindah atau ganti profesi, Pak Kus menjawab enggan untuk ganti pekerjaan karena menurutnya itu pekerjaan yang cocok dan ingin melestarikan tradisi lama. Saya juga bertanya apakah bapak mengalami suka duka sepanjang menjalani profesi sebagai tukang becak? "Saya sangat suka menjalani profesi ini karna bagi saya menyenangkan. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi masih ada beberapa sosok masyarakat yang tidak terpengaruh dan tetap mempertahankan prinsipnya, salah satunya adalah bapak Kus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun