Gambar diambil dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat (20/2/2022)
Sampai hari ini terdapat banyak sekali berbagai varian covid 19 diantaranya ada Alfa, Beta, Gamma, Delta hingga yang terbaru yaitu Omicron. Maka munculah pertanyaan terhadap timbulnya varian varian terbaru, lantas kemanakah varian lama?
Virus Covid 19 varian Omicron kini sudah tersebar dihampir seluruh wilayah Indonesia. Sampai saat ini Omicron sudah menyebabkan ribuan masyarakat Indonesia terinfeksi. Selain itu, Omicron juga tidak hanya menyasar ke orang dewasa, tetapi juga dapat menginfeksi anak-anak. Kementerian Kesehatan mengatakan Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta. Nah mengapa Omicron bisa lebih cepat penularannya? Jawabannya karena, saat Omicron sudah ada ditenggorokan, kemampuan tubuh manusia untuk melawan virus itu lebih rendah. Di Indonesia, pergerakan Omicron terus meningkat. Dilihat dari kasus perharinya yang pernah tembus di angka 300 orang.
Apa gejala yang dirasakan orang terkena Omicron?
Cerita dari segi kehidupan sehari hari banyak sekali orang-orang mengeluhkan sakit dari sakit tenggorokan, pusing sampai demam. Tetapi masih menjadi pertanyaan apakah itu adalah gejala terkena Omicron atau karena cuaca yang tidak menentu yang kadang panas kadang hujan. Eitzzz.... tapi jangan sampai kita menyepelekan hal itu. Rumah sakit sekarang terpenuhi dengan orang yang mengeluhkan sakit yang hampir sama.
Apabila gejala diatas merupakan gejala Omicron, lantas yang menjadi pertanyaan kemanakah varian varian sebelumnya?
Dikutip dari artikel yang ditulis oleh Ni Luh Anggela tentang "Omicron merajalela, kemana varian varian sebelumnya?" tertera bahwa, Ketua Bidang Komunikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 BNPB Hery Trianto mengatakan, sejak pertama kali virus Covid 19 masuk di Indonesia, setidaknya sudah ada ratusan varian.
Namun, apakah semuanya adalah varian baru Omicron, dia mengaku belum mengetahui hal tersebut. Sebab untuk mengetahuinya, perlu melalui prosedur kesehatan yang disebut Whole Genome Sequencing (WGS). "Ada prosedur kesehatan yang harus dilalui namanya adalah Whole Genome Sequencing untuk mengetahui varian-varian apa saja yang ada di sana. Cuman pelaksanaan di Indonesia baru bisa dilakukan di 12 laboratorium. Jadi memang sangat terbatas," Dikarenakan WGS membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka digunakanlah metode yang lebih murah, SGTF (S-gene target failure) untuk bisa mengetahui apakah varian tersebut probable Omicron atau bukan. "Kira-kira dengan metode SGTF yang lebih murah itu akan ketahuan apakah itu probable Omicron atau tidak. Baru kemudian dibawa ke laboratorium untuk dipilah lagi, apakah dia Omicron atau bukan. Nah itu masalahnya mahal sekali WGS itu," ujar Hery.
Hery juga mengungkapkan, di Indonesia setidaknya sudah ditemukan lebih dari 150 varian. Dan virus-virus ini dikategorikan dalam dua jenis varian, yaitu variant of concerns (VOC) dan variant ofinterest(VOI).
"VOC jika memang variannya itu seperti Omicron ini, jadi memberikan impact kesehatan yang tinggi. Kalau yang tidak, ada varian-varian yang abortif, jadi varian-varian yang memang tumbuh, tapi ternyata ketika dia melakukan mutasi dia gagal, sehingga dia punah dengan sendirinya. Sehingga varian-varian yang bisa bertahan ini bisa bertahan hidup," tuturnya.
Apa dampak adanya Omicron bagi kehidupan sehari hari ?
Ada sedikit cerita, tentang dampak Omicron pada pekerjaan di Indonesia saya beberapa hari yang lalu sempat berbincang dengan salah satu tukang gojek, disitu saya bertanya "Bagaimana pekerjaannya setelah adanya varian baru Omicron?" lalu beliau menjawab "Alhamdulillah tetap lancar tidak seperti kasus varian sebelumnya yang sempat menghambat pekerjaan, mungkin karena sudah terbiasa terhadap kasus Covid 19 yang selalu ada varian baru. Tetapi intinya tetap patuhi protocol kesehatan dan selalu waspada". Berati dapat ditarik kesimpulan bahwa varian Omicron tidak begitu berdampak pada pekerjaan saat ini. Dampak Omicron dari sisi Pendidikan salah satunya adalah pada lingkup perguruan tinggi yang sudah memiliki rencana untuk tatap muka/PTM tapi pada akhirnya gagal setelah maraknya kasus Omicron. Mahasiswa dibuat kecewa akibat berita tersebut. Impian untuk kuliah tatap muka yang sudah di idam idamkan sejak lama akhirnya batal gara gara Omicron.
Itulah pemaparan mengenai pertanyaan kemanakah varian-varian Covid 19 setelah adanya Omicron. Walaupun Omicron tidak seperti varian sebelumnya tapi kita jangan sampai menganggap remeh dan menyepelekan Omicron. Dan jangan lupa untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan agar tidak mudah tertular Covid-19. Semoga kita tetap terlindungi dan stay healthy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H