Oleh: Tsania Ananda Zalfa
Merasa jauh dari Allah? Padahal Allah selalu ada. Kamu tuh yang kemana?
Ungkapan lembut Allah "Sungguh Aku dekat" adalah komitmen Allah untuk selalu dekat dengan hamba-Nya, kapanpun dan dimanapun mereka berada. Terutama untuk Hamba-Nya yang mengerjakan amal sholih dengan tujuan lebih mendekatkan diri dengan Tuhannya.
Mendekatkan diri kepada Allah, dapat ditempuh melalui berbagai hal seperti memperbanyak dzikir kepada Allah, menjaga wudhu, memperbanyak sujud, selalu bersyukur, menjaga sholat yang lima waktu, dan kegiatan ibadah yang lainnya.
Pentingnya ibadah dalam agama islam sangat besar karena ibadah dapat menguatkan koneksi kita sebagai manusia dengan Allah. Membangun konektivitas dengan Allah, berarti menyambungkan diri sehingga membangun kedekatan yang spesial dengan Allah. Hal ini, salah satunya dapat diwujudkan melalui interaksi dengan ayat- ayat al-Qur'an. Melalui ayat-ayat al-Qur'an, kita dapat merasakan kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari kita.
Bacaan al-Quran merupakan salah satu ibadah yang sangat penting bagi umat Islam dan memberikan banyak keberkahan. Selain sebagai kewajiban, membaca al-Quran juga memperdalam koneksi dengan Allah. Dalam islam, konsep ini disebut dengan tadabur al-Qur'an. Jadi, sudahkah kalian mentadaburi al-Qur'an?. Kapan kita benar-benar terkoneksi dengan Allah?
Tadabur al-Qur'an bukan hanya sekedar membaca ayat-ayat al-Qur'an, namun juga melibatkan refleksi, meditasi, dan introspeksi mendalam tentang ayat-ayat untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Saat kita memikirkan ayat-ayat al-Qur'an, kita berkomunikasi dengan Allah secara pribadi. Kita menyampaikan ketulusan hati kita, keinginan, kekhawatiran, dan harapan kepada Sang Pencipta. Hal inilah yang menjadikan hati kita terhubung dengan Allah.
Tak sedikit belakangan ini banyak diantara kita jenuh untuk membaca al-Qur'an bahkan untuk memahami maknanya. Namun berbeda dengan nonton drakor, nonton anime, baca novel, scroll sosmed, kita rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk hal tersebut dan tidak merasa jenuh.
Sumber masalah mengalami kejenuhan tatkala membaca al-Qur'an itu tidak lain tidak bukan adalah diri sendiri. Karena al-Qur'an sangat terjaga kesucian dan kebenarannya. Mari kita buat seolah-olah kita sedang makan makanan terbaik di dunia. Bagi orang dengan lidah yang sehat, makanan terasa enak. Namun bagi mereka yang mungkin masih mengalami sakit lidah atau mati rasa, makanannya terasa biasa saja dan cenderung hambar. Jadi yang salah bukan makanannya.
Begitu pula al-Qur'an, apakah hati kita sudah cinta dengan al-Qur'an?