Berbeda dengan yang lain tidak menjadi halangan bagi diri seseorang untuk menjadi yang pertama atau sang juara.Â
Anak penyandang disabilitas merupakan anak yang mempunyai kekurangan dalam dirinya baik fisik maupun batin. Menjadi orang peyandang disabiltas ialah tidak dikarenakan orang tuanya mempunyai keturuanan saja melainkan karan faktor eksternal yakni seperti kejadian kecelakaan, jatuh atau yang lainnya. Anak dengan berkebutuhan khusus membutuhkan perhatian yang khusus pula. Tidak hanya di linkungan keluarga, melainkan juga di lingkungan masyarakat sekaligus di lingkungan sekolah pula.Â
Cacat fisik namun masih mempunyaii daya pikira atau ingat yang bagus, tidakmenjadikan anak tersebut lemah dalam setiap hal. Cacat pikir namun masih mempunyai daya fisik yang kuat juga tidak menjadikan anak lemah dalam setiap keadaan.
Hal tersebutlah yang menjadi semangat para anak peyandang disabilitas dalam melajutkan kehidupannya. Dukungan dari orang tua yang menjadi tujuan utama bagi mereka, semangat dan lindungan mereka yang menjadi selimut kehidupannya.Â
Untuk  itu, selain keluarga yang menjadi pendidikan utama bagi anak-anaknya, terutama bagi ibunya. Di Indonesia telah didirikan sekolah ynag mampu menampung anak-anak penyandang disabilitas. Yang mana bahwa semua anak-anak generasi bangsa mempunyai hak dalam mendapatkan pendidikan. Pemerintah telah mendiririkan sekolah yang dinamakan dengan sekolah Inklusi.Â
Jelas sekali, menjadi orang tua pasti mempunyai fikiran, dimana ia akan menyekolahkan anaknya? Dengan sadar diri, bahwa anaknya mempunyai kebutuhan khusus yakni berbeda dnegan anak-anak yang lainnya.Â
Sekolah Inklusi yakni sekolah regular ynag mampu menerima anak dengan penyandang disabilitas atau anak berkebutuhan khusus. Di sekolah inklusi guru tidak akan membedakan antara anak regular dengan anak ABK. Semua peserta didik akan mendapatkan pendidikan seuai dengan haknya masing-masing.Â
Di sekolah inilah anak akan mulai berteman, anak akan mulai belajar, dan anak akan mulai bersosialisasi. Tidak menjadikan kekurangan sebagai halangan melainkan sebagai bakat tersendiri yang ia miliki.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H