Lamongan, 24 maret 2020. Anakmu pintar sekali, tidak seperti anakku yang mendapat rangking terakhir dikelas. Adik memang tidak mendapat rangking satu dikelas bu, namun adik bisa melakukan semua hal yang tidak bisa dilakukan oleh teman lainnya. apakah hal ini pernah kita rasakan sebelumnya? Dan apakah kita merasa bahwa orang mengatakan bahwa kita bodoh karena hal sekecil itu? Â
        Kata ibu, yang memarahi adik  karena nilai rapotnya jelek. Adik  memang tidak pintar dikelas ibu, namun adik bisa dalam melakukan segala hal. Kata tersebut yang dilontarkan oleh sang adik. Ibu sering menganggap adik bodoh, namun adik  tidak pernah merasa bahwa adik bodoh, namun sebaliknya.
         Adik  suka bu mendapat rangking 30, karena tiga puluh itu angkanya banyak, kalau satu adik  tidak suka karena angkanya sedikit. Pernahkah anda para orang tua mendengarkan hal-hal semacam itu?? Dan apakah kita sendiri pernah mengatakan hal tersebut ketika kita mendapatkan rangking paling akhir?
        Perlu diketahui untuk para orang tua. Bahwa ketika sang anak berkata hal-hal tersebut kecerdasan anak mulai meningkat dari dasar. Namun banyak orang tua yang tidak dasar akan hal itu. Terdapat pada kata jika aku mendapat rangking 30 nanti aku akan mendapat angka banyak bu, dan jika aku mendapat rangking  satu maka adik akan mendapat angka sedikit.Â
        Sama dengan anak usia dini, ketika sang adik masih duduk di kelas A/B TK/RA, ketika guru menilai buku sang adik dengan memberikan bintang lima, adik akan merasa senang karena adik mendapakan bintang banyak. Dan begitu sebaliknya ketika sang adik mendapatkan satu bintang maka adik akan marah karena adik merasa bahwa adik hanya memiliki sedikit  bintang.
Apresiasi yang akan diberikan kepada sang anak apabila orang tua memahami pula bahwa kecerdasan yang dimiliki anak sudah berkembang begitu pesat. Jika orang tua memahami dengan baik tentang perkembangan kecerdasan anak, maka mereka akan senang dengan tingkah yang dilakukan anak tanpa sepengetahuan kita.
Mengapa demikian, sang adik melihat realita secara langsung dengan melihat jumlah bintang yang ada di bukunya, adik sudah dapat memahami makna sedikit dan makna banyak itu seperti apa. Sehingga adik dapat berkata adik lebih suka mendapatkan  lima bintang Karena berjumlah banyak dan adik tidak suka mendapat satu bintang karena satu bintang berjumlah sedikit.
Hal semacam ini perlu diketahui oleh orang tua. Benar ketika pada masa sekolah PAUD/ TK dan RA proses penilaian yang diberikan sang guru memang seperti itu.Â
Dan berbeda dengan penilaian yang diberikan pada anak SD/MI. penjelasan yang jelas yang ingin didapatkan seorang anak. Namun ketika anak sudah dapat berkata seperti itu, anak sudah mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya.
Kecerdasan tidak harus dilihat dari sebuah nilai yang tertulis di selembar kertas. Namun kecerdasan anak harus dilihat dari dalam diri anak itu sendiri. Anak memliki potensi yang berbeda-beda sehingga berkembangnya pun demikian. Keceerdasan anak terbagi dalam berbagai macam atauyang sering dikatakan dengan kecerdasan majemuk. Terdapat 9 Kecerdasan majemuk diantaranya;
1. kecerdasan linguistik, pada kecerdasan linguistic anak sudah mampu mengolah kata-kata baik itu melalui tulisan maupun lisan. Pada kecerdasan ini dapat dilakukan anak memalui membaca, mendengar, dll. Sehingga anak mampu mengolah apa yang ia dengar dan apa yang ia baca.
2. kecerdasan logika atau matematika, pada kecerdasan ini anak mempu dalam mengolah angka atau bermain logika. Anak yang berada pada kecerdasan ini sering hidup di lingkungan yang penuh dengan rasional, tertada dan berkonsep. Pada kecerdasan ini sering condong terlihat pada saat sekolah, anak lebih meningkatkan kemampuanya dalam mata pelajaran yang berkaitan.
3. kecerdasan visual ialah kecerdasan anak yang lebih mengarah pada berfikir tentang gambar-gambar atau mampu menciptakan konsep dunia yang memiliki makna special. Pada kecerdasan ini dimiliki oleh anak yang suka melukis atau berimajinasi. Yang diungkapkan memalui gambar-gambar.
4. kecerdasan musical, merupakan kecerdasan anak yang mengarah pada dunia musik. Anak mampu menciptakan sebuah lagu, irama, mampu membedakan, memberi ekspresi dan mengubah sesuatu yang berkaitan dengan music.Â
Kecerdasan musical ini banyak dimiliki oleh setiap anak, namun tergantung pada diri semdiri apakah mau mengembangkan ataukah tidak. Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan musical ini terdapat pada orang yang suka bernyanyi.
5. kecerdasan kinestetik, yakni kecerdasan yang dimiliki oleh anak yang gemar dalam olahraga. Pada kecerdasan ini anak sering menggunakan gerak anggota tubuhnya untuk melakukan sesuatu. Ciri-ciri kecerdasan kinestetik ialah orang yang suka menari, olehraga, atlet, dll.
6. kecerdasan interpersonal atau antar pribadi. Pada kecerdasan ini anak anak mampu memahami diri sendiri dan memahami orang lain. Â Ciri orang yang memiliki kecerdasan ini ialah anak yang suka berempati, memiliki belas kasih, tanggung jawab dan lain sebagainnya. Â Contoh yang dimiliki oleh seorang guru,
7. kecerdasan intrapersonal atau diri sendiri. Anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal lebih memahami dirinya sendiri. Mampu menempatkan emosi dengan mengungkapkan dalam bentuk symbol. Mereka juga anak yang mandiri, disiplin dan focus pada tujuan yang ingin dicapai. Atau salah satunya dengan mengungkapkan segala isi hatinya dalam buku diary.
8. kecerdasan naturalis atau lingkungan. Pada kecerdasan ini anak mampu memahami lingkungan sekitar, anak mampu memahami flora dan fauna dengan produktif. Mampu mengenalkan benda-benda yang ada disekitarnya dan memelihara atau merawatnya. Kecerdasan ini sering dimiliki oleh petugas perhutanan dll.
9. kecerdasan spiritual. Pada kecerdasan ini ada lebih suka pada persoalan-persoalan Tanya jawab. Mencari tahu sesuatu yang baru yang masih ia bimbangkan. Dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan persoalan yang ia dapatkan.
Dari kesembilan kecerdasan majemuk diatas. Sesuai juga dengan pertanyaan-pertanyaan dia atas mengenai kecerdasan anak. Apabila di lihat dari 9 kecerdasan majemuk tersebut terdapat pada kecerdasan logika atau matematika yan lebih condong pada penilaian sekoalh. Sehingga hasi yang tertulis di atas kertas menunjukkan bahwa dia pintar.
Tidak salah, namun kurang tepat dalam memahamkan kepada anak bahwa kecerdasan yang dimiliki anak ialah berbeda. Bisa dilihat dari 9 kecerdasan diatas. 9 kecerdasan tersebut merupakan kecerdasan yang akan dimiliki oleh berbagi anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H