Mohon tunggu...
Tsanaya AzZahra
Tsanaya AzZahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah traveling, saya orangnya mudah bergaul, saya menyukai konten-konten tentang traveling, saya sangat menyukai hal-hal baru dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan Kewarganegaraan di Era Digital

16 Oktober 2022   16:55 Diperbarui: 19 Oktober 2022   22:02 4241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PEMBAHASAN

Sering sekali kita mendengar mengenai kasus penyalahgunaan data atau adanya data yang tidak terintegrasi di Indonesia. Maka perlu diadakannya validasi data sebelum data tersebut disebarkan ke khalayak luar. Pihak-pihak besar juga pernah mengalami kebocoran data. Contohnya Kominfo yang sering kali mengalami kebocoran data. Seperti kebocoran data 17 juta pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada pertengahan Agustus 2022 lalu. Lalu kebocoran data rekam jejak peramban pelanggan (data browsing history) operator internet Indihome pada 21 Agustus 2022 lalu. Selain itu yang mengejutkan baru-baru ini adalah kebocoran 1,3 miliar data registrasi SIM Card yang diklaim berasal dari Kemenkominfo.

Rasa nasionalisme bangsa Indonesia dikalangan kaum millennial Indonesia mengalami krisis. Semangat dan rasa nasionalisme kaum millennial di Indonesia dianggap cenderung kasar dan terkadang menganggap remeh rasa nasionalisme itu tersendiri. Kaum millennial dianggap kasar saat mengkritik pemerintahan di Indonesia. Contohnya mereka menggunakan bahasa yang kurang baik saat mengkritik postingan di kolom komentar, yang di dalam postingan tersebut sang penulis atau author sedang mengkritik pemerintah Indonesia di salah satu platform media social yaitu Instagram. Dengan pengguna aktif Instagram sebanyak 99,9 juta orang atau akun pengguna aktif Instagram, beberapa dari mereka kemungkinan masih belum menggunakan media tersebut dengan benar.

Mereka sebenarnya masih memiliki rasa nasionalisme namun tidak di impelemtasikan dengan baik. Hal ini menjadi tantangan bagi para pendidik untuk lebih bisa berkreasi dalam melakukan pembelajaran kepada kaum millennial. Dengan teknologi yang ada di era digital ini, diharapkan para pendidik bisa memanfaatkan teknologi untuk kelancaran pembelajaran. Hal ini juga menjadi tujuan untuk meningkatkan budi pekerti dan juga untuk memberikan landasan bagi negara untuk mencerdaskan generasi muda, sehingga menjadi generasi bangsa yang berpartisipasi secara aktif dan efektif untuk masa depan negara.

Integritas bangsa dikalangan pemuda atau kaum millennial perlu mendapatkan penerapan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme sejak dini agar nilai-nilai tersebut dapat dipahami dengan baik untuk kehidupan pribadi maupun sosial (menurut Suwito 2014). Integritas bangsa diperlukan untuk menanggulangi masalah atau konflik yang terjadi di Indonesia. Penerapan integrasi bangsa sempat terhambat di era pandemic covid-19 dimana karakter dan nilai-nilai luhur bangsa terhambat karena kurangnya aspek komunikasi langsung.

Kemandirian mahasiswa atau pelajar sangat berperan penting untuk meningkatkan kemandirian belajar, berpikir kritis, dan juga prestasi mahasiswa atau pelajar. Selain keunggulan prestasi peserta didik juga diharapkan memiliki rasa kemanusiaan dan morlitas yang tinggi yang diharapkan kedua aspek ini akan saling berkelanjutan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.

Di balik banyaknya proses keberlangsungan pembelajaran di era digital diharapkan para pengajar maupun pembelajar dapat menguasai teknologi dengan baik dan terhindar dari informasi-inofrmasi yang tidak valid ataupun hoax yang semakin hari semakin tidak terkendali. Kredibilitas informasi juga perlu diperhatikan dalam setiap pengambilan informasi, menurut Kemenkominfo menyebutkan bahwa ada sekitar 800.000 situs di Indonesia yang telah terindikasi sebagai penyebar informasi palsu atau hoax.

BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kita perlu lebih meningkatkan kepedulian kita atau tidak menganggap remeh terhadap informasi dan data-data yang kita peroleh dari internet. Kita tidak bisa langsung menerima informasi atau data tanpa melihat kredibilitas nya terlebih dahulu. Karena dapat menyebabkan peneyabran hoax dan data yang tidak valid ataupun tidak terintegritas.

Dari beberapa aspek yang telah saya analisis dari permasalahan di atas yaitu kurangnya rasa nasionalisme para pelajar atau kaum millennial di era digital kerena cenderung lebih terkesan tidak etnis dalam menggunakan bahasa di media sosial dalam beropini. Sebenarnya mereka pasti mempunyai rasa nasionalisme tetapi mereka masih belum bisa menerapkan nya dalam beropini di sosial media dengan baik. Mungkin mereka butuh arahan agar tidak terlewat jalur sebab para kaum millennial memerlukan cara untuk memanfaatkan teknologi digital di era saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun