Mohon tunggu...
Tsananiyatus Salamah
Tsananiyatus Salamah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

apaayaaaa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Aku Menjadi Guru

13 Agustus 2024   19:21 Diperbarui: 13 Agustus 2024   19:26 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alasan mengapa saya memilih lokus pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah ialah, menurut saya bahwa anak yang masih diusia kanak kanak tingkat Madrasah Ibtidaiyah adalah usia yang cenderung tidak terlalu sulit untuk ditata dan diarahkan. Anak anak pada usia tersebut biasanya mereka masih sangat labil. Ketika di arahkan untuk kesana, maka ia akan kesana. Jika mereka diarahkan kesini, mereka akan kesini. Oleh karena itu, ini adalah kesempatan yang bagus untuk mengajarkan anak tentang hal hal yang baik, mengarahkan ke hal hal yang positif. Mereka akan nurut melakukannya. Selain mudah untuk diatur, mereka juga mempunyai daya ingat yang cukup kuat. 

Menurut seorang ahli kognitif neuroscience Rachael Elward,Ph.D mengatakan bahwa ingatan anak usia mulai dari 4 tahun memiliki daya ingat yang kuat. Semakin besar anak, maka ingatannya akan semakin stabil. Maka dari itu, mengajari anak harus mulai dari kecil. Tanamkan hal kebaikan dalam diri anak. Selain itu, mengapa saya memilih lokus pada jenjang madrasah ibtidaiyah ialah, saya ingin menanamkan, mengembangkan keimanan, agama, akhlak, etika, yang diajarkan agama kedalam diri anak anak yang tergolong masih mudah untuk diajarkan hal seperti itu.


Dalam hal pendekatan pembelajaran, saya akan memberikan pembelajaran kontekstual, yaitu mengaitkan materi pelajaran dengan situasi yang dialami siswa. Ketika siswa yang sedang dalam keadaan marah, saya akan menenangkan terlebih dahulu, menanyakan hal apa yang membuatnya marah, kemudian saya akan mengajarkan materi yang akan saya bahas. Ketika siswa sedang dalam keadaan sedih, saya akan menanyakan hal apa yang membuatnya sedih dan menghiburnya sehingga siswa dapat kembali ceria dan dengan keadaan tenang siswa tersebut dapat mengerjakan dan memahami materi yang akan disampaikan. Memahami karakter siswa, saya akan berusaha untuk menggali dan mencari tahu bagaimana karakter siswa tersebut. Jika karakter meraka pemarah, saya akan dengan sabar, tutur kata yang halus, dan pelan pelan dalam memberikan materi, maka mereka akan dengan senang hati untuk belajar, memahami materi, mengerjakan tugas dengan keadaan dan suasana hati yang tenang. Untuk membentuk pola belajar yang lebih disiplin, proaktif, dan pengembangan kecerdasan. sehingga mereka dapat memahami relevansi pembelajaran.
Strategi yang akan saya gunakan ialah, ketika setelah selesai memberikan materi dan menyampaikan materi kepada siswa, selanjutnya saya akan memberikan tugas yang dikerjakan secara pribadi. 

Pada 30 menit pertama, saya akan mengedukasi siswa, dan kemudian pada 30 menit terakhir, saya akan memberikan tugas yang dikumpulkan ketika waktu pelajaran hampir selesai. Mengapa demikian? Karena, saya ingin mengetahui apakah para siswa masih mengingat materi yang telah disampaikan pada 30 menit pertama, dan dapat mengaplikasikan dengan memberikan jawaban kepada tugas yang saya berikan. Menurut saya, memberikan tugas di menit terakhir, dan dikumpulkan pada sebelumnya waktu mata pelajaran berakhir adalah, agar siswa dapat dengan mudah mengingat materi yang dijelaskan di awal, mengurasi potensi tugas dikerjakan oleh wali murid, dan dapat menjadikan siswa yang bertanggung jawab dengan tugasnya masing masing siswa. Saya juga akan mengadakan games untuk para siswa yang kemudian dapat meningkatkan semangat para siswa.


Teknik pembelajaran yang akan saya gunakan ialah, sesekali saya akan mengedukasi siswa dengan menampilkan vidio vidio anak sedang mengaji, membaca, mengeja huruf, menulis dan lain sebagainya dengan tujuan agar siswa tidak merasa bosan ketika sedang belajar di kelas. Mereka juga dapat mengaplikasikannya di rumah, mereka dapat mengaji di rumah, menulis, membaca. Teknik pembelajaran yang dapat dilakukan juga dengan cara menjadi diri humoris, ceria, ketika sedang mengajar kepada para siswa, yang bertujuan agar terciptanya kelas yang kondusif, dan nyaman. Teknik pembelajaran yang akan saya terapkan juga dengan cara mengajar dua arah yaitu tanya jawab. Siswa dapat menanyakan materi yang belum mereka pahami dan saya akan berusaha menjawab dengan jawaban yang memuaskan bagi siswa.
Metode pembelajaran yang akan saya gunakan ialah, pertama saya akan memberikan ice breaking atau yelyel pada saat siswa telah masuk kelas, kemudian saya akan mengajarkan doa ketika hendak belajar, memberikan materi kepada siswa, mengharuskan siswa untuk menghafal 1 ayat alquran, mempersilahkan siswa yang kurang faham untuk bertanya, memberikan tugas, menampilkan vidio, mengajak siswa untuk bermain games dan lain sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun