Mohon tunggu...
Tsanaa Shofiyyah
Tsanaa Shofiyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik UINSA Surabaya

"Seorang mahasiswa pencipta konten yang bersemangat, saya menemukan kegembiraan dalam dua hal utama yaitu membuat konten yang informatif dan sangat suka berolahraga. Dengan keahlian dalam menyajikan informasi secara menarik, saya berkomitmen untuk menyajikan pandangan yang mendalam dan berimbang tentang isu-isu politik yang relevan. Selain itu, saya percaya bahwa keseimbangan hidup adalah kunci, dan kegiatan olahraga rutin menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup saya. Mohon dukungannya dengan like dari kalian membuat seorang penulis sangat bersemangat mencipatakan artikel yang berkualitas lagi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Fenomena Polusi Plastik sebagai Isu Lingkungan di Indonesia

2 Juni 2024   20:41 Diperbarui: 2 Juni 2024   20:57 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://indonesiabaik.id/infografis/indonesia-darurat-sampah-plastik

     Permasalahan sampah plastik di laut dari hari ke hari semakin tak terbendung. Hal ini menimbulkan kerusakan luar biasa pada ekosistem laut. Selain mengotori lautan, sampah juga termakan dan meracuni hewan-hewan laut. Bahaya serta ancaman lain sampah itu butuh waktu ratusan tahun sebelum terurai sempurna. Dalam prosesnya sampah hancur menjadi partikel- partikel kecil, menyebar di seantero perairan dan tanpa sadar dikonsumsi oleh hewan-hewan di lautan. Sampah-sampah itu terus membunuh makhluk hidup di lautan. 

    Berdasarkan penelitian yang diterbitkan Sekretariat Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (United Nations Convention On Biological Diversity) pada 2016, sampah di lautan telah membahayakan lebih dari 800 spesies. Dari 800 spesies itu, 40% nya adalah mamalia laut dan 44% lainnya adalah spesies burung laut. Data itu kemudian diperbarui pada Konferensi Laut PBB di New York pada 2017 lalu. Konferensi menyebut limbah plastik di lautan telah membunuh 1 juta burung laut, 100 ribu mamalia laut, kura- kura laut, dan ikan-ikan dalam jumlah besar, tiap tahun.

  Sebagai contohnya adalah penyu yang kerap kali tersangkut kumpulan sampah bahkan memakan sampah plastik dan mikroplastik karena menganggap sampah tersebut adalah makanan, padahal penyu merupakan salah satu hewan laut yang paling dilindungi. Tak hanya terjadi pada penyu, hal inipun terjadi pada burung laut dan singa laut. Bahaya sampah yang mengandung zat-zat kimiawi pada hewan diantaranya adalah menimbulkan luka fisik di saluran usus, translokasi ke jaringan atau organ lain, penurunan berat badan yang signifikan, pengurangan aktivitas makan yang signifikan, dan cacat perkembangan.

     Dampak negatif dari polusi plastik pada banyak aspek kehidupan tersebut mengakibatkan isu ini mendapat perhatian dunia atau global sebab dampak dari sampah plastic ini juga nantinya menyangkut kerjasama internasional dalam pengelolaan sampah dan upaya bersama untuk mengurangi dampak lingkungan. Indonesia menghadirkan isu polusi plastic ini pada forum AALCO ke-61 di Bali untuk mengetahui pandangan-pandangan dari negara-negara asia afrika yang terlibat terkait isu lingkungan tersebut sebab Indonesia pun sudah cukup kesulitan mencari solusi untuk menangani polusi plastic yang hingga saat ini belum juga terselesaikan.

     Beberapa langkah penting yang dapat dilakukan yaitu pertama, kurangi penggunaan plastik sekali pakai. Bawalah tas belanja kain, botol minum isi ulang, dan wadah makanan sendiri. Hindari sedotan plastik dan pilih alternatif yang ramah lingkungan seperti bambu atau stainless steel. Kedua, pilih produk bijak. Perhatikan kandungan plastik dalam produk yang dibeli. Pilih produk dengan kemasan minimal, terbuat dari bahan daur ulang, atau mudah terurai secara alami. Dukung brand yang berkomitmen terhadap praktik ramah lingkungan. 

    Ketiga, daur ulang dengan bertanggung jawab. Pisahkan sampah plastik dari jenis sampah lainnya. Pastikan sampah plastik dibuang pada tempatnya dan didaur ulang dengan benar. Berpartisipasi dalam program daur ulang di lingkungan sekitar atau pelajari cara mendaur ulang plastik di rumah. Keempat, sebarkan edukasi dan ajak komunitas. Bagikan pengetahuan tentang bahaya plastik dan pentingnya menjaga lingkungan kepada orang-orang di sekitar. Ajak keluarga, teman, dan tetangga untuk menerapkan gaya hidup ramah plastik. Berkolaborasi dengan komunitas untuk mengadakan kegiatan bersih- bersih sampah plastik dan edukasi lingkungan. Kelima, dukung kebijakan dan regulasi. Dorong pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang mendukung pengurangan penggunaan plastik, seperti pelarangan plastik sekali pakai dan insentif bagi industri yang menggunakan bahan ramah lingkungan.

     Krisis keberlanjutan ini mendorong berbagai inisiatif kolaborasi dan inovasi berkelanjutan di masyarakat sebab praktik daur ulang bukanlah solusi prioritas untuk mengatasinya karena tidak semua jenis plastic bisa didaur ulang. Tentunya untuk menginisasi hal ini diperlukan kerja sama anatara seluruh elemen masyarakat untuk turut berkontribusi. Dilakukan beberapa upaya oleh pemerintah untuk meminimalisir polusi plastic di Indonesia. Oleh pemerintah KLHK menggencarkan gerakan pilah sampah dengan menghadirkan bank sampah hingga 25.540 unit yang dikelola mandiri oleh lintas komunitas, dilakukan pula prinsip pengurangan melalui daur ulang atau pemulihan sumber dan sumber daya dan juga melakukan kampanye. Berangkat dari keberhasilan adalah tentang bagaimana seluruh elemen turut berkolaborasi, maka peran masyarakat pun dibutuhkan pada saat-saat seperti ini.

     Pertama yakni dengan pembentukan karakter dan pola pikir perihal keberdampakan pemakaian sampah plastic pada jangka panjang. Sebab untuk apa pemerintah mengusahakan segala upaya untuk menangani polusi plastik namun sumber daya manusianya saja masih abai dan kurang peduli akan hal tersebut. Masyarakat perlu mengubah pola piker dan perilakunya untuk mengelola sampah plastik secara lebih efektif dan terkesan lebih ramah lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: a) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif penggunaan plastik yang tidak ramah lingkungan melalui kegiatan edukasi dan kampanye, b) Masyarakat dapat memilih menggunakan kemasan dan kantong yang ramah lingkungan seperti kantong kertas, kantong jaring, atau kantong yang dapat diurai secara alami, c) Mereka juga harus memahami pentingnya mengumpulkan dan mengelola sampah plastik dengan cara yang efektif, seperti mengumpulkan sampah plastik di tempat-tempat yang telah disediakan dan mengelola sampah tersebut dengan cara yang ramah lingkungan. Masyarakat juga harus mengembangkan budaya mengelola sampah yang ramah lingkungan dengan mengembangkan kebiasaan mengumpulkan dan mengelola sampah plastik secara teratur dan mengajarkan generasi mendatang tentang pentingnya mengelola sampah plastik dengan cara yang ramah lingkungan. Selain itu, masyarakat dapat mengembangkan ekonomi sirkular yang berfokus pada penggunaan kembali dan daur ulang bahan-bahan yang dapat diurai secara alami untuk mengurangi penggunaan bahan- bahan yang tidak dapat diurai dan mengurangi jumlah sampah plastik yang tidak dapat diurai. 

     Kedua yakni dengan meningkatkan system daur ulang. Cara mengelola sampah yang benar juga dapat dengan menerapkan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan zero waste juga dapat membantu mengurangi volume sampah dan memanfaatkannya kembali sehingga dapat didaur ulang. Selain itu, membuat DIY barang-barang seperti botol bekas menjadi pot tanaman atau kaleng menjadi tempat menyimpan bumbu juga dapat membantu mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan meringankan kerja para petugas pengelolaan sampah. Dengan mengikuti langkah- langkah ini, Anda dapat mengumpulkan dan mengelola sampah plastik dengan cara yang efektif dan ramah lingkungan, serta membantu meringankan beban lingkungan dan mencegah pencemaran. Selain itu, pemerintah juga dapat menggunakan teknologi yang ramah lingkungan untuk mengelola sampah plastik secara lebih efektif. Contohnya, teknologi pengolahan sampah yang dapat mengurai sampah plastik secara alami dapat membantu mengurangi jumlah sampah plastik yang tidak dapat diurai. Mereka juga dapat mengubah pola hidup mereka untuk mengurangi penggunaan plastik, seperti menggunakan kantong yang dapat diurai secara alami, mengurangi penggunaan botol plastik, atau menggunakan kemasan yang dapat diurai secara alami.

     Melawan monster plastik membutuhkan komitmen dan aksi nyata dari semua pihak. Dengan langkah-langkah kecil namun konsisten, kita bersama dapat membangun masa depan yang lebih sehat dan lestari. Ingat, bumi adalah rumah kita bersama. Mari jaga dan lindungi dari bahaya polusi plastik demi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun