Akibatnya, terbentuk pemahaman bahwa studi sosial di sekolah dasar mengacu pada topik yang mengintegrasikan ide-ide dari humaniora, sains, dan disiplin ilmu sosial dengan berbagai masalah dan tantangan sosial. Kurikulum IPS sekolah dasar lebih menekankan pada aspek pedagogis dan psikologis serta ciri-ciri kemampuan berpikir holistik siswa. Dalam praktiknya, pembelajaran terpadu dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
a. Kategori terpadu dengan gurunya.
b. Kategori terpadu dalam materi pelajarannya dengan menggunakan model-model pembelajaran IPS Terpadu.
Menurut Septiana, (2023) Implementasi pembelajaran terpadu kurikulum 2013 saat ini didasarkan pada rencana pelajaran dan silabus yang dibuat dan diatur sebelum dimulainya pengajaran. Dengan bantuan berbagai kursus, metode ini memberi siswa pengalaman pendidikan yang bermakna yang memungkinkan mereka untuk memahami ide-ide yang diperoleh melalui aplikasi praktis dan membuat hubungan antara mereka dan ide-ide lain. Tujuan Kurikulum 2013 dengan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan standar proses dan hasil pendidikan dengan fokus pada etika dan moral siswa. Melalui pendekatan yang menggabungkan kompetensi dan karakter, hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memperoleh pengetahuan, memahami nilai-nilai karakter, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari melalui strategi yang mengintegrasikan kompetensi dan karakter.
Fokus pada pendidikan karakter  khususnya di sekolah dasar  menjadi fondasi penting untuk kemajuan lebih lanjut. Kurikulum 2013 dibuat dengan tujuan meningkatkan martabat bangsa dengan mengedepankan kompetensi dan karakter serta menciptakan masyarakat yang memiliki nilai tambah serta mampu bersaing di skala global. Jika diterapkan dengan baik, kurikulum 2013 akan menghasilkan individu yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter, yang dapat membantu kita bersaing dalam konteks global, seperti yang diungkapkan oleh (Murfiah, 2017) .
Menurut Raharja et al., (2022) pembelajaran terpadu adalah sebuah pendekatan mengajar yang melibatkan berbagai bidang studi untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Pengalaman ini dianggap bermakna karena siswa terlibat langsung dalam aktivitas yang memungkinkan mereka memahami konsep secara lebih mendalam dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka ketahui. Pembelajaran terpadu berbeda dengan pendekatan konvensional karena lebih menekankan keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Marzoan, (2023) , ada beberapa karakteristik utama dalam pembelajaran terpadu. Pertama, pembelajaran ini berpusat pada siswa, yang berarti fokus utama adalah kebutuhan dan pengalaman belajar siswa. Kedua, pembelajaran terpadu memberikan pengalaman langsung, yang berarti siswa dapat belajar melalui praktik nyata dan aktivitas yang relevan dengan materi yang dipelajari. Ketiga, pemisahan antara materi pelajaran tidak terlalu jelas, yang berarti bahwa batas-batas antara berbagai disiplin ilmu menjadi kabur, memungkinkan integrasi konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran. Selanjutnya, pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari beberapa mata pelajaran yang disatukan dalam satu proses pembelajaran, memungkinkan siswa untuk melihat hubungan antar konsep yang berbeda. Selain itu, pendekatan ini bersifat fleksibel,
memungkinkan penyesuaian materi dan metode pembelajaran sesuai dengan konteks dan kebutuhan siswa. Terakhir, pembelajaran terpadu juga dirancang untuk mengembangkan kebutuhan dan minat siswa, membantu mereka menjadi lebih termotivasi dan terlibat dalam proses belajar (Kahfi et al., 2021).Â
Seperti halnya dijelaskan dalam Marzoan, (2023) dan Septiana (2023), bahwa karakteristik pembelajaran terpadu antara lain:
1. Student-centered
2. Dapat memberikan pendidikan kontekstual
3. Memisahkan materi pembelajaran yang masih belum layak
4. Menyajikan konsep-konsep dari beberapa mata pelajaran yang disatukan dalam proses pembelajaran
5. Adanya fleksibelitas
6. Dapat mengembangkan kebutuhan dan minat siswa.Â
Pengukuran prestasi belajar adalah proses untuk menilai sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dicapai oleh siswa, yang diperlihatkan melalui hasil belajar mereka setelah menjalani proses belajar mengajar. Seperti yang diungkapkan oleh (Kahfi et al., 2021) dalam "Psikologi Pendidikan", pengukuran ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan pendidikan dan mengetahui efektivitas metode pengajaran yang digunakan. Secara umum, pembelajaran terpadu memiliki kesamaan dengan pembelajaran konvensional atau non- terpadu, yaitu sama-sama bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Namun, perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada pengemasan materi pelajaran. Pada pembelajaran terpadu, materi tidak disajikan berdasarkan struktur disiplin ilmu atau mata pelajaran tertentu, melainkan berdasarkan tema yang mencakup beberapa bidang studi sekaligus. Hal ini memungkinkan terjadinya integrasi lintas bidang studi, sehingga siswa dapat mempelajari konsep-konsep yang saling berhubungan dalam konteks yang lebih luas.
Menurut Baridan, Muhammad Asrori, (2018) Pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Berpusat pada siswa. Proses pembelajaran menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan belajar, sehingga mereka lebih aktif dan terlibat secara langsung.
2. Memberikan pengalaman langsung. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang konkret dan langsung, sehingga pemahaman konsep menjadi lebih mendalam.
3. Pemisahan materi pelajaran yang tidak terlalu jelas. Tidak ada batasan yang tegas antara mata pelajaran satu dengan yang lain, sehingga pembelajaran lebih bersifat holistik.
4. Integrasi konsep-konsep dari berbagai mata Pelajaran. Materi pelajaran disajikan dalam bentuk tema yang mencakup beberapa mata pelajaran, memungkinkan siswa untuk melihat keterkaitan antar konsep.
5. Fleksibilitas. Pendekatan ini memberikan ruang bagi guru dan siswa untuk menyesuaikan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan situasi.
6. Pengembangan kebutuhan dan minat siswa. Pembelajaran dirancang untuk mengakomodasi minat dan kebutuhan siswa, sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar.
Dengan pendekatan ini, siswa diharapkan tidak hanya menguasai pengetahuan secara terpisah, tetapi juga mampu mengintegrasikan dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam berbagai konteks. Hal ini berbeda dengan pendekatan konvensional yang cenderung terkotak-kotak berdasarkan disiplin ilmu, sehingga siswa lebih sulit berkaitan antar konsep.
PENUTUP
Pembelajaran terpadu adalah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai aspek pembelajaran melalui tema atau topik tertentu, bukan mengikuti struktur tradisional yang terkotak-kotak berdasarkan mata pelajaran. Pendekatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada siswa dengan menghubungkan pengetahuan yang mereka pelajari dengan pengalaman langsung dan kehidupan sehari-hari. Tujuan utama dari pembelajaran terpadu adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan cara yang lebih holistik dan kontekstual. Melalui integrasi berbagai mata pelajaran, siswa dapat melihat hubungan antara konsep-konsep yang berbeda dan memahami bagaimana mereka saling berkaitan. Selain itu, pembelajaran terpadu juga
berfokus pada pengembangan keterampilan dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga bagaimana menerapkannya dalam situasi nyata, yang pada akhirnya meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif mereka. Pembelajaran terpadu juga menekankan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diajak untuk berpartisipasi secara aktif, mengeksplorasi, dan berdiskusi, sehingga mereka menjadi lebih terlibat dan termotivasi dalam belajar. Hal ini berbeda dengan pendekatan tradisional di mana siswa cenderung pasif menerima informasi dari guru. Pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara mengintegrasikan berbagai mata pelajaran melalui tema yang relevan dan kontekstual. Meskipun terdapat tantangan dalam implementasinya, keunggulan yang
ditawarkan, seperti peningkatan pemahaman konsep, pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, serta pembelajaran yang lebih relevan, menjadikan pendekatan ini layak untuk diterapkan. Dalam konteks IPS di sekolah dasar, pembelajaran terpadu dapat membantu siswa mengembangkan pengetahuan akademik sekaligus karakter dan keterampilan sosial yang penting untuk masa depan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Amini, A., Nurmalasari, C., Marpaung, N. R., Yuhanda, P. N., Syahputri, T. A., & Risnanti, T. (2023). Sistem Pembelajaran Terpadu Dalam Penerapan Pembelajaran IPS di SD. El- Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(3), 686–694. https://doi.org/10.47467/elmujtama.v3i3.2911
Baridan, Muhammad Asrori, & A. T. P. (2018). Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kuburaya. IJurnal Lmu Pendidikan, 2.
Kahfi, M., Ratnawati, Y., Setiawati, W., & Saepuloh, A. (2021). Efektivitas Pembelajaran Kontekstual Dengan Menggunakan Media Audiovisual Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Siswa Pada Pembelajaran Ips Terpadu. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 7(1), 84–89. https://doi.org/10.58258/jime.v7i1.1636
Marzoan. (2023). Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi Di Sekolah Dasar. Renjana Pendidikan Dasar, 3(2), 113–122.
Murfiah, U. (2017). Implementasi Model Pembelajaran Terpadu Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Sekolah Dasar. Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 1(1), 94. https://doi.org/10.23969/jp.v1i1.230
Raharja, J. S., Rizki Nur Atikah, A., Eka Laksana, M. A., Cahyanti, W., & Aeni, A. N. (2022). Implementasi Pembelajaran Terpadu di SD Negeri Sarwiru Kabupaten Sumedang. Jurnal Pendidikan Dan Teknologi Indonesia, 2(1), 527–531. https://doi.org/10.52436/1.jpti.117
S, L. A. (2012). IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN IPS TERPADU (Suatu Studi Evaluatif di SMP Kota Surakarta). Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 18(2), 145–155. jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/