Mungkin bila seseorang menyebutkan sesuatu tentang forensik, konsep yang tak bisa lepas adalah bercak darah, sidik jari, proses autopsi, dokter forensik, dan lain sebagainya.Â
Forensik kerap kali dihubungkan dengan proses jelimet yang cukup menyeramkan. Menurut cambridge dictionary, forensik adalah "penggunaan konsep dan metode ilmiah untuk menyelesaikan kejahatan".Â
Perlu diketahui, dalam kenyataannya forensik bukanlah suatu bidang yang hanya mengandalkan ilmu kedokteran saja, loh. Ilmu dan metode ilmiah yang digunakan dalam forensik juga dapat bermacam-macam, mulai dari antropologi, psikologi, biologi, kimia, kedokteran, dan lain sebagainya.Â
Salah satu ilmu ilmiah yang dapat diterapkan dalam forensik adalah ilmu linguistik. Studi linguistik ternyata dapat digunakan sebagai pembuktian pada meja hijau atau sekedar menjelaskan konteks dalam hukum.Â
Linguistik sendiri adalah ilmu yang berkaitan tentang bahasa sebagai salah satu aktivitas dari manusia. Linguistik punya peranan dalam mengakkan keadilan. Dalam hukum perdata maupun pidana, bentuk bahasa dapat menjadi hal penting untuk pembuktian.Â
Akademisi di bidang Linguistik Forensik Universitas Indonesia, Frans Asisi Datang mengutarakan bahwa penggunaan bahasa yang berkaitan dengan suatu konteks yang rawan untuk dipelintir atau disalah artikan.
Penggunaan bahasa yang digunakan dalam sistem hukum juga merupkan bahasa yang berbeda dari keseharian yang cenderung sulit dimengerti. Lalu, disinilah linguistik beraksi dengan membantu menjembatani dan mengartikulasikan hukum kepada masyarakat. Penjelasan dari linguistik forensik juga berperan untuk menerangkan konteks bahasa dalam suatu kasus.Â
Kepala pusat bahasa, Aminuddin Aziz dalam penelitiannya menyebutkan bahwa keterlibatan ahli bahasa dalam pengadilan cukup berkembang dalam beberapa tahun terakhir.Â
Dalam tuturannya, kasus yang paling banyak dikaji dalam linguistik forensik di Indonesia adalah kasus penghinaan, pencemaran nama baik, dan kasus yang memuat ancaman.Â
Namun disamping itu penerapan linguistik forensik juga dapat membantu untuk menganalisa catatan bunuh diri, surat tuntutan tebusan pada kasus penculikan, riwayat pemerasan, surat teror/ancaman, atau surat wasiat yang dipermasalahkan.Â
Di Indonesia, linguistik forensik berkedudukan penting pada kasus-kasus yang bersinggungan dengan UU ITE. Seringkali, kritik atau saran yang dituturkan oleh pihak-pihak tertentu dimaknai berbeda oleh orang yang mendapatkannya.Â