Kulurejo, Nguntoronadi (29/07/2023) - Kesuksesan Budidaya Ikan ditentukan oleh banyak faktor, utamanya yakni melalui asupan nutrisi melalui pakan. Sekitar 60% biaya modal budidaya digunakan untuk pembelian pakan ikan. Pemberian nutrisi yang tepat dan optimal dapat meningkatkan produktivitas dan keuntungan budidaya.
Pakan ikan merupakan nutrisi penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan ikan. Nutrisi ikan juga dapat tercukupi dengan pemberian probiotik. Probiotik adalah bakteri baik yang dapat menekan pathogen dalam pencernaan ikan yang dapat mengoptimalkan penyerapan nutrisi. Pemilihan dan pemberian nutrisi perlu disesuaikan dengan lingkungan dan jenis ikan yang dibudidayakan.
Umumnya dalam kegiatan budidaya ikan menggunakan pakan buatan berupa pelet. Pelet dipilih karena mudah didapatkan di pasaran dan harganya bervariatif. Perbedaan harga pakan menentukan kualitas pelet. Semakin mahal harga pelet, semakin bagus kualitasnya. Hal ini dapat dilihat dari kandungan nutrisinya yang biasanya mengandung lebih banyak protein. Misalnya harga pelet Rp 15.000 mengandung protein sebanyak 31%, sedangkan pakan seharga Rp 7.000 mengandung sekitar 20% saja.
Banyak Pembudidaya Ikan, terutama ikan lele, di Desa Kulurejo yang memilih untuk membeli pakan yang murah dan hemat. Tetapi, pakan murah mengandung nutrisi, terutama protein yang rendah. Semakin rendah kandungan nutisi pakan, maka pertumbuhan dan masa panen ikan menjadi lebih lama. Sehingga, pembudidaya Desa Kulurejo baru dapat melakukan panen ikan dalam waktu cukup lama, yakni sekitar 4 hingga 5 bulan.
Hal tersebut mendorog Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro, Tsaltsaa Chawla Widiatsmara, untuk membuat program kerja yakni "Pelatihan Pembuatan Probiotik dan Fermentasi Pakan Kepada Pembudidaya Ikan untuk Meningkatkan Kualitas Bibit Ikan". Program tersebut dilaksanakan di kolam ikan milik Bapak Sapto dan Ibu Lina yang berlokasi di Dusun Weru pada Hari Rabu (26/07).
Kegiatan pelatihan ini dihadiri oleh pembudidaya Desa Kulurejo yang mayoritas memiliki budidaya skala rumahan dengan ikan lele maupun nila. Kegiatan dilaksanakan dengan membagikan leaflet, penjelasan mengenai probiotik, pelatihan pembuatan probiotik secara mudah dan sederhana, pembagian produk probiotik saat sesi tanya jawab dengan para pembudidaya di Desa Kulurejo.
Pemberian probiotik ikan dapat memberikan banyak manfaat diantaranya menekan bakteri pathogen, meningkatkan imunitas ikan, menurunkan risiko penyakit ikan, meningkatkan nutrisi pakan, mempercepat masa panen, dan meningkatkan kualitas bibit ikan.
Cara pembuatan probiotik dan fermentasi pakan cukup mudah dan sederhana yakni dengan mencampurkan 1 liter air dengan 50 ml EM4 untuk ikan (berwarna pink), dan molase (tetes tebu) sebanyak 100 ml. Sebanyak 200 ml campuran probiotik tersebut dituang ke dalam 1 kg pelet, kemudian didiamkan selama minimal 2 jam sebelum diberikan ke kolam ikan. Bahan pembuatan probiotik ini mudah ditemukan di pasar sekitar desa. Terdapat alternatif bahan yakni apabila tidak terdapat molase dapat diganti dengan gula merah cair dan jika tidak ada EM4, dapat diganti dengan yakult.
Para pembudidaya antusias dengan adanya pelatihan ini karena selama ini dengan pemberian pakan saja, hasil panen ikan dirasa memakan waktu cukup lama.
"Wah jadi lumayan ya tetap bisa beli pakan murah dengan nutrisi seperti pakan mahal dan bisa panen lele lebih cepat!" ucap Ibu Lina selaku pembudidaya ikan.
Harapan penulis, dengan adanya program ini yaitu para pembudidaya dapat tetap memperhatikan nutrisi yang dikonsumsi ikan meski pelet atau pakan yang dibeli cukup murah. Selain itu, ikan memiliki kualitas lebih baik dan dapat mempercepat masa panen.
Penulis : Tsaltsaa Chawla Widiatsmara (Manajemen Sumberdaya Perairan -- Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H