Mohon tunggu...
Tsalits Faizah
Tsalits Faizah Mohon Tunggu... Freelancer - Bukan siapa-siapa

Mau nulis aja.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ucapan adalah Doa - Bagaimana Bisa?

7 Juni 2023   10:38 Diperbarui: 7 Juni 2023   13:47 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hebat, bukan? Pikiran bawah sadar ini kerjanya autopilot, sesuai dengan apa yang kita setting, sesuai dengan apa yang kita sugestikan.

Sayangnya, pikiran bawah sadar sulit untuk bisa mengenal mana kenyataan dan mana ucapan settingan. Dia akan mempercayai yang kita ucapkan. Dia akan membentuk kita sesuai apa yang dia percayai.

Apalagi ketika kita berada di gelombang otak theta, di mana sugesti akan lebih cepat masuk dan ditangkap oleh pikiran bawah sadar.

Ucapan Adalah Doa Hanya Bohong Belaka?

Kita ambil contoh, Si A selalu berkata, "Semua lelaki sama saja."

Kata-kata itu terus dia ulang, mau tidur (masuk gelombang theta) sampa terbawa mimpi dia selalu mengulang itu.

Apa yang terjadi? Pikiran bawah sadar menangkap itu sebagai keyakinan baru. Dan dari keyakinan itulah terbentuklah kenyataan jika 'semua laki-laki sama saja'.

Ia akan mulai menemukan bukti-bukti dari apa yang dia yakini. Hubungan retak terus, ditinggal cowoknya selingkuh, ada orang ke tiga dan sebagainya.

Jika kita mau berpikir sebentar, banyak sekali kok, contohnya. Tinggal kita mau mengakui atau tidak. Dan dari sini jugalah konsep hukum tarik menarik (LoA) sedikit terjabarkan. Kita akan menarik apa yang kita pikirkan.

Jika sudah begini, yakin masih belum menganggap jika pikiran adalah doa?

"Tapi ketika aku berpikir makan enak, kok nggak kunjung dapat makanan enak?"

Yang namanya doa, pasti ada yang terkabul sekarang, nanti, atau bahkan tidak terkabul. Kita sebagai hamba yang wajib tahu diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun