Mohon tunggu...
Tsalitsa KurniaFasa
Tsalitsa KurniaFasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi treveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Dini Pada Permainan Tradisional

31 Maret 2023   11:21 Diperbarui: 31 Maret 2023   11:23 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstract: This study uses traditional games to try to understand how young children develop emotionally and socially. The research question was handled using a single instrumental case study approach (qualitative case study). Her three basic techniques were used to collect data passively: detailed observation, interviews, and documentation. Results showed that five key social and emotional learning indicators were present in her five traditional games played at the study site. Before the game, dedication and supervision were also seen as keys to liberation. This is a component of emotional development in childhood.

Keywords : Traditional Games, Emotional Social Development

PENDAHULUAN

Perilaku anak-anak ditandai dengan bermain, yang juga merupakan teknik belajar yang alami bagi mereka. Hal ini dapat menyediakan lingkungan di mana anak-anak dapat menggabungkan cita-cita intelektual, fisik, moral, dan spiritual untuk pembelajaran yang mendalam. Hal ini juga sangat penting untuk pertumbuhan dan kualitas hidup anak. Salah satu kata terpenting tentang pentingnya bermain untuk merangsang berbagai bidang perkembangan adalah terlibat dan bersenang-senang. Kegiatan bermain anak secara khusus disebabkan oleh Singer, Golinkoff, dan Hirsh-Pasek (2006) sebagai proses pembelajaran.

Menurut DeVries (2006), anak mengembangkan berbagai keterampilan sosial saat bermain, termasuk bergiliran, berbagi, dan memahami perspektif orang lain. Game adalah instrumen yang berguna untuk memfasilitasi pembelajaran dalam pendekatan (baru) yang menarik.

Pikiran, emosi, perilaku pribadi, dan bagaimana orang membangun dunianya semuanya terkait langsung dengan budaya. Ini mendefinisikan norma dan standar sosial dan memberikan simbol untuk komunikasi, identitas, dan nilai. Nilai dapat ditetapkan dan disimpan dalam memori otobiografi selama masa kanak-kanak.

Nilai-nilai permainan konvensional yang mendukung perkembangan sosioemosional anak akan menjadi pokok bahasan penelitian ini. Permainan tradisional berfungsi sebagai sarana pendidikan yang memfasilitasi perolehan norma budaya, pola perilaku yang diharapkan, dan nilai-nilai. Dengan 250 jenis permainan tradisional di wilayah Sunda, 212 di wilayah Jawa, 50 di Lampung dan lebih dari 300 di berbagai tempat lainnya, Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya. Pembelajaran sosial-emosional didefinisikan oleh CASEL (2019) sebagai proses yang membantu anak-anak dan orang dewasa yang memahami dan mengendalikan emosi mereka, menetapkan dan mencapai tujuan yang positif, serta merasakan dan mengungkapkan konsensus. berempati dengan orang lain, membentuk dan memelihara hubungan yang sehat, dan membuat keputusan yang bijak.

Kesadaran diri, manajemen diri, penerimaan sosial (kesadaran diri), keterampilan interpersonal, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah lima alat kritis pembelajaran sosial-emosional CASEL.

METODE PENELITIAN

Pemanfaatan permainan tradisional pada anak merupakan tujuan utama dari penyelidikan studi kasus instrumental tunggal ini. Dengan menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Setiap harinya di lokasi studi, data mining akan dilakukan secara bertahap dengan tetap mengikuti jadwal permainan. Embedded analysis, yaitu model analisis yang mendetail pada satu bagian kasus, akan digunakan untuk mengkaji data penelitian. Penggunaan permainan konvensional dalam setting penelitian akan dikaji dari sudut pandang pembelajaran sosial dan emosional sesuai dengan CASEL. Berdasarkan fakta yang terkumpul, peneliti akan menjelaskan hal-hal yang mungkin menguntungkan atau hal yang berbeda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun