Mohon tunggu...
Tsalitsa 03
Tsalitsa 03 Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa sukses

Fi Amanillah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Racikan Rumit

19 Desember 2019   02:00 Diperbarui: 19 Desember 2019   02:19 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kau datang suguhkan secangkir kopi
Kau tahu? Hangat, manisnya racikanmu
Masih terus ku nikmati sampai kini
Sekarang giliranku meracik
 Seduhan hangat menjelma dingin
Adukan klasik yang dulu manis
Pudar menjadi pahit
Biar ku perjelas, kemarilah
Secangkir kopi yang ku seduh resah ini
Laraku, penantianku terendap jauh di dasar hati
Beradu dengan pekatnya ampas dan
Kenangan pahit  yang dulu kau racik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun