Mohon tunggu...
Tsalis Nur Sholikhah
Tsalis Nur Sholikhah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka tantangan, Ingin menjadi Setegar Batu Karang, dan banyak memberi manfaat untuk orang-orang.

Merupakan Lulusan Akuntansi FEB UAD yang saat ini menggeluti dunia entrepreneur. Selain menjalankan peran sebagai Mompreneur, saat ini sosok ibu muda dua anak ini tengah sibuk menjalankan perannya sebagai Sekretaris Pokdarwis Kalurahan Pleret.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengelola Desa Wisata Pleret Ikuti Pelatihan Pemandu Wisata Budaya

19 Juli 2022   19:53 Diperbarui: 19 Juli 2022   19:58 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam rangka Pengembangan Kompetensi SDM dan Ekonomi Kreatif Tingkat Dasar, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul menyelenggarakan Pelatihan Pemandu Wisata Budaya di seluruh Desa Wisata yang memiliki cagar budaya, situs maupun museum. Pelatihan ini diselenggarakan selama empat hari yaitu tanggal 18 hingga 21 Juli 2022 bertempat di Ros In Hotel dan studi lapangan tanggal 20 Juli di Balai Pelestarian Cagar Budaya dan Museum Ullen Sentalu Sleman.

Pelatihan ini menghadirkan narasumber-narasumber berkompeten di bidangnya. Diantaranya adalah Rully Andriadi, Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya yang memaparkan tentang Filosofi Kebudayaan di DIY. Kemudian dari Himpunan Pramuwisata Indonesia yang menjelaskan tentang tugas-tugas pokok pemandu, mulai dari pelayanan prima dan penyelenggaraan pemanduan. Selain itu turut hadir mengisi teknik public speaking oleh Rosa Kusuma Dewi (Lembaga Bestari Jogja Skill Centre). Narasumber yang paling menarik peserta yaitu ketika KRT Jatiningrat atau Rama Jatiningrat memaparkan terkait Napak Tilas Kraton Mataram di Kabupaten Bantul.

Rama Jatiningrat banyak memaparkan terkait kebenaran sejarah yang harus diluruskan. Beliau juga menjelaskan beberapa hal terkait makna dan falsafah Jawa yang terkandung dalam Benteng Kraton. Selain itu Beliau juga menjelaskan tentang Sumbu filosofi dan Sumbu Imaginer dalam Peta Kraton Yogyakarta. Sejatinya sejarah harus dikembalikan sesuai dengan tatanannya.

Berbicara mengenai Kebudayaan, tentunya wilayah DIY adalah pemegang tahta tertinggi dalam aset kepemilikan budaya. Keberadaan situs maupun peninggalan sejarah yang tersebar di seluruh wilayah Yogyakarta merupakan bukti peradaban masa kejayaan kraton Mataram Islam. Sehingga hal ini layak untuk selalu dijadikan penelitian bahkan dapat menarik minat wisatawan baik domestik maupun asing.

Untuk memenuhi hal tersebut tentu dibutuhkan SDM yang profesional dan memahami latar belakang sejarah supaya dapat menyampaikan informasi yang sesuai dan memiliki bukti konkrit. Tentunya, ilmu-ilmu yang disampaikan dari para narasumber akan menjadi bekal penting bagi para pemandu wisata budaya dalam melayani para tamu yang ingin mengetahui sejarah peradaban Kraton Mataram Islam.

Tsalis Nur Sholikhah

Desa Wisata Bumi Mataram Pleret

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun