Mohon tunggu...
Tsalis Nur Sholikhah
Tsalis Nur Sholikhah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka tantangan, Ingin menjadi Setegar Batu Karang, dan banyak memberi manfaat untuk orang-orang.

Merupakan Lulusan Akuntansi FEB UAD yang saat ini menggeluti dunia entrepreneur. Selain menjalankan peran sebagai Mompreneur, saat ini sosok ibu muda dua anak ini tengah sibuk menjalankan perannya sebagai Sekretaris Pokdarwis Kalurahan Pleret.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Komunitas Aksara Jawa Hadir di Pleret

13 Desember 2021   07:05 Diperbarui: 13 Desember 2021   07:14 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksara Jawa merupakan warisan yang dimiliki masyarakat Jawa. Namun semenjak era digitalisasi, sebagian masyarakat Jawa khususnya kaum milenial banyak yang semakin tidak mengenal aksara jawa. Padahal aksara jawa memliki peran penting dalam pertumbuhan literasi, paradigma Pendidikan budaya, dan falsafah lokal. Meski aksara Jawa terdapat dalam pelajaran sekolah, nyatanya banyak masyarakat yang masih belum mampu atau memahami penulisan aksara Jawa.

Sebagai upaya melestarikan dan menjaga warisan budaya, pemerintah khususnya Kundha Kabudayan Propinsi DIY melakukan langkah pasti untuk menjaga keberlangsungan budaya Jawa yaitu dengan membentuk komunitas-komunitas aksara jawa di berbagai kalurahan.

Saat ini Kundha Kabudayan DIY sedang mendampingi 12 kalurahan untuk mengembangkan komunitas aksara jawa, sepuluh diantaranya merupakan Desa Mandiri Budaya, satu lagi karena sudah menjadi Kampung Aksara, dan Kalurahan Pleret menjadi Kalurahan yang dipilih oleh Kundha Kabudayan karena kekuatan sejarahnya.

Hari Minggu, 12 Desember 2021 bertempat di Gerbang Pleret, Kalurahan Pleret, sosialisai terkait komunitas aksara Jawa telah dilakukan. Bagi mereka yang berminat dapat langsung bergabung tanpa adanya syarat khusus.

Komunitas-komunitas yang terbentuk ini beberapa bulan ke depan akan didampingi oleh tim dari Kundha Kabudayan yaitu Bapak Imam dan Bapak Syafaat untuk belajar lagi tentang literasi jawa. Komunitas yang terbentuk berasal dari berbagai kalangan, tidak ada persyaratan khusus, yang dibutuhkan hanyalah komitmen dan kemauan. Harapannya masyarakat akan kembali mampu meramaikan aksara jawa sehingga tidak ada lagi jarak antara kaum milenial dengan literasi jawa. Hal ini dapat melestarikan keberadaan aksara jawa untuk terus dikenal oleh masyarakat dari berbagai lintas umur.

Selain itu, aksara jawa sedang diupayakan untuk menuju digitalisasi aksara jawa. Pemerintah DIY terus mengawal upaya mendigitalkan aksara Jawa sebagai bagian dari pembinaan dan pengembangan kebudayaan daerah.

(Tsalis Nur Sholikhah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun