Mohon tunggu...
Tsafira AlifiyahAnwar
Tsafira AlifiyahAnwar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student of Sciences Department UMY

Saya adalah pecinta petualangan yang terutama menikmati hiking dan memiliki dedikasi kuat terhadap perjalanan. Keterlibatan saya dalam media sosial mencerminkan keterampilan saya dalam membuat konten seputar kehidupan sehari-hari, dengan senang hati berbagi pengalaman traveling, pandangan pribadi, dan momen unik. Saya saat ini merupakan mahasiswa sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam program internasional, mencerminkan kerja keras dan kesiapan saya untuk menghadapi tantangan akademis global. Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris pada tingkat menengah memberikan saya keunggulan dalam berkomunikasi lintas budaya. Profil saya mencerminkan semangat petualangan, dedikasi pendidikan, dan kemampuan komunikasi lintas budaya sebagai aset berharga untuk pengembangan karier dan pengalaman hidup saya.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Apakah Film "The Everest" Memprioritaskan Keselamatan? Penyelaman Mendalam ke Dalam Pendakian Gunung Secara Sinematik

7 Januari 2024   13:15 Diperbarui: 7 Januari 2024   13:18 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 Cuplikan adegan pendakian dalam film 'The Everest' | Sumber: culturaeculture.it 

Mendaki gunung, terutama Gunung Everest, menjadi fenomena menarik yang terekam dalam berbagai bentuk media, termasuk film seperti "The Everest". Film ini, seperti banyak karya sinematik tentang pendakian gunung, berfungsi sebagai jendela melalui mana penonton dapat merasakan tantangan, kemenangan, dan bahaya yang melekat pada pendakian ke ketinggian yang mengesankan. 

Representasi metaforis dari tekad dan ketangguhan manusia dalam menaklukkan Everest menarik minat publik. Meski demikian, penting untuk menganalisis secara kritis sejauh mana film ini mencerminkan realitas pendakian gunung, terutama dalam aspek keselamatan dan kesiapan. 

Di luar kegembiraan di permukaan dan tontonan visual, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi secara kritis protokol keselamatan dan langkah-langkah kesiapsiagaan yang digambarkan dalam film tersebut. 

Kegiatan pendakian gunung membutuhkan persiapan baik agar bisa menjadikan pendakian yang menyenangkan dan bermanfaat bagi pendaki (Suhendra, 2019). 

Dengan melakukan hal tersebut, artikel ini berusaha untuk mengungkap sejauh mana penggambaran sinematik selaras dengan tantangan kehidupan nyata dan tindakan pencegahan yang terkait dengan pendakian gunung di dataran tinggi. 

"The Everest" berfungsi sebagai lensa yang dapat digunakan oleh penonton untuk merasakan tantangan, kemenangan, dan bahaya dalam mendaki ketinggian yang menakjubkan. 

Daya pikat menaklukkan Everest, sebuah metafora untuk tekad manusia, telah mendorong para pembuat film untuk menangkap esensi dari perjalanan yang berbahaya. Namun, seberapa akurat dan bertanggung jawabkah "The Everest" menampilkan realitas pendakian gunung, terutama dalam hal keselamatan dan kesiapan?

Penggambaran keselamatan yang tidak akurat dalam film sering kali memperbesar risiko tanpa memberikan gambaran yang akurat tentang langkah-langkah keselamatan, yang berpotensi menciptakan kesalahpahaman tentang pendakian gunung. 

Solusinya, kita sebagai audiens atau penikmat film harus bisa mencari tau hal lebih mendalam dengan konsultasi bersama para ahli pendakian gunung untuk memastikan penggambaran yang akurat, dengan fokus pada praktik dan protokol keselamatan. Karena, kurangnya pengetahuan dalam dunia pendakian dan alam liar, banyak korban berjatuhan dalam kecelakaan didalam dunia pendakian bahkan merenggut nyawa (Romdhoni, 2022). 

Selain itu, penekanan berlebihan pada elemen dramatis dalam sinematik dapat mengaburkan urgensi persiapan yang matang dan kepatuhan terhadap pedoman keselamatan. 

Gambar 2 Cuplikan adegan yang menekankan pentingnya persiapan keselamatan para pendaki dalam film | Sumber: Fstoppers
Gambar 2 Cuplikan adegan yang menekankan pentingnya persiapan keselamatan para pendaki dalam film | Sumber: Fstoppers

Terakhir, mengabaikan risiko kehidupan nyata dalam film dapat mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pentingnya persiapan yang memadai. Oleh karena itu, industri film seharusnya menyertakan komponen edukatif, memberikan informasi kepada penonton tentang bahaya nyata yang dihadapi oleh para pendaki gunung. 

Di sisi lain, kita sebagai audiens sekaligus penikmat film yang mungkin hendak melakukakan pendakian hendaknya mencari tau ilmu dasar seputar pendakian juga melakukan persiapan mental, fisik, dan bawaan yang memadai untuk pendakian. Karena walaupun terlihat mudah kegiatan pendakian tetap membutuhkan pengetahuan seputar kegiatan pendakian disamping keterampilan dan fisik yang mumpuni (Wardhana, 2016). 

"The Everest" dan upaya sinematik serupa menghadapi tantangan untuk mencapai keseimbangan antara memberikan nilai hiburan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab. 

Sementara para penonton mencari pengalaman yang mendebarkan, sangat penting bagi para pembuat film untuk mengakui peran mereka dalam membentuk persepsi dan mempengaruhi keputusan dalam kehidupan nyata. 

Untuk menjembatani kesenjangan antara representasi sinematik dan realitas, inisiatif kolaboratif antara pembuat film dan organisasi pendakian gunung dapat dibentuk. Inisiatif ini dapat mencakup memasukkan segmen edukasi dalam film, memberikan informasi yang akurat tentang langkah-langkah keselamatan, dan menyoroti dedikasi yang diperlukan untuk pendakian ketinggian yang sukses.

Dengan menyajikan penggambaran yang akurat tentang tantangan dan persiapan yang terlibat dalam pendakian Everest, para pembuat film memiliki kesempatan untuk memberdayakan para penonton dengan pengetahuan. Pemberdayaan ini dapat berkontribusi pada pendekatan yang lebih terinformasi dan bertanggung jawab terhadap kegiatan petualangan, baik di dalam maupun di luar layar. Karena film sebagai kritik sosial sekaligus media pendidikan diharapkan dapat meningkatkan transfer ilmu pengetahuan (Manurung et al., 2019). 

Artikel ini menyajikan eksplorasi komprehensif terhadap representasi sinematik dalam "The Everest," mengevaluasi kritis protokol keselamatan dan langkah-langkah kesiapsiagaan yang digambarkan. 

Dalam kegiatan mendaki gunung, persiapan yang matang menjadi krusial untuk menjadikan pengalaman yang bermanfaat dan menyenangkan. Dengan fokus pada keselamatan dan kesiapan, penelitian ini mengungkap sejauh mana representasi sinematik mencerminkan tantangan kehidupan nyata dan tindakan pencegahan dalam pendakian gunung di dataran tinggi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun