Mohon tunggu...
Tsabita Rahma Kamila
Tsabita Rahma Kamila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD Universitas Negeri Semarang

Hi, senang melihat Anda mengunjungi profil saya! Perkenalkan, saya Tsabita Rahma Kamila, atau bisa dipanggil Tsabita. Saya Mahasiswa dari jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mewujudkan Transportasi Pendidikan yang Lebih Inklusif dan Relevan untuk Masa Depan Generasi Indonesia

19 November 2023   22:23 Diperbarui: 19 November 2023   22:30 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Tsabita Rahma Kamila dan Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd
Mahasiswa PGSD UNNES, Dosen Pengembangan Kurikulum SD

Salah satu pilar utama pembangunan suatu negara adalah pendidikan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah meluncurkan "Kurikulum Merdeka" sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan zaman yang terus meningkat. Kurikulum ini merupakan langkah revolusioner dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Tujuannya adalah untuk menyiapkan generasi muda yang lebih siap untuk menghadapi tantangan di seluruh dunia dengan membangun pendidikan yang lebih inklusif, kontekstual, dan berfokus pada perkembangan siswa. 

Inklusivitas adalah pilar utama Kurikulum Merdeka. Metode ini menganggap setiap siswa sebagai individu yang berbeda dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda. Kurikulum Merdeka memberi guru dan sekolah lebih banyak kebebasan untuk membuat program pendidikan mereka sendiri, yang memungkinkan pendekatan pendidikan yang lebih kontekstual dan individual. Ini adalah langkah penting menuju inklusif, karena memungkinkan siswa dengan latar belakang, kemampuan, dan minat yang berbeda untuk belajar dengan lebih baik. 

Pendidikan harus relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa dan masalah mereka di masa depan. Kurikulum Merdeka menerapkan pendekatan yang lebih kontekstual dan relevan dalam kurikulum, yang berarti pelajaran lebih menarik dan materi lebih terkait dengan dunia nyata siswa. Guru diberi kebebasan untuk memasukkan teknologi terbaru, pengetahuan lokal, dan masalah dunia nyata ke dalam pembelajaran mereka. Ini membantu siswa membuat hubungan antara apa yang mereka pelajari dengan dunia di luar kelas, yang membantu mereka mempersiapkan diri untuk masa depan yang tidak pasti.  Untuk melaksanakan Kurikulum Merdeka, pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat harus berkolaborasi dan bekerja sama. Kota Semarang adalah salah satu contoh yang memimpin dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Pemerintah Kota Semarang telah membangun pusat pelatihan guru yang berfokus pada pengembangan keterampilan mengajar sesuai dengan pendekatan Kurikulum Merdeka. Pusat pelatihan ini membantu guru memahami cara membuat kurikulum yang lebih inklusif dan relevan. 

Kota Semarang juga memastikan ketersediaan infrastruktur teknologi yang memadai di sekolah-sekolah, sehingga pembelajaran berbasis teknologi dapat dilaksanakan sesuai dengan visi Kurikulum Merdeka. Fokus lainnya adalah pembuatan materi kurikulum lokal. Ini dilakukan dengan bekerja sama dengan tokoh pendidikan dan komunitas lokal untuk memastikan bahwa materi pelajaran
mencerminkan budaya dan karakteristik daerah, sambil menggunakan pendekatan kontekstual.

Selain itu, Kota Semarang memprioritaskan keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan. Dalam menyukseskan Kurikulum Merdeka bergantung pada partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan dan dukungan dalam pembelajaran. Tidak diragukan lagi, ada masalah yang harus dihadapi saat menerapkan Kurikulum Merdeka, termasuk masalah pembiayaan, pelatihan, dan pengawasan yang efektif. Namun demikian, ada potensi keuntungan yang sangat besar. Transformasi ini tidak hanya mengubah cara kita mengajar dan belajar, tetapi juga menciptakan generasi yang lebih siap untuk menghadapi dunia global yang terus berubah.

Komitmen Indonesia untuk membawa pendidikan menuju masa depan yang lebih inklusif dan relevan merupakan perwujudan dari Kurikulum Merdeka. Semakin banyak daerah seperti Kota Semarang yang berpartisipasi aktif dalam mewujudkan visi ini, semakin besar peluang kita untuk membangun sistem pendidikan yang akan meningkatkan kehidupan generasi Indonesia di dunia global.
Kurikulum Merdeka adalah kunci untuk masa depan pendidikan yang lebih baik dan inklusif bagi anak-anak Indonesia, berkat kerja sama yang kuat dan keinginan untuk berubah menghadapi dunia global yang terus berubah dan maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun