Oleh: Tsabitah Zhafira 202110230311052
Pernahkah kamu mempunyai masalah jerawat di wajah? Apakah kamu merasa terganggu dengan kehadiran mereka dan merasa kepercayaan dirimu menurun? Terlebih lagi di era sekarang ini, setiap orang seakan dituntut untuk selalu berpenampilan mulus bak selebriti.
Sebelumnya, apa itu jerawat? Jerawat merupakan sebuah inflamasi primer pada unit pilosebasea yang patogenesisnya multifaktorial dan mengenai empat elemen dengan mekanisme terkait yaitu: produksi sebum yang meningkat, infundibulum folikular yang terhiperkeratinisasi, inflamasi, serta Cutibacterium acnes (sebelumnya P acnes). Dari empat elemen tersebut yang saling berkaitan satu sama lain, maka terbentuklah jerawat.
Terdapat beberapa penyebab produksi minyak yang meningkat, salah satunya adalah meningkatnya hormon androgen. Hormon ini meningkat saat masa pubertas yang dialami oleh remaja dan akan mulai mengalami penurunan saat masa pubertas sudah lewat. Namun, tidak sedikit orang dewasa yang seringkali terlihat masih memiliki masalah dengan jerawat.Â
Terdapat sebuah studi yang melibatkan orang kembar yang membuktikan bahwa jerawat sangat memungkinkan untuk diturunkan, sehingga faktor genetik pun memegang peran yang penting disini. Selain itu, stress serta kualitas hidup yang kurang sehat pun  berpengaruh.
Dampak Jerawat pada Fisik dan Mental
Secara fisik, jerawat sangat memungkinkan untuk meninggalkan bekas. Bisa berupa Post-Inflammatory Hyperpigmentation (bekas kecoklatan) ataupun Post-Inflammatory Erythema (bekas kemerahan). Bekas seperti ini bisa dirawat menggunakan skincare dan akan memudar seiring berjalannya waktu. Adapun berupa bopeng (rolling, icepick, boxcar) dan keloid yang membutuhkan bantuan dermatologis untuk menyembuhkannya.
Jerawat pun bisa meninggalkan bekas pada mental seseorang. Jerawat menyebabkan efek negatif terhadap kepercayaan diri penderitanya, terutama pada perempuan yang menderita severe acne (jerawat parah). Hal ini menunjukkan bahwa beberapa orang yang pernah mengalami masalah jerawat memiliki tingkat insecure yang tinggi.
Beberapa hal yang menunjukkan seorang acne fighter (sebutan bagi para pejuang jerawat) merasa insecure adalah cenderung suka menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi, padahal jerawat merupakan hal yang normal dan diluar kontrol kita sebagai manusia. Hal lainnya adalah merasa cemas jika bertemu banyak orang, takut akan apa yang orang lain katakan tentang jerawatnya. Ada pula saat dimana rasa cape dengan kondisi kulit datang dan merasa dirinya tidak pantas untuk orang lain.
Seorang dermatologis melakukan penelitian akan pengaruh dari umur, jenis kelamin, tingkat keparahan, serta perlakuan dari orang-orang sekitar terhadap kepercayaan diri para penderita jerawat.
Umur
Anak yang memiliki jerawat di waktu yang lebih awal dari anak-anak lainnya cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih rendah dan sulit untuk berhubungan dengan orang lain. Pada umur yang masi belia, anak-anak masi sangat suka mengejek. Hal seperti ini yang akan membekas dalam dirinya.
Jenis kelamin
Terlepas dari jenis kelaminnya, laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki pengaruh yang penting pada ekspektasi masyarakat akan pentingnya berpenampilan sempurna. Para pejuang jerawat merasa dirinya kurang pantas untuk orang lain.
Tingkat Keparahan Jerawat
Orang dengan tingkatan jerawat yang parah akan memiliki dampak yang lebih besar pada kualitas hidup dan kepercayaan dirinya. Hal ini kembali pada dirinya sendiri untuk melihatnya secara subjektif atau objektif. Jika dia melihat secara subjektif dimana dia melihat bahwa tingkatan jerawatnya lebih parah dari pemeriksaan objektif oleh dermatologis, hal yang bisa dilakukan adalah melakukan terapi ke psikologi.
Ejekan dan Buli
Dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang dengan masalah jerawat tidak bisa menghindari ataupun mengontrol ejekan dan hinaan dari lingkungan sekitarnya. Namun, dermatologis bisa menilai dampak hinaan tersebut terhadap kepercayaan diri seseorang walaupun tidak bisa terlihat dalam catatan kesehatan.
Selain hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, dermatologis pun melihat adanya keterkaitan antara jerawat dengan depresi dan bunuh diri.
Mindset bagi Acne Fighters untuk tetap Percaya Diri
Kini kamu tahu bahwa jerawat memiliki hubungan yang cukup erat dengan insecurity bahkan depresi. Berikut beberapa cara berpikir untuk mengurangi rasa insecure bagi para pejuang jerawat:
1.Kamu lebih dari apa yang ada pada wajahmu.
Kamu adalah seseorang dengan kepribadian yang hebat. Seseorang dengan mimpi yang besar.
2.Ini bukanlah kesalahanmu.
Hal ini berada diluar kendalimu, jadi jangan menyalahkan dirimu sendiri.
3.Orang lain tidak perlu tahu perjuanganmu.
Kamu tidak memiliki tanggung jawab untuk selalu menjelaskan kondisimu kepada orang lain kok.
4.Hanya kamu yang berhak atas tubuhmu.
Sering mendapat rekomendasi dari orang lain untuk jerawatmu? Sangat boleh bagi kamu untuk tidak peduli. Karena nyatanya, kamu yang paling tahu tentang kondisimu dan mana yang terbaik untukmu.
5.Jangan biarkan kondisi kulitmu mengambil alih kehidupanmu.
Ada banyak hal di luar sana yang perlu kamu jelajahi, jangan hanya terfokus pada wajahmu.
6.Kamu pasti bisa sembuh.
Mungkin bukan sekarang, tapi pasti sembuh!
Daftar Pustaka
Zaenglein, Andrea L. (2018). Acne Vulgaris. The New England Journal of Medicine, 379(14), 1343. Doi: https://doi.org/10.1056/NEJMcp1702493
Gallitano, S.M., Berson, D.S. How Acne Bumps Cause the Blues: The Influence of Acne Vulgaris on Self-Esteem. (2018). International Journal of Women's Dermatology, 4(1), 12-17. Doi: https://doi.org/10.1016/j.ijwd.2017.10.004
https://www.alodokter.com/acne-vulgaris-jenis-penyebab-dan-penanganan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H