Apakah kalian pernah melihat boneka monster atau gantungan kunci bayi lucu ini di feed media sosial? Boneka ini dikenal dengan nama Labubu atau Crybaby. Mereka adalah bagian dari seri karakter populer dari Pop Mart, sebuah perusahaan asal Tiongkok yang mengkhususkan diri pada mainan desainer. Industri ini diam-diam menjadi raksasa global dengan valuasi miliaran dolar, mengguncang dunia kolektor dari Jepang hingga Amerika Serikat. Fenomena ini bahkan mengaburkan batas antara seni, hiburan, dan perilaku konsumen.
Meskipun Pop Mart tampak baru mendapatkan sorotan, sebenarnya perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 2010 dan didirikan oleh Wang Ning. Awalnya, Pop Mart adalah toko ritel yang menjual berbagai produk, namun kemudian mengalihkan fokusnya pada mainan seni setelah menyadari minat besar di pasar tersebut. Kini, Pop Mart telah mendunia, dengan antrean panjang di berbagai lokasi dan penggemar yang rela menunggu untuk mendapatkan koleksi terbaru mereka.
Keunikan Pop Mart terletak pada cara mereka mengemas produk melalui blind box. Jika Anda belum familier, blind box adalah kotak kecil tanpa petunjuk tentang figur apa yang ada di dalamnya. Sensasi ketidakpastian ini menjadi daya tarik utama, membuat para penggemar terus kembali untuk mencoba keberuntungan mereka. Walau Blind box atau surprise toys sebenarnya bukan konsep baru. Koleksi seperti kartu mainan dan telur Kinder sudah lama menjadi favorit, namun yang membedakan Pop Mart adalah fokusnya pada nilai seni. Mainan ini tidak dirancang untuk memiliki fungsi praktis, melainkan untuk memberikan kebahagiaan visual. Ketika melihat koleksi Pop Mart, Anda akan menemukan beragam gaya yang dirancang untuk memenuhi berbagai selera.
Kesuksesan Pop Mart juga didukung oleh kemampuannya membangkitkan rasa nostalgia. Saat kecil, saya ingat bagaimana menabung demi gantungan kunci Hello Kitty atau menantikan hadiah dari Happy Meal McDonald's bisa menjadi momen berharga. Kini, banyak orang ingin menyembuhkan inner child mereka dengan menghidupkan kembali hal-hal yang membuat mereka bahagia di masa kecil. Membeli mainan-mainan ini menjadi cara sederhana untuk menghadiahi diri sendiri tanpa merasa bersalah.
Selain itu, komunitas online yang antusias menjadi iklan terbaik bagi Pop Mart. Orang-orang sering membagikan pengalaman mereka membuka blind box di media sosial, menciptakan efek domino yang mengundang lebih banyak orang untuk ikut mencoba. Aktivitas ini bahkan bisa menjadi pengalaman sosial---baik dilakukan bersama teman-teman maupun sekadar menikmati momen kegembiraan secara virtual.
Kesimpulan: Seni di Era Konsumsi Modern
Labubu dan Pop Mart bukan sekadar fenomena koleksi; mereka mencerminkan cara kita memaknai seni dan konsumsi di era modern. Dalam kotak-kotak kecil itu, tersembunyi bukan hanya figurin, tetapi juga emosi---rasa penasaran, kebahagiaan, dan nostalgia. Fenomena ini menunjukkan bahwa seni tidak lagi terbatas pada galeri atau museum, tetapi hadir di dalam kehidupan sehari-hari, bahkan melalui mainan kecil. Namun, di balik kegembiraan ini, ada pertanyaan yang perlu direnungkan: sejauh mana blind box mendorong konsumsi berlebihan, dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan? Pop Mart, dengan segala daya tariknya, adalah cerminan dari bagaimana dunia modern merangkul seni dan emosi, tetapi juga perlu bertanggung jawab terhadap masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H