1. Reverse OsmosisÂ
      Metode ini merupakan metode paling umum digunakan dengan memompa air laut melalui membran semi -  permeabel yang memungkinkan molekul air untuk melewati tetapi menahan garam dan kontaminasi lainnya.
2. Distilasi
      Metode ini melibatkan pemanasan air luat hingga terjadi penguapan air laut, kemudian mengkondensasi uap tersebut menjadi air tawar. Metode ini terbilang cukup efektif namun memerlukan biaya yang mahal dan energi yang banyak.
PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN MINERAL AIR LAUT DAN GALIAN C
      Pemanfaatan sumber daya alam, khususnya mineral dari air laut dan galian C, merupakan aspek penting dalam pembangunan ekonomi dan industri di Indonesia. Air laut mengandung berbagai mineral yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti garam, magnesium, kalsium. Sebagai contoh garam, tidak hanya berfungsi sebagai penambah rasa makanan, namun sebagai bahan baku dalam industri kimia, farmasi dan pengolahan makanan. Dalam sektor pertanian, air laut dapat dilakukan desalinansi untuk menghasilkan air tawar, juga menghasilkan limbah berupa air garam yang dapat dimanfaatkan untuk di ekstrak mineralnya.
Galian C merupakan berbagai jenis mineral dan bahan tambang seperti pasir, kerikil, dan batu yang memiliki fungsi penting dalam pembangunan infrastruktur dan industri konstruksi. Biasanya galian C ini digunakan sebagai bahan baku untuk pembangunan jalan, jembatan, gedung dan berbagai proyek infrastruktur lainnya. Kegiatan galian C ini memberikan dampak positif kepada para pekerja untuk meningkatkan perekonomian lokal, namun perlu diingat bahwa kegiatan pertambangan ini juga harus memperhatikan kondisi lingkungan agar tidak menyebabkan kerusakan ekosistem, pencemaran dan penurunan kualitas tanah.
PENGELOLAAN ARKEOLOGI MARITIM
      Arkeologi maritim merupakan disiplin ilmu yang mempelajari warisan budaya yang terletak di bawah permukaan laut, termasuk kapal karam, situs pemukiman pesisir dan artefak yang terkait dengan aktivitas manusia di laut. Pengelolaan arkeologi maritim menjadi semakin penting mengingat meningkatnya ancaman terhadap situs -- situs bersejarah tersebut. Seperti perubahan iklim, polusi dan aktivitas pertambangan dan pembangunan infrastruktur. Tantangan yang sekarang dihadapi adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya situs -- situs ini, di mana lokasi situs ini terletak di bawah permukaan laut yang menyebabkan para masyarakat berpikir bahwa situs tersebut tidaklah bernilai dibanding situs yang berada di daratan. Program edukasi harus segera dilaksanakan agar tumbuh rasa bertanggung jawab terhadap warisan budaya yang ada di sekitar mereka.
      Pengelolaan arkeologi maritim diperlukan kerja sama antar pemerintah, akademisi dan organisasi non -- pemerintah. Pemerintah perlu menetapkan regulasi yang jelas terkait perlindungan situs arkeologi yang berada di bawah permukaan laut, termasuk larangan terhadap aktivitas yang dilakukan di sekitar situs yang dapat merusak situs tersebut. Para peneliti dan akademisi juga diperlukan untuk melakukan survei untuk mengetahui kondisi terkini dan memberikan strategi yang tepat untuk pengelolaan berlanjut. Penggunaan teknologi modern juga sangat membantu memainkan peran penting dalam pengelolaan arkeologi maritim. Dengan menggunakan teknologi pemetaan bawah laut seperti sonar dan pemindaian 3D, memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi dan memetakan situs arkeologi tersebut lebih akurat. Secara keseluruhan, pengelolaan arkeologi maritim merupakan upaya yang kompleks dan multidimensioanl. Melalui pendidikan, regulasi yang ketat dan inovasi teknologi di harapkan dapat mengelola dan terus memberikan wawasan dan pengetahuan sejarah manusia dan interaksi dengan lingkungan laut.
SUMBER DAYA HAYATI DAN TEKNOLOGI PERIKANAN LAUT